Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Manfaatkan Pangan Lokal untuk Atasi Stunting, Ini Alasannya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi telur bebek. pixabay.com/maloneyce
Ilustrasi telur bebek. pixabay.com/maloneyce
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut pangan lokal memiliki cukup kandungan protein hewani untuk mengatasi stunting. Di sisa masa jabatan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin yang sekitar 1,5 tahun lagi, Kemenkes akan memastikan setiap target sasaran penanganan stunting mengonsumsi makanan yang mengandung protein hewani.

“Jadi, bagaimana menyiapkan masyarakat sekitar untuk menyediakan pangan lokal yang sebenarnya cukup untuk mencegah anak stunting karena gizinya adalah protein hewani. Jadi, itu yang sedang digencarkan satu tahun ini,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.

Asupan protein hewani itu bisa didapat dengan mudah dan murah oleh setiap keluarga untuk memenuhi gizi ibu hamil dan balita, misalnya melalui susu, ikan, dan telur. Di sisi lain, pemenuhan asupan protein hewani juga diimbangi dengan sosialisasi perubahan pola makan keluarga agar takaran setiap zat menjadi lebih seimbang dan mendongkrak kesehatan, juga kecerdasan anak.

“Kalau dulu pola makan mending banyak nasi, sekarang tidak. Kita banyakan lauknya, nasinya sedikit supaya anak Indonesia lebih cerdas, tapi itu tidak harus beli,” ucap Nadia.

Perhatikan kesehatan calon ibu
Ia menyatakan kedua sosialisasi itu dibarengi pula dengan pernyataan ayah perokok bisa mengurangi biaya anak untuk bisa menikmati makanan yang mengandung protein hewani.

“Pak Menteri sering sampaikan kalau bapak-bapak sehari merokok satu bungkus, uangnya bisa cukup untuk membeli telur buat dua minggu. Itulah yang juga menjadi fokus kita saat ini,” jelasnya.

Nadia menyatakan percepatan penanganan stunting tidak bisa hanya difokuskan pada anak saja. Penanganan harus turut memperhatikan kesehatan calon ibu sejak remaja putri agar tidak terkena anemia. Sedangkan ketika hamil, calon ibu tidak boleh terkena anemia dan gizinya harus tercukupi dengan baik untuk membangun sel-sel penunjang dalam tubuh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Tidak boleh lupa ibunya karena intervensi anak itu ditentukan ibu, bagaimana ASI eksklusifnya, bagaimana ibu tidak anemia selama menyusui itu juga jadi penting. Kedua, ibu cukup makanannya. Ketiga, kalau anaknya (kena stunting), kembali ASI eksklusifnya, imunisasinya, juga pola makan protein hewani. Jadi, itu intervensi yang tidak boleh dilewatkan,” paparnya.

Menanggapi fokus penanganan stunting yang selalu diberikan melalui Pendamping Makanan Tambahan (PMT) di posyandu, Nadia menjelaskan upaya tersebut merupakan salah satu cara yang paling mudah untuk diberikan pada target sasaran. Misalnya makanan yang sudah terfortivikasi sehingga memenuhi kandungan gizi pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK), dan balita kurus usia 6-59 bulan yang indikator berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan kurang dari standar yang ditentukan.

“Tapi sekarang kita sudah melakukan perubahan, nanti pengawasannya seperti apa karena kita memberi PMT yang sifatnya makanan lokal. Jadi, akan dikelola posyandu. Posyandu langsung memberikan pada anak. Kembali lagi, ada beberapa hal pola asuh, kemudian penamatan stunting tadi,” ujarnya.

Pilihan Editor: Daun Kelor Bisa Jadi Solusi Atasi Malnutrisi Berbasis Pangan Lokal

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BKKBN Perkuat Kemitraan Program Bangga Kencana dan Stunting

2 hari lalu

BKKBN Perkuat Kemitraan Program Bangga Kencana dan Stunting

Pentingnya data yang presisi untuk penguatan kemitraan agar mencegah stunting.


Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

8 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai membahas kerjasama program Gas-Kipas Stunting bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Kantor Apindo, Jakarta pada Rabu, 8 Mei 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.


Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

8 hari lalu

Logo World Water Forum ke-10. Dok. Worldwaterforum.org
Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

Pamsimas dinyatakan sebagai salah satu bentuk praktik baik pada World Water Forum ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 18-25 Mei 2024.


Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

9 hari lalu

Ilustrasi stunting. Foto : UNICEF
Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

Kepala BKKBN mengatakan orang stunting berpotensi memiliki pendapatan 22 persen lebih rendah dari yang sehat, berikut alasannya.


Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

9 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai membahas kerjasama program Gas-Kipas Stunting bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Kantor Apindo, Jakarta pada Rabu, 8 Mei 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin masih mencari model penyaluran dana pencegahan stunting.


Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

10 hari lalu

Sejumlah siswa SMP Negeri 2 Curug, Tangerang, Banten, menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis pada 29 Februari 2024. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp 15 ribu per porsi dalam simulasi program makan siang gratis tersebut. Antara/Sulthony Hasanuddin
Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

Menurut Bappenas indikator keberhasilan program makan siang gratis adalah peningkatan prestasi belajar


Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

11 hari lalu

Ilustrasi anak dengan stunting. nyt.com
Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

Pemerintah menurunkan target penyelesaian masalah stunting dari 14 Persen menjadi 17 persen pada 2024.


Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

16 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berpikir. shutterstock.com
Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?


7 Rekomendasi Makanan Ibu Hamil Trimester Pertama yang Bagus untuk Janin

19 hari lalu

Ada beberapa rekomendasi makanan ibu hamil trimester pertama yang harus Anda ketahui. Namun, pastikan makanan sudah dicuci bersih dan matang. Foto: Canva
7 Rekomendasi Makanan Ibu Hamil Trimester Pertama yang Bagus untuk Janin

Ada beberapa rekomendasi makanan ibu hamil trimester pertama yang harus Anda ketahui. Namun, pastikan makanan sudah dicuci bersih dan matang.


15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

19 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil diet. Freepik.com/Our-team
15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

Saat hamil muda, Anda sebaiknya mengonsumsi makanan penghilang mual untuk ibu hamil. Baiknya konsumsi makanan sehat dan bergizi.