Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyebab Anak Sudah Besar Masih Mengompol

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak ngompol. webmd.com
Ilustrasi anak ngompol. webmd.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jika anak masih sering mengompol pada usia belasan tahun, orang tua harus menaruh perhatian lebih. Bisa jadi, anak mengalami kelainan saraf pada tulang belakang yang menghambat tumbuh kembangnya. Komite Neuropediatrik Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Anak Indonesia (PERSPEBSI) mengingatkan anak yang masih mengompol di usia belasan tahun bisa jadi memiliki gangguan saraf.

“Misalnya ada anak umur 13 tahun masih ngompol terus, lalu sampai dibawa ke dokter urologi anak. Saat dibawa ke dokter ginjal anak, dokter ginjal yang sudah sering kontak dengan dokter bedah saraf anak, maka akan konsul dengan dokter bedah saraf anak,” kata Ketua Komite Neuropediatrik PERSPEBSI, Mirna Sobana.

Kemudian, dokter bedah saraf anak akan memeriksa apakah ada kelainan pada fungsi saraf pada kandung kemih anak. Jika memang ada kelainan maka dilakukan tindakan magnetic resonance imaging (MRI) untuk mengetahui secara pasti mengenai kelainan saraf tersebut. Dari hasil MRI itu akan diketahui adanya kelainan sejak lahir, yakni spina bifida. 

Ada yang namanya saraf tulang belakang menyangkut di bagian organ bawah. Kelainan tersebut membuat saraf pada tulang belakang anak tidak ikut tumbuh, saat ia bertambah tinggi. Karenanya, kondisi tersebut dapat menyebabkan gangguan sensorik dan motorik jika dibiarkan tanpa penanganan dalam waktu yang lama.

Penanganan yang tepat
Selain itu, ada anak yang kakinya kebas atau yang tadinya bisa main bola kemudian tidak bisa main lagi. Penanganan kesehatan pada anak perlu dilakukan dengan kehati-hatian dan perlu melibatkan dokter bedah saraf anak. Misalnya, jika anak diketahui mengalami benjolan di bagian bokong karena mengalami spina bifida, maka dokter yang sudah mengenal bedah saraf akan menduga adanya mielomeningokel.

Namun, ada juga beberapa dokter yang menduga adanya lipoma atau benjolan saja dan langsung dilakukan tindakan operasi. Padahal, tindakan langsung itu mengandung saraf selaput selubung otak. Namun, dokter yang sudah tahu pasti akan berhati-hati dalam menangani karena konsekuensinya bisa mengakibatkan kelumpuhan jika salah dalam penanganan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anak pasti memiliki kondisi yang berbeda dengan orang dewasa. Untuk itu, penanganannya pun harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian karena anak terus bertumbuh, berbeda dengan orang dewasa yang sudah terhenti pertumbuhannya.

Penanganan kesehatan anak perlu mendapatkan perhatian serius karena populasi anak yang besar. Di Jawa Barat, dari 43 juta jiwa penduduk, sebanyak 15 juta di antaranya adalah anak-anak. Kondisi kesehatan anak perlu mendapatkan perhatian utama karena bagaimana pun, suatu saat nanti anak-anak itu yang akan menggantikan peran orang tua dalam menjalani kehidupan.

Penanganan kesehatan anak yang tepat sejak awal juga menguntungkan karena dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah, dalam hal ini BPJS Kesehatan. Jika penanganannya cepat dan tepat maka biaya yang harus dikeluarkan juga lebih sedikit. Berbeda halnya jika penanganannya kurang tepat, maka biaya yang dikeluarkan pun akan semakin besar.

Memang banyak sekali yang perlu diperhatikan terkait penanganan kesehatan anak. Contohnya terkait spina bifida. Jika COVID-19 ada vaksinnya, maka spina bifida juga dapat dicegah mulai dari kandungan, yakni dengan diberikan asam folat pada ibu hamil. Apalagi kasus spina bifida di Tanah Air cukup banyak serta memerlukan biaya yang tidak sedikit dalam penanganan. Saat ini, asosiasi dokter bedah saraf anak mengupayakan agar asam folat tersebut dapat difortifikasi ke dalam tepung, sehingga lebih mudah untuk dikonsumsi oleh ibu hamil.

Pilihan Editor: 5 Mitos soal Mengompol dan Faktanya

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inilah Kondisi Kesehatan yang Bisa Menyebabkan Kesemutan Berkelanjutan

1 hari lalu

35-kosmo-kesemutan
Inilah Kondisi Kesehatan yang Bisa Menyebabkan Kesemutan Berkelanjutan

Kesemutan yang kronis mungkin merupakan tanda kerusakan saraf.


Leher dan Punggung Pegal dan Kaku, Jangan Lakukan Hal Ini karena Bisa Cedera

6 hari lalu

Ilustrasi wanita pegal leher. Shutterstock
Leher dan Punggung Pegal dan Kaku, Jangan Lakukan Hal Ini karena Bisa Cedera

Orang punya kebiasaan menggeretakkan leher dan punggung untuk meredakan ketegangan dan rasa kaku di tulang padahal bisa bikin cedera.


Gerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung

11 hari lalu

Nyeri punggung
Gerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung

Spesialis bedah saraf tak menganjurkan penderita nyeri punggung untuk melakukan berbagai aktivitas berikut beserta alasannya.


Dokter: Lansia Perlu Hindari Kafein agar Tidak Mengompol

15 hari lalu

Ilustrasi mengompol. Qsota.com
Dokter: Lansia Perlu Hindari Kafein agar Tidak Mengompol

Lansia diminta menghindari minuman berkafein seperti kopi dan teh pada sore dan malam hari agar tidak mengompol selama tidur malam.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

42 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

52 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?


Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

16 Maret 2024

Headache, Migrain
Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

Selain multiple sclerosis dan stroke, migrain juga lebih banyak menyerang wanita. Pakar beri saran pencegahan dan cara mengatasi.


Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

15 Maret 2024

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.


Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

13 Maret 2024

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

Melengkapi garam meja dengan asam folat menjadi strategi diet baru untuk lebih melindungi terhadap cacat bawaan.


Sebabkan Nyeri pada Pergelangan Kaki, Kenali Penyebab dan Perawatan Sindrom Tarsal Tunnel

7 Maret 2024

Ilustrasi wanita memijat pergelangan kaki bengkak. Freepik.com/Stefamerpik
Sebabkan Nyeri pada Pergelangan Kaki, Kenali Penyebab dan Perawatan Sindrom Tarsal Tunnel

Sindrom Tarsal Tunnel dapat menyebabkan nyeri, kesemutan, mati rasa, sensasi terbakar, atau kelemahan pada pergelangan kaki.