TEMPO.CO, Jakarta - Menunda pekerjaan utama untuk melakukan kesibukan yang bukan prioitas menandakan productive procrastination. Mengutip Solving Procrastination, productive procrastination melakukan hal lain yang bermanfaat sambil menunda pekerjaan prioritas yang penting.
Apa itu productive procrastination?
Productive procrastination bisa saja dianggap bermanfaat dalam beberapa momen. Meskipun juga bisa juga menyebabkan berbagai masalah, karena meninggalkan pekerjaan prioritas. Productive procrastination membantu orang menyelesaikan lebih banyak pekerjaan daripada tidak melakukan apa-apa. Berarti, ia masih produktif, tapi tak mengutamakan pekerjaan prioritas.
Baca Juga:
Baca: Procrastination, Mengapa Ada Orang yang Suka Menunda Pekerjaan?
Productive procrastination setidaknya menyelesaikan sesuatu yang bermanfaat dan membuat beberapa kemajuan sambil menunda hal lain. Misalnya, pelajar mengerjakan tugas yang lain, walaupun bukan yang segera dikumpulkan. Hal itu masih tergolong produktif daripada menghabiskan waktu untuk bermain media sosial.
Contoh lainnya productive procrastination yang produktif saat seseorang cenderung menunda tugas yang dianggap tidak menyenangkan. Bisa saja mendorong diri untuk menyelesaikannya tugas itu pada lain waktu jika memungkinkan.
Mengutip Psychology Today mengendalikan productive procrastination tergantung kemauan diri dan kemampuan untuk mengutamakan pekerjaan. Orang perlu mengelola kecemasan dan pikiran berlebihan untuk mencermati hal penting agar mampu memilah yang lainnya.
Mempelajari cara bekerja yang disukai untuk menyelesaikan tugas menjadi kunci untuk mengurangi pola itu. Beberapa orang suka melakukan tugas yang lebih kecil untuk membuka jalan bekerja secara sungguh-sungguh sesudahnya.
Baca: 10 Pekerjaan dengan Gaji Terbesar di Dunia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.