TEMPO.CO, Jakarta - Rita R. dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Pertagi) membagikan kiat mengonsumsi gula yang tepat agar bisa melancarkan metabolisme dan meningkatkan imunitas. Agar tubuh bisa bekerja dengan efisien, disarankan masyarakat, khususnya yang sudah dewasa, mengonsumsi gula hanya dua sendok makan sehari.
"Memang dalam anjuran Kemenkes pembatasan gula itu empat sendok makan per hari. Namun untuk membuat metabolisme lebih efisien kerjanya, sebenarnya lebih dianjurkan mengonsumsi 26 gram gula atau dua sendok makan," kata Rita.
Konsumsi gula yang dimaksud merujuk pada penambahan gula pada makanan atau minuman setelah disajikan. Yang dimaksud juga tidak terbatas pada gula pasir dan gula merah tapi termasuk juga madu, susu kental manis, gula batu, dan sirup.
Biasanya rutinitas menambah gula pada makanan dan minuman terjadi saat akan mengonsumsi kudapan ringan atau camilan. Karena itu ketika membeli produk camilan, Rita juga menyarankan untuk mengecek terlebih dulu fakta nutrisi. Jika sudah lebih dari 50 gram, artinya makanannya tinggi gula dan itu jelas tidak baik. Apabila sangat menginginkan camilan yang bercita rasa manis, ia menyarankan memilih yang sedikit gula.
Bahaya Asupan Gula Tak Terkontrol
Gula menjadi salah satu bahan makanan yang mengandung karbohidrat sederhana. Fungsinya dalam tubuh mampu dengan cepat memproduksi hormon insulin serta meningkatkan kadar gula dalam darah. Jika dikonsumsi dengan tepat maka akan membantu tubuh mendapatkan energi yang digunakan beraktivitas sehari-hari. Namun ketika produksi insulin tidak terkontrol dan menyebabkan gula darah di dalam tubuh tidak terserap dengan baik, akan ada banyak dampak buruk pada tubuh, salah satunya diabetes.
Federasi Diabetes Internasional (IDF) pada 2021 mencatat Indonesia masuk dalam jajaran lima besar negara dengan angka diabetes tertinggi di dunia. Jumlah penderita diabetes berdasarkan laporan yang sama mencapai 19,47 juta orang. Penyakit ini pun tergolong berbahaya karena dalam laporan IDF, Indonesia masuk dalam jajaran 10 besar negara yang memiliki kasus kematian tinggi akibat diabetes.
Dalam laporan itu, ada 236 ribu kasus kematian yang terjadi akibat diabetes di 2021. Jika tidak ada perubahan gaya hidup mengurangi konsumsi gula, bukan tidak mungkin proyeksi kasus diabetes di 2045 mencapai 28,57 juta kasus dapat terjadi.
Baca juga: Aneka Pemanis Buatan dan Efeknya