TEMPO.CO, Jakarta - Serangan jantung adalah gangguan aliran darah di pembuluh darah jantung sehingga otot jantung mengalami kerusakan atau disebut juga infark miokard. Penyebab utama kondisi ini adalah penyakit jantung koroner.
Spesialis jantung dan pembuluh darah Denio A. Ridjab mengatakan perburukan kondisi pasien yang mengalami serangan jantung bisa dihindari dengan tindakan Intervensi Koroner Perkutan Primer (Primary Percutaneous Coronary Intervention) atau Angioplasty Primer.
"Itu adalah prosedur medis untuk memulihkan aliran darah ke jantung dengan cara mengatasi sumbatan atau penyempitan pada arteri koroner yang diakibatkan oleh aterosklerosis, yakni penumpukan deposit kolesterol di arteri," jelas Denio.
Intervensi Koroner Perkutan Primer dilakukan dengan meregangkan area arteri koroner yang menyempit memakai balon yang terpasang pada kateter atau selang kecil yang fleksibel, masuk ke tubuh untuk menuju arteri yang bermasalah. Ia menjelaskan kondisi serangan jantung termasuk dalam kegawadaruratan yang butuh waktu penanganan sesegera mungkin oleh tim gawat darurat dan spesialis jantung.
Kematian akibat serangan jantung bisa terjadi akibat terlambat mendapatkan penanganan medis. Apabila serangan jantung yang luas, parah, terlambat atau tidak tertangani dengan baik maka kemungkinan komplikasi yang ditimbulkan akibat serangan jantung akan semakin berat, antara lain gangguan irama jantung atau aritmia, gagal jantung, syok kardiogenik, dan henti jantung yang dapat berujung pada kematian.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sedikitnya 15 dari 1.000 orang atau sekitar 2.784.064 orang di Indonesia menderita penyakit jantung sehingga penyakit jantung koroner menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Saat ini penyakit jantung mulai dialami pada usia muda, sekitar 30-50 tahun. Sebagian besar serangan jantung identik dengan gejala seperti nyeri dada, rasa tidak nyaman seperti tertekan, sensasi terbakar, sakit di dada sebelah kiri atau tengah, kemudian menjalar sampai ke punggung, rahang, lengan, nyeri memberat saat beraktivitas. Lalu, gejala lain seperti sesak napas, muncul keringat dingin, mual, muntah, dan pusing.
Bisa juga, gejala serangan jantung mirip dengan keluhan GERD atau maag. Bahkan, ada juga penderita serangan jantung yang tidak mengalami gejala namun langsung mengalami henti jantung atau mati mendadak.
Baca juga: Pertolongan Pertama Orang Awam untuk Pasien saat Serangan Jantung