TEMPO.CO, Jakarta - Vitamin D adalah salah satu vitamin yang larut dalam lemak. Kecukupan gizi yang ditetapkan Kementerian Kesehatan untuk anak usia 0-12 tahun untuk kebutuhan vitamin D sebesar 400 unit per hari. Ukuran ini berlaku sampai remaja dan meningkat hingga 600 unit per hari. Sedangkan lansia butuh vitamin D 800 unit per hari.
Spesialis anak William Jayadi Iskandar mengatakan kekurangan vitamin D pada anak bisa menyebabkan kelainan bentuk pertumbuhan tulang.
Baca Juga:
"Yang paling khas adalah rakitis atau kelainan bentuk pertumbuhan tulang, khususnya tulang panjang, seperti kakinya bengkok huruf X atau O, atau gampang rapuh," ucap William dalam diskusi mengenai kekurangan vitamin D pada anak, Rabu, 9 November 2022.
Selain itu, gejala awal yang bisa diamati ketika anak kekurangan vitamin D adalah mudah lelah ketika beraktivitas dan gampang sakit karena imunitas terganggu.
Kecukupan gizi yang ditetapkan Kementerian Kesehatan untuk anak usia 0-12 tahun untuk kebutuhan vitamin D sebesar 400 unit per hari. Ukuran ini berlaku sampai remaja dan meningkat hingga 600 unit per hari. Sedangkan lansia butuh vitamin D 800 unit per hari.
Untuk mengetahui kadar vitamin D dalam tubuh, William menyarankan melakukan cek darah di fasilitas kesehatan.
"Kalau ragu kurang vitamin D periksa ke fasilitas kesehatan dan ambil darah karena tidak bisa menyatakan kurang vitamin D tanpa bukti periksa kadarnya dalam darah," ucapnya.
Kadar normal
Kadar vitamin D dalam darah yang dikatakan normal adalah di atas 30 unit. Jika kurang dari 20 maka bisa dikatakan kekurangan vitamin D. William mengatakan sejak pandemi banyak praktisi kesehatan menganjurkan konsumsi vitamin D karena bermanfaat mencegah penyakit autoimun, infeksi, dan penyakit keganasan. Salah satu sumber vitamin D yang mudah didapatkan adalah dengan berjemur.
"Di tubuh kita bisa menghasilkan vitamin D dengan berjemur. Vitamin itu dibentuk dari kulit melalui sinar matahari UV B. Tapi UV B bisa menyebabkan kanker kulit, jadi tidak boleh lama-lama," ujar dokter di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta itu.
Untuk menghindari kanker kulit, William menyarankan berjemur sebelum pukul 10.00 atau sore hari dengan waktu kurang lebih 15-20 menit. Selain berjemur, konsumsi makanan kaya vitamin D dan tinggi lemak juga dianjurkan, seperti ikan salmon, makarel, hati ayam, hati sapi, dan jamur.
Terkait masih adanya larangan obat anak dalam sediaan sirup, termasuk suplemen vitamin D, oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), William menyarankan jangan mengonsumsi vitamin D dalam bentuk sirup atau tetes secara sembarangan dan tetap usahakan memenuhi kebutuhan vitamin D dari makanan dan berjemur.
"Selama masih menunggu investigasi dari BPOM, stop semua obat sirup atau drops, coba usahakan dari sumber makanan atau berjemur," ucapnya.
Baca juga: Khasiat Vitamin D untuk Cegah Penuaan