Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspadai Cacingan, Cegah Anak Main Tanah Sembarangan

Reporter

image-gnews
IDAI Sebut Cacingan pada Anak Bisa Jadi Salah Satu Penyebab Stunting
IDAI Sebut Cacingan pada Anak Bisa Jadi Salah Satu Penyebab Stunting
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Cacingan termasuk salah satu penyakit tropis terabaikan (NTD) yang sering disepelekan banyak orang. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut tanah menjadi media utama cacing untuk menularkan infeksi yang menyebabkan cacingan pada anak.

“Kalau kita bicara cacingan secara umum, ini dikhususkan pada infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah atau disebut dengan Soil Transmitted Helminth. Ini harus ada tanah perantaranya,” kata anggota UKK Infeksi Tropik IDAI, Ayodhia Pitaloka Pasaribu.

Di Indonesia, kasus cacingan terbilang masih umum karena mempunyai karakter tanah yang gembur dan lembab. Karakteristik itu membantu telur cacing secara ideal dapat berkembang dan menyebar di lingkungan sekitar. 

Ketika ada orang cacingan buang air besar sembarangan (BABS), misalnya, feses yang dibuang akan mengandung telur cacing yang jatuh ke tanah dan membuat tumbuhan sekitar terkontaminasi. Ketika orang memakan tumbuhan tersebut tanpa dicuci secara bersih, maka akan memperbesar peluang terkena cacingan.

“Secara umum prevalensi cacingan masih tinggi, terutama kalau kita breakdown di beberapa provinsi dan ini biasanya ditemukan pada wilayah-wilayah dengan penduduk yang kurang mampu dan sanitasinya kurang baik atau buruk,” jelasnya.

Untuk jenis cacing yang menyebabkan infeksi terdiri dari beberapa golongan, seperti cacing gelang atau Ascaris Lumbricoides, cacing cambuk atau Trichuris Trichiura, atau cacing tambang jenis Ancylostoma Duodenale atau Necator Americanus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Satu cacing tambang dewasa, misalnya, bisa mengisap darah 0,05 cc sampai 0,1 cc per hari. Bayangkan kalau di dalam tubuhnya banyak cacing tambang maka dia akan mengisap darah, maka kebutuhannya kurang dan kekurangan zat besi,” paparnya.

Turunkan kualitas SDM
Ayodhia melanjutkan cacingan dapat menurunkan produktivitas dan kualitas sumber daya manusia sehingga dalam penanganannya, selain melalui  obat, penciptaan lingkungan yang higienis dan sanitasi yang bersih sangat penting untuk mencegah cacingan. Bentuk penanggulangan lain yang bisa dilakukan adalah dengan memperketat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Salah satunya adalah rajin mencuci tangan dengan sabun dan menjaga asupan makanan higienis dan bersih. 

Dalam sebuah penelitian yang pihaknya lakukan di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, didapati balita yang hidup di dekat ladang dan mengalami cacingan sebanyak 34,4 persen. Melalui analisis, didapati kalau ibu yang jarang cuci tangan bisa meningkatkan risiko anak cacingan 5,8 kali lipat. Kemudian ibu yang jarang potong kuku meningkatkan 4,1 kali lipat potensi cacingan dan pada anak balita sendiri bila tidak gunting kuku akan meningkatkan potensi 4,5 kali lipat. Ia menduga para balita sering dibawa bekerja dan diberikan makan di ladang sehingga tanpa sadar telur cacing masuk ke dalam tubuh anak.

“Makanya PHBS mencuci tangan dan menggunakan jamban bisa menurunkan angka cacingan pada anak sekolah secara bermakna. Kita harus mulai suatu aksi pencegahan agar bisa menurunkan prevalensi cacingan, terutama pada anak sekolah dan prasekolah, yang akan jadi tulang punggung di masa yang akan datang,” ujarnya.

Baca juga: Baca juga: Awas, Cacingan Bisa Sebabkan Anak Stunting

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

10 hari lalu

Ilustrasi Lyme Disease. Webmd.com
Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.


Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

13 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.


Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

16 hari lalu

Ilustrasi cuci tangan. Dok. Save The Children
Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

18 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

19 hari lalu

Kolam terapi ikan di Setu Babakan, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, dibuka gratis untuk masyarakat mulai Selasa (25/8/2020).(ANTARA/HO-Kominfotik Jakarta Selatan)
Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.


Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

30 hari lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang bisa timbul kembali di masa Lebaran karena tidak dikontrol seperti saat berpuasa.


WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

31 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

37 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

38 hari lalu

Flu Singapura.
Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

Flu Singapura merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak, terutama di bawah 7 tahun.


Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

43 hari lalu

Pengunjung yang mengenakan masker pelindung berdoa pada hari kerja pertama Tahun Baru 2023 di kuil Kanda Myojin, yang sering dikunjungi oleh para pemuja yang mencari keberuntungan dan bisnis yang makmur, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 4 Januari , 2023. REUTERS/Issei Kato
Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan