TEMPO.CO, Jakarta - Bersin ialah proses yang digunakan tubuh untuk menghilangkan iritasi dari daerah tenggorokan dan hidung. Ini adalah refleks tidak disengaja, artinya orang menyelesaikan respon tanpa berpikir secara sadar.
Bersin merupakan reaksi terhadap iritasi dan cara hidung untuk membuang kuman. Iritasi umum meliputi virus, bakteri, debu, dan serbuk sari, mengutip Medical News Today.
Merujuk Healthline, bersin adalah salah satu pertahanan pertama tubuh Anda melawan bakteri dan serangga yang menyerang. Bersin merupakan mekanisme yang digunakan tubuh untuk membersihkan hidung.
Saat benda asing seperti kotoran, asap, atau debu memasuki lubang hidung, itu bisa menjadi iritasi atau geli. Ketika ini terjadi, tubuh Anda melaksanakan apa yang harus dilakukan untuk membersihkan hidung.
Apa yang terjadi saat kita bersin?
Ketika partikel asing memasuki hidung Anda, itu bisa berinteraksi dengan rambut halus dan kulit halus yang melapisi saluran hidung Anda. Partikel dan kontaminan ini berkisar dari asap, polusi, parfum, bakteri, jamur, dan bulu. Saat lapisan halus hidung Anda mengalami semburat pertama dari zat asing, ia akan mengirimkan sinyal listrik ke otak Anda. Sinyal itu lalu memberi tahu otak Anda bahwa hidung harus dibersihkan sendiri.
Otak memberi sinyal pada tubuh Anda bahwa telah waktunya bersin, dan tubuh Anda merespon dengan mempersiapkan diri untuk kontraksi yang akan datang. Dalam kebanyakan kasus, mata dipaksa tertutup, lidah bergerak ke langit-langit mulut, dan otot menahan bersin. Semua ini terjadi hanya dalam beberapa detik.
Bersin (dikenal juga sebagai sternutasi) mengeluarkan air, lendir, dan udara dari hidung Anda dengan kekuatan luar biasa. Bersin bisa membawa banyak mikroba, yang dapat menyebarkan penyakit seperti flu. Bersin juga melakukan peran penting lainnya dalam tubuh. Pada 2012, peneliti dari University of Pennsylvania menemukan bersin adalah cara alami hidung untuk "mengatur ulang".
Studi tersebut menemukan bahwa silia, sel yang melapisi jaringan di dalam hidung, dihidupkan kembali dengan bersin. Dengan kata lain, bersin mengatur ulang seluruh lingkungan hidung. Terlebih lagi para peneliti menemukan bersin tidak mempunyai efek "reset" yang sama pada orang yang memiliki masalah hidung kronis seperti sinusitis. Mencari tahu cara mengaktifkan kembali sel-sel itu bisa membantu mengatasi masalah yang sedang berlangsung ini.
Tidak semua bersin terjadi ketika benda asing masuk ke lubang hidung kita. Kadang-kadang, kita mendapati diri kita bersiap untuk dampak bersin pada saat-saat yang tidak biasa. Bersin dapat mengganggu, terutama apabila Anda mengetahui diri Anda kehabisan sekotak tisu setiap musim alergi. Tetapi bersin jarang menjadi pertanda adanya masalah serius.
Pilihan editor : Mengenal Alergi Debu, Gejala dan Ragam Pemicunya