Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Obat Jenis Antibiotik Harus Dihabiskan Sesuai Resep Dokter

Reporter

image-gnews
Ilustrasi antibiotik (pixabay.com)
Ilustrasi antibiotik (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika melakukan pemeriksaaan ke dokter, seringkali dokter meresepkan obat jenis antibiotik kepada pasiennya. Dokter juga memberikan saran bahwa obat jenis antibiotik itu harus dihabiskan sesuai jumlah yang diresepkan. Namun, tidak jarang, sebelum obat antibiotik yang diresepkan habis, badan sudah terasa sehat sehingga tak jarang pasien tidak menghabiskannya.

Padahal, dokter menganjurkan untuk tetap menghabiskan obat antibiotik tersebut meski tubuh sudah merasa sembuh dan sehat. Lantas mengapa dokter seringkali merekomendasikan hal tersebut? Apakah ada dampak negatif jika obat antibiotik tidak dihabiskan sesuai yang diresepkan oleh dokter?

Dilansir dari dinkes.jayapurakab.go.id, antibiotik adalah jenis obat yang digunakan untuk membunuh bakteri. Apabila seorang pasien yang tidak menghabiskan obat jenis antibiotik yang diresepkan dokter dapat memicu terjadinya resistensi antibiotik.

Hal ini karena ada kemungkinan bakteri yang menginfeksi belum sepenuhnya mati sehingga sisa bakteri yang masih hidup bisa berpotensi bermutasi dan menginfeksi ulang. Bakteri ini melakukan beberapa cara untuk membentuk resistensi, di antaranya memproduksi enzim yang merusak antibiotik, mengalami perubahan dinding/membran sel bakteri sehingga obat tidak bisa masuk, dan perubahan jumlah reseptor obat di sel bakteri yang menyebabkan obat tidak bisa berikatan. Ketika bakteri bermutasi, maka bakteri akan lebih kebal terhadap antibiotik tertentu sehingga sulit dimatikan.

Dikutip dari primayahospital.com, dokter meresepkan antibiotik, termasuk berapa hari konsumsinya, berdasarkan diagnosis lewat pemeriksaan. Sementara itu, kondisi pasien berbeda-beda.  Hal ini membuat tidak ada rumus pasti berapa hari antibiotik digunakan. Umumnya, dokter meresepkan obat ini paling cepat tiga hari dan maksimal satu minggu. Tentunya, durasi yang sudah ditetapkan ini telah melalui proses pertimbangan dari dokter.

Dengan demikian, sebaiknya tetap minum obat antibiotik sampai habis walaupun tubuh sudah merasa sehat dan sembuh. Melansir dari rsudmuhammadsani.karimunkab.go.id, untuk mengetahui durasi untuk berhenti atau tidaknya mengonsumsi antibiotik, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu kepada dokter.

NAOMY A. NUGRAHENI 

Baca: Jangan Sembarangan Minum Antibiotik, ini Bahayanya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

5 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.


Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

6 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.


Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

15 hari lalu

Ilustrasi pria menggunakan ponsel di toilet. buzznigeria.com
Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.


Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

27 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan militer Israel telah menarik tank dan kendaraan dari kompleks rumah sakit Al Shifa setelah dua pekan


Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

27 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja di kantor. shutterstock.com
Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.


Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

30 hari lalu

Sebuah tanda tergantung di gerbang sebuah gedung di Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, 6 Juli 2023. REUTERS/Brian Snyder
Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

32 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

32 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.


Dokter Jelaskan Fase Kritis Demam Berdarah yang Bisa Mematikan

33 hari lalu

Suasana di salah satu ruangan bangsal anak khusus pasien terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu, 11 Maret 2020. Hingga Rabu siang, jumlah kasus DBD di NTT sudah mencapai 3.109 kasus dengan jumlah korban yang meninggal mencapai 37 orang yang tersebar di 22 kabupaten dan kota se-NTT. ANTARA/Kornelis Kaha
Dokter Jelaskan Fase Kritis Demam Berdarah yang Bisa Mematikan

Penyakit demam berdarah dengue yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti mempunyai tiga fase pada pasien.


Dalam Tiga Bulan, 5 Persen Pasien Demam Berdarah di RS Hasan Sadikin Bandung Meninggal

33 hari lalu

Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. (rshs.or.id)
Dalam Tiga Bulan, 5 Persen Pasien Demam Berdarah di RS Hasan Sadikin Bandung Meninggal

Kondisi pasien demam berdarah dengue yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung tergolong berat.