Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspada Cacar Monyet, Sekali Lagi Kenali Gejala-gejalanya

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Ilustrasi Virus Monkeypox atau Cacar Monyet. newscientist.com
Ilustrasi Virus Monkeypox atau Cacar Monyet. newscientist.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Cacar monyet atau monkeypox merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis).

Virus monkeypox merupakan anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola yang menjadi penyebab cacar Smallpox dan virus vaccinia yang digunakan dalam vaksin cacar Smallpox.

Dikutip dari Dinkes.kulonprogokab.go.id, Organisasi Kesehatan Dunia disingkat WHO melaporkan setidaknya sudah ada lebih dari 200 kasus cacar monyet di 20 negara. Namun kabar baiknya hingga saat ini belum ada temuan dan laporan kasus cacar monyet di Indonesia.

Masa inkubasi atau interval dari infeksi sampai timbulnya gejala cacar monyet biasanya 6-16 hari, tetapi dapat juga berkisar dari 5-21 hari.

Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, adapun gejala-gejala dari cacar monyet ini, meliputi:
1. Demam
2. Sakit kepala
3. Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)
4. Nyeri punggung dan otot
5. Lemas

Setelah mengalami gejala awal atau fase prodromal, maka fase selanjutnya yaitu fase erupsi. Dalam fase ini akan muncul ruam atau lesi pada kulit, dan biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.

Ruam atau lesi pada kulit berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14-21 hari. Secara umum, kelompok usia yang lebih muda dinilai lebih rentan terkena penyakit monkeypox.

Meskipun penyakit ini menular, kasus kematian yang dilaporkan kurang dari 10 persen, dan sebagian besar di antaranya adalah anak-anak.

Jika Anda memiliki gejala mirip monkeypox dan pernah kontak dengan orang atau hewan yang dicurigai cacar monyet atau memiliki riwayat perjalanan dari wilayah yang melaporkan kasus, maka Anda tidak perlu panik. Segeralah konsultasi dan berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

RINDI ARISKA
Baca : Ketahui 3 Jenis Cacar, Pernah Kena Cacar Air Waspada Cacar Api

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Kualitas Udara Jakarta Paling Buruk Nomor 5 di Indonesia, Begini Tanggapan Heru Budi Hartono

7 jam lalu

Warga menggunakan masker saat berkendara di Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2019. Jakarta masuk dalam 4 kota dengan pencemaran udara terburuk di dunia setelah Dubai, New Delhi, dan Santiago. Indeks kualitas udara Jakarta menyentuh angka 164, masuk dalam kategori tidak sehat (151-200). TEMPO/Muhammad Hidayat
Kualitas Udara Jakarta Paling Buruk Nomor 5 di Indonesia, Begini Tanggapan Heru Budi Hartono

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono enggan banyak berkomentar mengenai kualitas udara di Ibu Kota yang masuk kategori tidak sehat dalam beberapa hari terakhir.


WHO Waspadai Kemunculan Disease X, Penyakit Misterius yang Bisa Sebabkan Pandemi Lebih Mematikan

1 hari lalu

WHO Waspadai Kemunculan Disease X, Penyakit Misterius yang Bisa Sebabkan Pandemi Lebih Mematikan

Setelah Covid-19 dinyatakan tidak lagi menjadi penyakit darurat, WHO mewaspadai kemunculan disease X sebagai penyakit baru yang mematikan.


Taiwan Gagal Dapat Undangan Pertemuan Tahunan WHO

6 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terlihat di dekat kantor pusatnya di Jenewa, Swiss, 2 Februari 2023. REUTERS/Denis Balibouse
Taiwan Gagal Dapat Undangan Pertemuan Tahunan WHO

Taiwan batal menghadiri pertemuan tahunan WHO karena badan tersebut memutuskan untuk tidak mengundangnya atas desakan Cina.


CDC Serukan Para Dokter Siaga Cacar Monyet Mewabah Lagi

8 hari lalu

Sejumlah orang menunggu untuk divaksinasi di sebuah lokasi vaksinasi cacar monyet di New York, Amerika Serikat (AS), 14 Juli 2022. AS meningkatkan kapasitas tes dan pasokan vaksin untuk mengatasi wabah cacar monyet seiring lebih dari 1.000 kasus terkonfirmasi telah dilaporkan secara nasional. Xinhua/Michael Nagle
CDC Serukan Para Dokter Siaga Cacar Monyet Mewabah Lagi

CDC mengingatkan kembali kalau pada waktu sekarang di tahun yang lalu kasus cacar monyet--sekarang disebut mpox--bermunculan di banyak negara di dunia


Hipertensi Sering Menyebabkan Sakit Kepala, Ini Penanganan yang Disarankan Dokter

11 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Sering Menyebabkan Sakit Kepala, Ini Penanganan yang Disarankan Dokter

Pada umumnya urgensi hipertensi muncul dengan gejala yang lain, seperti pandangannya kabur, muntah-muntah, kesemutan, dan hingga gangguan neurologi.


Anggota WHO Eropa Tutup Kantor Regional di Rusia, Pindah ke Denmark

13 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terlihat di dekat kantor pusatnya di Jenewa, Swiss, 2 Februari 2023. REUTERS/Denis Balibouse
Anggota WHO Eropa Tutup Kantor Regional di Rusia, Pindah ke Denmark

Negara anggota WHO di Eropa telah mempertimbangkan pemindahan Kantor Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Eropa dari Rusia


Nyamuk Jadi Hewan yang paling Banyak Bunuh Manusia, Kok Bisa?

13 hari lalu

Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)
Nyamuk Jadi Hewan yang paling Banyak Bunuh Manusia, Kok Bisa?

Alasan utamanya adalah nyamuk merupakan vektor dari banyak penyakit zoonosis, terutama malaria. Simak selengkapnya di sini:


Kenali Apa Itu Penyakit Lupus, Jenis dan Gejalanya

16 hari lalu

Ilustrasi penyakit Lupus. entresemana.mx
Kenali Apa Itu Penyakit Lupus, Jenis dan Gejalanya

Penyakit Lupus menyerang sistem kekebalan tubuh. Kebanyakan penderitanya adalah perempuan. Bagaimana gejala lupus?


AS Desak WHO Undang Taiwan Sebagai Pengamat dalam Pertemuan Mei

19 hari lalu

Menteri Luar Negeri A.S. Antony Blinken. REUTERS/Kevin Mohatt
AS Desak WHO Undang Taiwan Sebagai Pengamat dalam Pertemuan Mei

Cina mulai memblokir partisipasinya dalam sidang tahunan WHO sejak 2017, dalam kampanye diplomatik untuk mengisolasi Taiwan.


WHO Cabut Status Darurat Covid-19, Berikut Kilas Balik Munculnya Covid-19

19 hari lalu

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
WHO Cabut Status Darurat Covid-19, Berikut Kilas Balik Munculnya Covid-19

Covid-19 pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.