Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Hepatitis Sedunia, Pentingnya Deteksi Dini Demi Pengobatan Optimal

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Managing Director Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia George Stylianou menjelaskan pentingnya deteksi dini penyakit Hepatitis penting untuk mendapatkan pengobatan yang optimal.

"Memperingati Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada Kamis 28 Juli ini, MSD Indonesia memiliki harapan agar masyarakat sadar pentingnya pemahaman yang tepat pada Hepatitis, deteksi dini, dan akses pengobatannya yang optimal," kata George dalam keterangan pers pada Kamis 28 Juli 2022.

Menurut dia, keterbatasan ekonomi dan sosial dapat menimbulkan ketimpangan dan tantangan bagi masyarakat untuk mendapatkan pengobatan optimal dengan kualitas yang tinggi. Namun, akses pengobatan yang optimal dan deteksi dini nantinya memiliki peranan yang besar dalam menurunkan angka penderita Hepatitis C dan risiko penularannya.

Bertepatan dengan Hari Hepatitis Sedunia, Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia menegaskan pentingnya kesadaran terhadap masalah hepatitis di Indonesia dan akses pengobatan bagi masyarakat.

Dengan tema nasional tahun ini “Mendekatkan Akses Pengobatan Hepatitis karena Hepatitis Tidak dapat Menunggu”, diharapkan adanya peningkatan upaya penanggulangan melalui pencegahan, pengendalian penyakit hepatitis di Indonesia.

Hepatitis merupakan penyakit menular dalam bentuk peradangan hati yang disebabkan oleh virus dan menjadi salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat di dunia, termasuk Indonesia.

Virus Hepatitis B dan C ini menyebabkan sekitar 1,5 juta penduduk dunia meninggal setiap tahunnya. Situasi itu tergambarkan dengan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 dimana prevalensi pengidap hepatitis di Indonesia adalah 0,4 persen.

Hepatitis C menjadi salah satu jenis hepatitis prioritas dan sorotan saat ini di Indonesia karena risiko penularannya yang tinggi. Pasien dengan penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis memiliki presentasi risiko tinggi untuk terinfeksi virus Hepatitis C, yaitu sebesar 15,16 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ironisnya, risiko terinfeksi virus Hepatitis C akan semakin meningkat apabila semakin lama waktu pasien tersebut menjalani hemodialisis. Prevalensi Hepatitis C pada pasien hemodialisis masih tetap tinggi karena pasien tersebut memiliki kecenderungan untuk menularkan virus Hepatitis C ke pasien Hemodialisis lainnya. Hal itu juga dipicu karena pasien hemodialisis dengan Hepatitis C jarang mendapatkan pengobatan yang optimal.

Melalui momentum Hari Hepatitis Sedunia yang diperingati tiap tanggal 28 Juli, diharapkan semua pihak baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat berkolaborasi untuk mewujudkan generasi bebas hepatitis. "Di MSD, kami bekerja dengan mengutamakan inovasi terhadap pengobatan yang optimal bagi pasien dan terus memastikan pengobatan ini dapat diakses oleh pasien yang membutuhkan. Kami sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk merealisasikan komitmen Pemerintah Indonesia dalam mengeliminasi Hepatitis C pada tahun 2030."

Di Indonesia, saat ini telah tersedia terapi anti Hepatitis C Virus golongan Direct Acting Antivirus (DAA) yang telah terbukti secara klinis mencapai respon kesembuhan lebih dari 95 persen.

Kombinasi Elbasvir dan Grazoprevir dari Golongan DAA direkomendasikan untuk pasien dewasa dengan infeksi kronis hepatitis C (dengan atau tanpa sirosis) yang telah dibuktikan dengan efektifitas dan keamanannya. Sebagai tambahan, DAA dapat diberikan pada populasi pasien dengan gagal ginjal kronis (hemodialisa) maupun pasien geriatri. Adanya inovasi pengobatan ini menambah tingkat pengobatan pasien hepatitis C menjadi lebih optimal.

Selain itu, upaya-upaya pencegahan infeksi Hepatitis C bagi pasien Hemodialisis juga penting dilakukan, yaitu dengan menjalani standar prosedur pengendalian infeksi meliputi perilaku higienis yang terbukti secara efektif dapat mencegah penularan melalui darah dan cairan yang terkontaminasi diantara pasien. Melakukan upaya disiplin dalam menjaga kebersihan tangan, keamanan injeksi, dan pembersihan lingkungan.

