TEMPO.CO, Jakarta - Rangkaian kejadian luar biasa (KLB) dan pandemi COVID-19 yang kini terkendali diharapkan dapat menyadarkan masyarakat tentang peran penting imunisasi dalam mengatasi wabah, bahkan infeksi yang mematikan. Kementerian Kesehatan RI melakukan sejumlah program akselerasi cakupan imunisasi. Salah satunya imunisasi suntikan ganda berupa pemberian dua atau lebih vaksin dalam kemasan berbeda pada satu waktu bersamaan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Global Eradicative Polio merekomendasikan pemberian vaksin OPV, bOPV, dan IPV pada anak untuk memberi proteksi yang lebih kuat terhadap polio. Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) Prof. Hindra Irawan Satari menyebut berbagai penelitian di dunia menunjukkan imunisasi suntikan ganda aman diberikan kepada anak.
Laporan itu di antaranya datang dari Infectious Disease Society of America (IDSA), HIV Medicine Association (HIVMA), Universitas Oxford, Institut Kedokteran, hingga Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Suntikan ganda dapat diberikan pada tempat yang berbeda atau sama, diberi jarak sekitar 2 cm.
Terkait keamanan, Komnas KIPI telah merampungkan penelitian di Lombok Timur dan Lombok Barat untuk melihat kelompok yang hanya diberi vaksin PCV satu suntikan dengan kelompok penerima vaksin PCV berikut Pentabio (DPT-HB-Hib). Penelitian sejak Mei 2022 hingga Februari 2023 tidak memperlihatkan perbedaan efek samping yang signifikan pada tubuh peserta imunisasi. Selain itu, pemberian imunisasi IPV secara bersamaan dengan antigen lain di Yogyakarta sejak 2013 juga terbukti aman untuk peserta.
Hindra menyebut imunisasi ganda aman sebab manfaat yang didapat jauh melampaui angka kejadian KIPI yang pernah tercatat di Indonesia. Angka KIPI imunisasi ganda di Indonesia kurun waktu 2016-2022 didominasi kategori nonserius mencapai 36 ribu kasus. Umumnya, gejala yang terjadi setelah 30 menit disuntik bersifat ringan, seperti demam atau anak menjadi rewel.
Adapun, KIPI serius yang ditandai kejadian medis berupa rawat inap, kecacatan, bahkan kematian, masih relatif sedikit di Indonesia. KIPI serius pernah terjadi pada 2016 sebanyak sembilan kasus, terdiri atas tiga akibat reaksi vaksin dan enam akibat koinsiden. Pada 2018 dilaporkan satu kasus akibat reaksi vaksin. Pada 2019 ada tujuh kasus KIPI serius, empat di antaranya koinsiden dan tiga lainnya bersifat indeterminate atau tidak dapat disimpulkan, serta satu kasus koinsiden pada 2022.
"KIPI adalah reaksi alami tubuh. Tidak semua KIPI berkaitan dengan imunisasi, ada yang dipengaruhi kualitas kandungan vaksin, ada juga kasus kecemasan, dia sampai pingsan tapi saat dites darahnya normal," katanya.
Inovasi
Layanan imunisasi anak di Puskesmas Cengkareng, layak dijadikan percontohan dalam implementasi strategi percepatan imunisasi nasional yang efektif lewat jejaring kolaborasi lintas sektor dan inovasi pelayanan secara digital. Puskesmas yang dipimpin Sulung Mulia Putra itu memperoleh mandat untuk menyumbang sekitar 36.700 (21 persen) kepesertaan dari total sasaran 180.970 anak di Jakarta Barat.
Sulung menyadari kebutuhan kolaborasi lintas sektor sebab jumlah sasaran penyuntikan lebih banyak dibanding pegawainya yang tak sampai 400 orang. Jejaring pun dibentuk melibatkan bidan di klinik utama dan pratama, guru TK/PAUD, TNI/Polri, hingga kader kesehatan. Mereka jadi perpanjangan tangan dalam penyampaian edukasi serta pelaksanaan imunisasi.
Petugas melakukan penyisiran serentak secara berkala ke perkampungan, rumah susun, hingga apartemen warga. Program inovasi yang menjadi rujukan di DKI Jakarta adalah Sistem Informasi Gateway Puskesmas Cengkareng (Sigareng).
Layanan berbasis pesan singkat itu membuat peserta imunisasi dapat memprediksi waktu layanan vaksinator di puskesmas sehingga tidak perlu lagi mengantre lama. Peserta bisa mendaftarkan diri satu hari sebelum jadwal imunisasi melalui SMS atau WhatsApp.
Pilihan Editor: 4 Langkah Penanganan Polio Menurut Pakar
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.