TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda tahu bahwa mikroplastik nyatanya membahayakan bagi tubuh Anda? Faktanya mikroplastik tersebar di seluruh lingkungan aktivitas manusia, baik itu di udara, makanan, dan air minum yang dikonsumsi. Bahkan mikroplastik ditemukan di dalam tubuh manusia.
Seperti diketahui bersama, plastik banyak bermanfaat bagi komponen peralatan rumah tangga, bahan pengemas, dan barang sehari-hari lainnya. Dikutip dari poison.org, sudah 320 juta ton plastiktelah diproduksi untuk kebutuhan manusia saat ini. Sebagian yang diproduksi ialah produk plastik sekali pakai, dan setengahnya lagi dapat didaur ulang.
Baca Juga:
Plastik yang merupakan turunan dari minyak bumi sulit terurai secara alami. Oleh karenananya, plastik dapat menumpuk dengan mudah di di tempat pembuangan sampah, lautan, dan lingkungan lainnya. Bahkan di lautan, mereka terkena radiasi UV, angin, dan abrasi fisik dari arus gelombang. Selanjutnya, mamalia laut dan spesies burung terancam mengonsumsi pecahan plastik.
Secara umum, mikroplastik adalah pecahan plastik yang berukuran panjang kurang dari lima milimeter. Ukuran yang kecil membuatnya mudah untuk menyebar secara luas melalu udara dan sulit dideteksi. Yang kemudian menempel pada dalam alkohol, air minum, terutamanya air ledeng. Selain itu, mikroplastik juga diproduksi dalam exfoliant, pasta gigi, dan produk kosmetik lainnya.
Baca: Waspadai Dampak Mikroplastik Buat Kesehatan Jangka Panjang
Apakah Mikroplastik Membahayakan Manusia?
Jawaban dari poin ini adalah benar, mikroplastik dapat membahayakan manusia dan lingkungannya. Ketika manusia mengonsumsi makanan, minum air, atau menghirup udara yang terkontaminasi mikroplastik, pecahan plastik tersebut dapat masuk ke dalam tubuh. Asupan makanan pun menghasilkan 52 ribu fragmen mikroplastik per tahunnya.
Seperti dikutip dari plastichealthcoalition.org, para ilmuwan menemukan bahwa mikroplastik yang paling kecil pun mampu masuk melewati penghalang usus dan mencapai aliran darah. Adapun tempat lain dalam tubuh seperti yang terdeteksi mikroplastik, di antaranya dalam perut, usus, ginjal dan jantung.
Para peneliti percaya bahwa paparan mikroplastik pada manusia setidaknya berpotensi menyebabkan stres oksidatif, kerusakan DNA, dan pembengkakan, di antara masalah kesehatan lainnya. Sementara dalam permukaan mikroplastik umumnya dihinggapi oleh mikroorganisme yang teridentifikasi sebagai patogen manusia.
Adapun penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2016 mengidentifikasi patogen manusia bakteri vibrio cholera. Dikutip dari cdc.gov, bakteri ini kemudian menyebabkan kolera yang mengancam jiwa.
Sementara itu, beberapa peneliti juga melihat bahwa mikroplastik mampu menyerap bahan kimia yang tidak diinginkan. Beberapa di antaranya meliputi logam berat, bifenil poliklorinasi atau PCB, dan pestisida. Dalam dampak yang paling berbahaya akan membuat efek beracun pada manusia.
FATHUR RACHMAN
Baca juga: Lagi, Temuan Mikroplastik di Air Minum dalam Kemasan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.