Penenun memintal benang untuk bahan pembuatan kain ulos di sentra produksi kain tenun ATBM di Kampung Kadatuan, Desa Bojong, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Senin, 18 Oktober 2021. Sempat limbung terdampak PPKM pandemi Covid-19, kini industri tenun tradisional tersebut lembali bergeliat memenuhi pesanan dari Sumatera dan DKI Jakarta. TEMPO/Prima Mulia
- Ulos Bintang Maratur
Ulos ini paling sering digunakan dalam keseharian dan acara-acara adat Batak Toba. Disebutkan dalam p2k.unkris.ac.id, motif ini dipakai untuk menghargai orang yang sukses mendirikan rumah baru. Adat setempat menganggap bahwa rezeki adalah berkat Tuhan disertai usaha dan kerja keras.
Berbeda sub-suku bataknya, beda pula pemaknaannya. Misalnya selain kesuksesan, ada juga yang mengenakannya untuk menyambut kelahiran dan kehamilan tujuh bulan sebagai lambang harapan untuk anak dan kebahagiaan. Ulos ini juga diberikan kepada pahompu atau cucu yang baru saja dibaptis di gereja atau juga bisa dipakai untuk selendang.
- Radigup
Dalam catatan Tempo, ulos ragidup sering diberikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada orang tua pengantin laki-laki. Ini perlambang harapan orang tua dapat melindungi dan mempertahankan hidup menantunya dengan pertolongan Tuhan.
Motif ulos ini terlihat seperti lukisan hidup. Ulos radigup memiiki tiga bagian. Dua sisi ditenun dalam waktu yang sama dan satu sisi bagian tengah ditenun sendiri dengan motif yang rumit.
- Ulos Mangiring
Melansir ulosindonesia.com, ulos ini memiliki corak atau ragi yang beriringan. Umumnya menandakan tentang suatu kesuburan dan kesepakatan terhadap anak yang baru lahir. Ditambah agar anak itu kelak dapat membimbing adik-adiknya sesuai dengan harapan dan tradisi keluarga Batak.
- Ulos Suri-suri Ganjang
Ulos ini disebut juga dengan ulos gabe-gabe. Fungsi utama kain ulos ini adalah penanda pakaian para pemusik tradisional Batak. Motif ini juga digunakan untuk penanda pengantin oleh pihak orang tua pengantin perempuan atau parboru kepada putrinya yang menikah.
FATHUR RACHMAN