TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Spesialis Anak Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropik Raihan mengingatkan orang tua agar membawa anak mereka yang berusia satu tahun ke atas untuk melengkapi imunisasi penguat atau imunisasi booster. Imunisasi ini penting dilakukan agar anak tidak terkena penyakit menular seperti TBC, polio, difteri hingga tetanus ataupun rubella.
“Jadi kita tidak lagi berbicara di bawah satu tahun harus lengkap, Tetapi juga ada namanya imunisasi booster penguatan yang setelah satu tahun juga harus dilengkapi," kata Raihan dalam diskusi daring soal imunisasi Kamis 5 Mei 2023.
Raihan mengingatkan bila anak terlambat lakukan imunisasi booster, imunisasi itu tetap bisa dilakukan.
Dokter dari RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh itu mengingatkan bahwa tanpa imunisasi booster, anak bisa tertular penyakit akibat tidak memiliki imunitas. Dia mengingatkan, angka kejadian yang meningkat bisa menjadi wabah. Salah satu penyakit menular yang mengintai anak adalah tuberkulosis atau TBC. Tuberkulosis tidak hanya terjadi pada batuk, bahkan bisa menyerang organ lain seperti sendi atau tulang belakang. Penularan juga sering kali terjadi di dalam rumah dari orang dewasa kepada anak, sehingga anak perlu diberi perlindungan dengan imunisasi BCG.
Artinya risiko terpapar oleh penyakit dari anggota keluarga sendiri di dalam rumah pun mungkin terjadi. "Orang-orang terdekat yang dicintainya di dalam rumah bisa menjadi sumber penularan kepada anak, sehingga perlu dilindungi dengan imunisasi yang kita sebut dengan imunisasi BCG,” kata Raihan.
Selain itu, Tuberkulosis juga bisa terjadi di usus yang menyebabkan usus menjadi lengket dan bisa bocor. Dan komplikasi yang lebih berat adalah Tuberkulosis bisa menyerang selaput otak dan membuat anak mengalami kemunduran kepintaran dan tidak bisa kembali seperti sedia kala.
Selain tuberkulosis, hepatitis B juga menjadi perhatian khususnya pada anak baru lahir, karena anak yang terinfeksi dengan hepatitis B akan mengalami kanker hati pada 10 sampai 20 tahun kemudian. “Karena banyak sekali kematiannya dan 80-99 persen tidak ada gejala, inilah kenapa sebabnya ada program dalam 24 jam pertama setelah kelahiran harus diberikan hepatitis B,” kata dokter yang menempuh pendidikan doktor di Universitas Padjajaran Bandung itu.
Penyakit menular lain yang perlu diwaspadai adalah polio. Virus polio, penyebab polio, masuk ke dalam tubuh anak melalui makanan atau air yang tercemar sehingga menyebabkan kelumpuhan.
Ada juga penyakit difteri, campak dengan komplikasi serius hingga rubella dan tetanus yang dapat menyebabkan patah tulang atau fraktur.
Raihan mengatakan orang tua banyak yang tidak memenuhi imunisasi anak dan tidak sadar dengan penyakit-penyakit berbahaya tersebut sehingga saat melakukan perawatan sudah dalam kondisi yang parah. “Orang tua Biasanya baru sadar pada saat melihat anaknya harus dirawat berhari-hari, jadi bukan hanya 2 hari anaknya demam seperti setelah imunisasi tetapi efek demam yang dirasakan anaknya tidak sebanding apabila anak tersebut tidak imunisasi dan kemudian terserang dengan penyakit,” tegasnya.
Dia juga mengingatkan bahwa imunisasi merupakan investasi masa depan anak dan melengkapi imunisasi sesuai dengan jadwal dan jumlah dosis yang diberikan dapat memberikan kekebalan yang optimal kepada anak sehingga anak dan keluarga terlindungi.
Pilihan Editor: Imunisasi Ganda pada Anak, Amankah?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.