Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Asma Sedunia, Hindarkan Penderita Anak dari Pemicunya

Reporter

image-gnews
ilustrasi anak sesak napas
ilustrasi anak sesak napas
Iklan

TEMPO.CO, JakartaHari Asma Sedunia diperingati setiap Selasa pertama bulan Mei untuk meningkatkan kesadaran tentang kondisi kesehatan jangka panjang yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia ini. Asma ditandai peningkatan kepekaan terhadap iritasi dan alergen yang dihirup, menyebabkan peradangan kronis dan penyempitan saluran udara, seperti dilansir Medical Daily.

Meski gejala asma pada anak tak berbeda dengan dewasa, anak-anak mungkin menghadapi tantangan unik yang dapat menyebabkan mereka dirawat di rumah sakit sehingga tak masuk sekolah. Gejala asma pada anak bisa dilihat dari terdengar suara siulan saat mengembuskan napas, sulit tidur karena sesak napas yang dapat menyebabkan kelelahan, batuk atau bersin, dan sesak di dada.

Asma pada anak juga menyebabkan sering batuk dan diperparah dengan infeksi virus, kesulitan bernapas saat olahraga atau karena udara dingin, dan kesulitan pemulihan dari bronkitis setelah infeksi pernapasan. Cara paling efektif untuk mengelola asma anak adalah dengan menghindari pemicunya.

Penting untuk memahami pemicu asma karena mungkin setiap anak memiliki pemicu yang berbeda. Pemicu asma juga bisa berbeda pada musim tertentu. Salah satu pemicu yang paling umum adalah alergen, termasuk hewan, serbuk sari, debu, dan tungau. 

Meskipun tidak mungkin sepenuhnya menghindari pemicu, tindakan pencegahan bisa diambil untuk meminimalkan paparan alergen. Caranya antara lain dengan menjaga area kamar anak bebas debu dan bersih, cuci tirai dan seprai secara berkala, hindari bantal bulu dan selimut, serta jaga agar area lembab seperti kamar mandi bebas jamur.

Jangan lewatkan olahraga
Pemicu umum lain yang menyebabkan asma anak adalah olahraga. Namun, para ahli merekomendasikan untuk tidak menghindari olahraga dan aktivitas fisik karena penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Periksakan ke dokter anak untuk memahami yang perlu dilakukan sebelum, selama, dan setelah berolahraga, mungkin termasuk minum obat sebelum beraktivitas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, iritasi tertentu seperti parfum, produk pembersih, cat, asap rokok, dan polusi udara juga dapat memicu serangan asma pada anak. Paparan iritasi umum di dalam rumah, yang bisa memicu asma, dapat dikurangi dengan tiga langkah sederhana, yaitu hindari merokok di rumah atau di mobil, investasikan alat pembersih udara di rumah, dan jauhkan anak dari tempat yang berbau cat atau tempat pertukangan.

Cara lain adalah menghindari anak dari kemungkinan infeksi saluran pernapasan biasa seperti pilek atau flu, yang bisa menyebabkan asma kambuh. Anak bisa diminta menjaga kebersihan tangan untuk menghindari gejala flu atau disuntik pencegah flu. 

Hindari pula paparan cuaca ekstrem yang dapat memicu asma pada anak. Batasi waktu anak di luar ruangan atau dengan menggunakan pakaian yang memadai untuk mengatasi cuaca. Terakhir, hindarkan anak dari gastroesophageal reflux disease (GERD) atau asam lambung yang dapat merusak saluran udara dan memperburuk gejala asma.

