TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit demielinasi atau demyelinating disease adalah suatu kondisi yang menyebabkan kerusakan pada lapisan pelindung saraf. Pasalnya, sebagian besar saraf di tubuh ditutupi lapisan pelindung yang disebut myelin.
Myelin terdiri dari serangkaian lapisan yang berfungsi memfasilitasi transmisi pesan dari otak bergerak cepat dan lancar melalui tubuh atau dianalogikan sama seperti pembungkus kabel listrik. Untuk lebih jelasnya, melansir dari Healthline, dalam neuron yang tidak bermyelin, sinyal listrik bergerak sekitar 1 meter per detik. Di sisi lain, pada pasien yang memiliki myelin, ia bergerak dengan kecepatan 100 meter per detik.
Kerusakan myelin dinamakan demielinasi Jika myelin ini rusak, sel saraf dapat terganggu dan mengalami kerusakan sehingga fungsi saraf untuk mengatur fungsi tubuh juga terganggu. Mengutip dari Mayo Clinic, ketika selubung myelin rusak, impuls saraf melambat atau bahkan berhenti, menyebabkan masalah neurologis.
Hilangnya myelin dapat menyebabkan defisit neurologis, seperti perubahan penglihatan, kelemahan, perubahan sensasi, dan masalah perilaku atau kognitif (berpikir). Beberapa penyebab demyelinasi adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, atau peradangan, misalnya karena penyakit autoimun.
Penyakit demielinasi yang paling umum adalah multiple sclerosis, gangguan autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang myelin otak, sumsum tulang belakang, dan/atau mata. Hingga saat ini belum ada pengobatan untuk menyembuhkan demielinasi.
Gejala
Demielinasi yang mempengaruhi tulang belakang bagian bawah atau saraf tulang belakang menyebabkan perubahan sensorik atau kelemahan kaki. Ini juga dapat mengurangi kontrol usus dan kandung kemih. Demielinasi di otak dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti gangguan memori atau penurunan penglihatan. Mengutip dari Very Well Health, gejala umum penyakit demielinasi meliputi:
-Masalah kandung kemih dan/atau usus
-Kesulitan mengunyah atau menelan
-Konsentrasi hilang
-Kehilangan koordinasi motorik
-Kelelahan
-Memori terganggu
-Kehilangan atau berkurangnya penglihatan
-Perubahan suasana hati atau perilaku
-Mati rasa atau kesemutan di tangan, kaki, lengan, tungkai, atau wajah
-Bicara cadel
-Kesulitan berjalan
-Kelemahan di otot lengan atau kaki
-Hilangnya refleks dan keseimbangan
Dalam beberapa kondisi demielinasi, seperti cerebral adrenoleukodystrophy (CALD), efeknya tidak membaik, bahkan bisa berakibat fatal. Penyebab demielinasi dapat dikaitkan dengan berbagai kondisi sebagai berikut:
Proses infeksi dan autoimun
Adanya kegagalan yang terjadi dalam sistem kekebalan tubuh sehingga membuat sel-sel saraf yang membentuk myelin menyerang seolah-olah berbahaya.
Metabolik
Dalam hal ini, enzim yang berpartisipasi dalam metabolisme molekul yang membentuk myelin diubah dengan cara tertentu. Demielinisasi juga dapat terjadi karena ketidakseimbangan elektrolit atau bahkan kerusakan atau kegagalan fungsi hati.
Vaskular
Kekurangan oksigen atau terus berkurangnya aliran darah ke otak juga dapat menyebabkan hilangnya myelin.
Racun dan gizi buruk
Konsumsi obat-obatan dan zat-zat tertentu yang beracun bagi tubuh mungkin tidak dengan sendirinya menyebabkan penyakit demielinasi, tetapi dapat berkontribusi pada perkembangan mereka jika faktor-faktor lain ditambahkan. Penelitian lain menunjukkan malnutrisi dini, seperti malnutrisi protein energi (EPE), dapat menyebabkan berkurangnya pertumbuhan otak dan memengaruhi proses mielinisasi.
Pengobatan
Karena demielinasi memiliki penyebab yang sangat berbeda, perawatan akan tergantung pada penyebab. Namun, sebagian besar penyakit demielinasi tidak memiliki obat dan kemungkinan perawatannya sedang diselidiki. Biasanya, mielin beregenerasi dengan sendirinya.
Jika ada sedikit atau tidak ada kerusakan saraf, gejala dapat teratasi dan pemulihan neurologis mungkin terjadi. Saat ini, tidak ada pengobatan yang dapat memulihkan atau membangun kembali mielin. Beberapa strategi yang dapat membantu mencegah demielinasi cenderung difokuskan pada meringankan gejala, mencegah perkembangan kerusakan atau pencegahan, seperti:
-Mengendalikan kadar vitamin D, B12, dan asam folat untuk mengembalikan myelin
-Sebagai metode pencegahan juga dianjurkan untuk mengonsumsi dosis kolesterol baik yang cukup agar otak tetap sehat. Untuk ini, penting untuk makan lemak baik, yaitu omega-3 dan omega-6, seperti ikan salmon, kacang-kacangan, alpukat, minyak zaitun, dan biji-bijian.
-Diet seimbang dan sehat untuk mencegah dan mengurangi dampak kondisi demielinasi.
-Jangan lupa, pendekatan neuropsikologis pasien ini sangat penting untuk membantu mempertahankan fungsi kognitif sebanyak mungkin dan memastikan kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Benarkah Puasa Intermiten Bantu Sembuhkan Kerusakan Saraf?