TEMPO.CO, Jakarta - Selama ini ponsel dipercaya bisa memancarkan radiasi dan berpotensi meningkatkan risiko kanker. Namun, radiasi itu dianggap tidak berbahaya menurut Institut Kanker Nasional (NCI).
Menurut NCI, seperti dilansir Livestrong, radiasi pengion yang dikirim dari sinar-X dan radon dapat menyebabkan kerusakan DNA yang dapat meningkatkan kemungkinan orang terkena kanker. Tapi, radiasi yang dipancarkan dari ponsel, yang disebut radiasi frekuensi radio, bersifat nonionisasi, artinya tidak menyebabkan kerusakan DNA.
"Meta-analisis besar telah dilakukan untuk mencari dukungan adanya hubungan (antara ponsel dan kanker) tapi tidak ada yang mampu membuat klaim yang kuat," ujar kepala Divisi Neurologi Onkologi di Pusat Kanker Fox Chase, Philadelphia, Amerika Serikat, Stephanie Weiss.
Bukan penyebab kanker
Dia mengatakan sampai saat ini orang-orang tidak memiliki alasan untuk percaya ponsel menyebabkan kanker. Walaupun begitu, hanya karena seseorang tidak perlu khawatir terkena kanker otak, tidur dengan mengisi daya ponsel di sebelahnya bukan pula ide yang bagus. Menggunakan ponsel sebelum tidur dapat mempersulit untuk tertidur karena kombinasi cahaya biru penekan melatonin dan konten yang merangsang agar tetap terjaga.
Direktur Medis Pusat Gangguan Tidur di Providence St. Joseph Hospital di Orange County, California, AS, Peter A. Fotinakes, mengatakan saat tiba-tiba ponsel berbunyi, bergetar, maka ini sudah cukup membangunkan orang dari tidur.
"Jika telepon memberi sinyal panggilan masuk atau teks, Anda mungkin terpaksa bangun sepenuhnya untuk merespons. Jika memilih untuk tidak merespons, Anda kemudian dapat berbaring di tempat tidur sambil memikirkan siapa yang menelepon atau mengirimi pesan pada pukul 02.00," tegasnya.
Baca juga: Hati-hati, Nutrisi Berlebihan Bisa Perparah Kanker pada Anak