Baca: Ketahui 5 Jenis Hepatitis: Semuanya Mempengaruhi Hati Anda

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Jenis Vaksinasi yang Dianjurkan sebelum Bepergian

11 hari lalu

Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)
Jenis Vaksinasi yang Dianjurkan sebelum Bepergian

Orang yang akan bepergian disarankan melakukan vaksinasi sesuai kebutuhan dua pekan sebelum keberangkatan agar antibodi terbentuk optimal.


Pentingnya Deteksi Dini Preeklamsia di Masa Kehamilan

12 hari lalu

Ilustrasi hamil (pixabay.com)
Pentingnya Deteksi Dini Preeklamsia di Masa Kehamilan

Preeklamsia merupakan kondisi sebelum terjadinya eklamsia, yang merupakan komplikasi pada kehamilan sehingga diperlukan deteksi dini.


Penularan Hepatitis B Mayoritas Ditularkan dari Ibu ke Anak, Cegah dengan Ini

16 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
Penularan Hepatitis B Mayoritas Ditularkan dari Ibu ke Anak, Cegah dengan Ini

Penularan hepatitis B, C, dan D dari ibu ke anak umumnya secara langsung ketika hamil melalui plasenta yang akan dibawa hingga bayi lahir


Rapper Big Naughty Alami Hepatitis A, Ketahui Gejala dan Penularannya

17 hari lalu

Rapper Korea Big Naughty. FOTO/Instagram
Rapper Big Naughty Alami Hepatitis A, Ketahui Gejala dan Penularannya

Big Naughty, rapper asal Korea Selatan alami hepatitis A membuatnya membatalkan konser di Keimyung University. Apa itu hepatitis A?


Faktor Risiko Sirosis Hati, Termasuk Minum Alkohol dan Obesitas

23 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock.com
Faktor Risiko Sirosis Hati, Termasuk Minum Alkohol dan Obesitas

Selain minum alkohol, infeksi virus, gangguan metabolisme tubuh, obesitas, diabetes, serta kolesterol juga menjadi faktor risiko sirosis hati.


Kesadaran Wanita Lakukan Deteksi Dini Kanker Serviks Perlu Terus Ditingkatkan

42 hari lalu

Roadshow #SupportAllWoman by Bio Farma/Bio Farma
Kesadaran Wanita Lakukan Deteksi Dini Kanker Serviks Perlu Terus Ditingkatkan

Deteksi dini kanker serviks penting dilakukan untuk menurunkan angka kematian secara drastis, selain itu juga mencegah kanker serviks berkembang.


Penyebab Kanker Kolorektal, Gaya Hidup dan Makanan Tak Sehat

52 hari lalu

Ilustrasi kanker usus besar. shutterstock
Penyebab Kanker Kolorektal, Gaya Hidup dan Makanan Tak Sehat

Pakar mengatakan lingkungan dan gaya hidup menjadi faktor risiko kanker kolorektal yang menyerang jaringan usus besar (kolon) dan usus paling bawah.


Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Layanan Pap Smear

11 Maret 2023

Ilustrasi kanker serviks. shutterstock.com
Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Layanan Pap Smear

Penting sekali bagi para ibu untuk menjaga kesehatan, khususnya meningkatkan kewaspadaan dalam mencegah penyebaran kanker serviks.


Pasien Gangguan Ginjal Tak Disarankan Berobat Alternatif

10 Maret 2023

Pasien tengah melakukan perawatan cuci darah di Klinik Hemodialisis Tidore, Jakarta, Senin, 13 Januari 2020. TEMPO/Tony Hartawan
Pasien Gangguan Ginjal Tak Disarankan Berobat Alternatif

Pasien gangguan ginjal sebaiknya tidak melakukan pengobatan alternatif karena belum ada yang terbukti mampu membantu memperbaiki fungsi ginjal.


Dosen Unair Inisiasi Produksi Membran Hemodialisis Pertama di Indonesia

10 Maret 2023

Dosen Unair Yanuardi Raharjo menunjukkan produk membran hemodialisis yang diinisiasi oleh timnya. ANTARA/HO-Humas Unair.
Dosen Unair Inisiasi Produksi Membran Hemodialisis Pertama di Indonesia

Universitas Airlangga (Unair) menginisiasi produksi membran hemodialisis pertama di Indonesia.