TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Reisa Broto Asmoro, menjelaskan varian Omicron XBB memiliki ciri khas membuat pasien bergejala ringan dan kemampuan yang lebih cepat menyebar.
“Memang varian XBB ini, biasanya gejalanya lebih ringan karena meski dia bermutasi, tingkat fatalitasnya lebih rendah,” katanya.
Ia menuturkan dalam pemantauan pemerintah terhadap Omicron XBB, pasien yang terkena varian itu kebanyakan mengalami gejala ringan berupa batuk, pilek, demam, ngilu atau nyeri otot, kelelahan, sakit kepala, nyeri sendi, dan kedinginan. Varian lain seperti Delta, cenderung dilaporkan menyerang pernapasan bawah. Namun varian XBB yang masih termasuk keluarga Omicron menyerang pernapasan atas.
“Kalau keluarga Omicron memang gejalanya lebih banyak di pernapasan atas, jadi biasanya gejala yang muncul itu pasti ada demam, kedinginan, ngilu, nyeri otot, nyeri sendi, ada batuk, pilek, kelelahan, sakit kepala. Yang membedakan itu mual, muntah, ada juga yang mengalami sesak napas,” ujar Reisa.
Gejala relatif ringan
Walaupun gejala pasien dapat dikatakan ringan dengan fatalitas yang rendah, ciri khas lain yang patut diwaspadai adalah tingkat penularan infeksi yang cepat. Ia menyatakan tingginya lonjakan kasus di Singapura karena penularan Omicron XBB berlangsung cepat atau melebihi 0,79 kali penularan yang terjadi saat gelombang subvarian BA.5, dan 0,46 kali dari gelombang BA.2.
Menurutnya, semua pihak harus bersyukur karena mutasi baru COVID-19 semakin menunjukkan kelemahan. Namun, ia meminta semua pihak tidak menyepelekan hal tersebut karena berpotensi meningkatkan fatalitas dan keterisian rumah sakit (BOR).
“Kita harus bersyukur sejak sekarang dan semoga ke depannya juga tidak ada yang mengalami kematian dan mungkin ini juga banyak sekali dipengaruhi adanya upaya untuk vaksinasi diri sendiri. Meskipun dia gejalanya lebih ringan, kita juga tetap harus meningkatkan imunitas supaya tetap kuat melawan virus ini,” katanya.
Reisa mengimbau semua pihak memperkuat kembali protokol kesehatan, baik memakai masker, mencuci tangan, maupun menjaga jarak. Masyarakat diharapkan juga segera melengkapi dosis vaksinasi COVID-19 agar imunitas terus terjaga dari infeksi penularan virus.
Hal lain yang ia tekankan tentang pentingnya semua pihak saling menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi sesama, terutama kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, atau pemilik komorbid yang belum bisa vaksinasi.
“Jadi kita harus hati-hati, upayakan periksa diri, kenali kesehatan diri sendiri, dan kalau memang punya penyakit penyerta utamakan bisa tetap terus mengonsumsi obat-obatan dan konsul kepada dokter pribadi,” ucap Reisa.
Baca juga: Ciri Omicron XBB yang Perlu Dikenali