Pilihan Editor: Awas, GERD Juga Bisa Memicu Asma, Cek Penyebabnya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Arus Balik Lebaran 2024, Polda Banten Tolong Perempuan Sesak Napas di Dermaga 7 Pelabuhan Merak

12 hari lalu

Personel Polda Banten evakuasi perempuan sesak nafas saat arus balik Lebaran di Dermaga VII Pelabuhan Merak, Minggu 14 April 2024. (ANTARA/HO-Polda Banten)
Arus Balik Lebaran 2024, Polda Banten Tolong Perempuan Sesak Napas di Dermaga 7 Pelabuhan Merak

Polda Banten juga melakukan pengawalan korban ke pos kesehatan karena volume kendaraan yang meningkat saat arus balik Lebaran 2024


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

20 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

24 hari lalu

Ilustrasi wanita batuk. Freepik.com/Jcomp
Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

Batuk yang terus terjadi di malam hari sehingga mengganggu tidur diri sendiri dan orang lain memang menjengkelkan. Berikut ragam pemicunya.


Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

49 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

Tidak hanya pada ikan buntal, tetrodotoxin juga ada pada katak, guritam, dan amfibi.


Penyakit Jantung Jadi Penyebab Petugas KPPS Meninggal, Ketahui Gejalanya

22 Februari 2024

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Penyakit Jantung Jadi Penyebab Petugas KPPS Meninggal, Ketahui Gejalanya

Petugas KPPS meninggal antara lain karena kelelahan dan penyakit jantung. Pahami gejalanya dan cara pencegahannya.


Kenali Beda Batuk pada Anak Pneumonia, Asma, dan TBC

21 Februari 2024

Ilustrasi batuk. huffingtonpost.com
Kenali Beda Batuk pada Anak Pneumonia, Asma, dan TBC

Dokter anak menjelaskan beda batuk yang dialami anak penderita pneumonia, asma, dan tuberkulosis (TBC) dan perlu dipahami orang tua.


Paket Obat dan Buku untuk Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Diantar Pakai Helikopter

16 Februari 2024

TPNPB OPM merilis foto dan video kondisi terbaru Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens pada Rabu, 7 Februari 2024. Foto dan video itu dirilis tepat setahun sejak mereka menyadera sang pilot. Dok. TPNPB OPM
Paket Obat dan Buku untuk Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Diantar Pakai Helikopter

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengatakan permintaan obat-obatan oleh Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens telah disampaikan.


Pacar Tamara Tyasmara Berdalih Benamkan Kepala Dante 12 Kali untuk Latihan Pernapasan

12 Februari 2024

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Wira Satya Triputra (tengah) di TPU Jeruk Purut, Cilandak, Jakarta Selatan usai ekshumasi makam anak artis Tamara Tyasmara pada Selasa, 6 Februari  2024. TEMPO/Desty Luthfiani.
Pacar Tamara Tyasmara Berdalih Benamkan Kepala Dante 12 Kali untuk Latihan Pernapasan

Wira menjelaskan alasan pacar Tamara Tyasmara membenamkan kepala Dante ke dalam air adalah untuk berlatih pernapasan


Kapolda Papua Bilang Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Minta Bantuan Obat Asma dan Buku

10 Februari 2024

TPNPB OPM membantah soal informasi bahwa pihaknya akan membebaskan Philips pada 7 Februari 2024. Hingga kini, TPNPB-OPM masih menunggu sikap Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru yang belum berbicara dengan pihaknya. Dok. TPNPB OPM
Kapolda Papua Bilang Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Minta Bantuan Obat Asma dan Buku

"Silakan saja bila ada pihak yang mau mengirimkan bantuan tersebut ke Phillip yang disandera sejak 7 Februari 2023," kata Kapolda Papua.


Putri Mendiang Glenn Fredly Alami Radang Paru-Paru, Apa Penyebabnya?

1 Februari 2024

Ilustrasi pneumonia. Foto : Radiopaedia
Putri Mendiang Glenn Fredly Alami Radang Paru-Paru, Apa Penyebabnya?

Putri mendiang Glenn Fredly, Gewa pernah jalani perawatan intensif di rumah sakit akibat pneumonia atau radang paru-paru. Apa sebenarnya penyakit ini?