TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis prostodonsia drg. Inge Paramitha mengingatkan pentingnya pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin untuk mendeteksi sedini mungkin apabila ada gigi berlubang dan sebaiknya jangan tunggu sampai sampai gigi terasa sakit.
"Kondisi gigi berlubang tak harus selamanya ditandai dengan munculnya rasa nyeri terlebih dulu. Sayangnya, kebanyakan orang tidak menyadari giginya sudah berlubang dan baru melakukan pemeriksaan ke dokter gigi saat sudah mengalami rasa sakit," kata lulusan Universitas Indonesia (UI) itu.
Menurutnya, pemeriksaan gigi yang terlambat karena orang tidak menyadari giginya berlubang dan baru menyadari ada lubang ketika merasakan ada sisa makanan yang terselip di area gigi. Padahal, gigi berlubang bisa dideteksi sebelum hal tersebut terjadi.
Kondisi gigi sebaiknya diperiksa secara rutin setidaknya enam bulan sekali walaupun pasien tidak merasa sakit. Dengan pengobatan sejak dini maka rasa sakit yang muncul pun lebih sedikit dan biaya perawatan tidak akan mahal dibanding saat gigi berlubang sudah dalam kondisi parah.
Membahayakan saraf gigi
Drg. Ary Agustanti menambahkan lubang kecil yang ada di gigi memang tidak menimbulkan gejala sehingga banyak orang tidak menyadari. Akan tetapi, masalah dapat menjadi semakin serius jika terus dibiarkan dan tidak ditangani. Dikhawatirkan lubang akan semakin dalam, bahkan hingga mengenai saraf gigi.
“Kalau dibiarkan lagi, infeksinya akan menjalar ke gusi sehingga di situ bisa terjadi penumpukan nanah, biasa kita sebut penyakit namanya abses. Kalau abses ini dibiarkan, dari gusi dia juga akan bisa menginfeksi bagian tubuh lain, misalnya masuk ke sinus atau mungkin rongga lain yang juga ada di sekitar area mulut,” kata lulusan UI itu.
Apabila sudah terlanjur nyeri, Ary menyarankan untuk mengonsumsi obat pereda nyeri terlebih dahulu sebagai pertolongan pertama sebelum ke dokter gigi. Selain itu, pasien juga dianjurkan mengompres dengan air dingin atau berkumur dengan air garam yang hangat.
Inge menambahkan lubang gigi yang masih kecil dan tidak terlalu dalam bisa dilakukan penambalan secara permanen dalam waktu yang relatif singkat. Sebaliknya, lubang yang sudah parah butuh pengobatan dan perawatan yang tidak bisa diselesaikan hanya dalam satu kali kunjungan.
“Kalau sudah perlu perawatan saraf itu perlu datang beberapa kali, enggak bisa langsung sekali kemudian langsung ditambal permanen, enggak bisa,” ujarnya. “Itulah pentingnya kenapa pemeriksaan atau skrining supaya jangan sampai dalam. Lubangnya kecil, kita bisa langsung tambal permanen dan itu enggak lama, paling 30 menit juga sudah selesai kalau lubangnya belum besar,” jelas Inge.
Pilihan Editor: Pakar Sebut Masih Banyak Orang Salah Waktu Menyikat Gigi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.