TEMPO.CO, Jakarta - Otoplasti merupakan operasi bedah kosmetik mengubah atau memperbaiki bentuk telinga. Operasi ini dilakukan pada telinga bagian luar yang sering disebut daun telinga. Otoplasti umumnya dilakukan pada orang dengan kelainan bentuk daun telinga dan ingin memperbaikinya.
Mengutip Healthline, ada beberapa jenis otoplasti, yakni:
- Ear augmentation. Sejumlah orang mungkin memiliki ukuran telinga yang kecil atau belum sepenuhnya berkembang. Prosedur otoplasti mungkin diperlukan untuk memperbesar ukuran telinga luar mereka.
- Ear pinning. Jenis otoplasti ini melibatkan penarikan telinga lebih dekat ke kepala. Ini dilakukan pada orang dengan telinga yang menonjol dari sisi kepala mereka.
- Ear reduction. Macrotia merupakan kondisi telinga yang lebih besar dari biasanya. Orang dengan makrotia dapat memilih untuk menjalani otoplasti untuk mengurangi ukuran telinga mereka.
Untuk menjalani prosedur otoplasti, calon pasien mesti berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli bedah. Pastikan untuk memilih ahli bedah yang bersertifikat. Berikut proses yang akan ditempuh ketika konsultasi:
- Meninjau riwayat medis. Calon pasien akan ditanyai tentang obat yang dipakai, operasi sebelumnya, dan kondisi medis saat ini.
- Pemeriksaan fisik. Ahli bedah akan memeriksa bentuk, ukuran, dan penempatan telinga calon pasien. Mereka juga dapat melakukan pengukuran atau mengambil foto telinga.
- Diskusi. Membicarakan hal terkait prosedur operasi, risiko, dan harapan calon pasien setelah operasi selesai. Calon pasien juga dapat mengajukan pertanyaan terkait kualifikasi dan pengalaman ahli bedah dalam melakukan operasi.
Mengutip Mayo Clinic, layaknya jenis operasi lain, otoplasti memiliki sejumlah risiko seperti perdarahan, infeksi, dan reaksi negatif terhadap anestesi. Risiko lain terkait otoplasti meliputi:
- Adanya jaringan parut
- Asimetri dalam penempatan telinga
- Perubahan sensasi kulit
- Reaksi alergi
- Masalah dengan jahitan.
HATTA MUARABAGJA
Pilihan Editor: Cauliflower Ear, Kelainan Bentuk Telinga Akibat Cedera