Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saran Pakar dalam Memilih Makanan Kemasan untuk Anak

Reporter

image-gnews
Ilustrasi makanan kemasan. Shutterstock
Ilustrasi makanan kemasan. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kesehatan masyarakat Widya Fadila membagi tips untuk orang tua dalam memilih makanan kemasan yang mengandung nutrisi untuk anak. Dia juga menyarankan melihat kesamaan produk dengan keterangan dari produsen melalui pemindaian kode batang pada kemasan. 

“Kita semua pasti tahu kalau kemasannya sudah rusak, bolong, bocor, kemudian berkarat, itu kita enggak mungkin menutup mata sebagai konsumen. Jadi, syarat utamanya adalah aman,” ucap ahli gizi dari Universitas Indonesia itu.

Widya juga meminta konsumen memastikan tanggal kedaluwarsa yang tertera pada kemasan. Selanjutnya, hindari makanan kemasan dengan sejumlah bahan tambahan seperti bahan pengawet, perisa, penguat rasa, dan pewarna, terlebih jika dikonsumsi setiap hari.

“Jangan setiap hari ketemu makanan kemasan, apalagi kalau makanan kemasannya ada semua unsur pengawet, ada perisanya, ada penguat rasa, ada pewarna. Kalau bisa pilih ada perisa tapi enggak ada pewarna tambahan, enggak ada pengawet karena frozen atau vakum, jadi pilih salah satu,” sarannya.

Widya mengatakan konsumsi makanan kemasan dengan berbagai bahan tambahan tidak bijak, apalagi jika terlalu banyak dalam sehari. Untuk anak-anak lebih baik tetap memilih makanan olahan alami rumahan dan makan makanan kemasan hanya waktu ngemil atau satu sesi makan saja. Anak yang suka makanan kemasan secara berlebihan pada usia dini akan mengganggu toleransi rasa anak pada makanan alami dan membuatnya sulit makan di kemudian hari serta kecanduan makanan kemasan.

“Semakin dini anak mengenal makanan kemasan semakin rendah toleransi  terhadap rasa. Kalau dari kecil kenal minuman perasa, toleransi rasa manisnya akan naik. Jadi, kalau dikasih minuman rasa buah asli maunya ditambah gula, harus ditambah susu. Itu berarti sebenarnya dia tidak mengenali rasa buah asli,” pesan Widya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Standar BPOM
Selain itu, ia juga mengatakan perlu memilih makanan kemasan yang rendah gula dan garam. Produsen yang sudah memenuhi standar klaim rendah gula dan garam biasanya juga memenuhi regulasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sehingga terjamin keamanannya.

Namun, ia menekankan konsumen juga harus tetap memperhatikan takaran sajinya agar tetap bisa mendapatkan manfaat produk yang rendah gula dan garam bagi tubuh, terlebih untuk dikonsumsi anak-anak. Lebih bijak jika makanan kemasan dengan porsi atau takaran saji dewasa diberikan setengah porsi untuk anak.

“Karena itu efeknya ke jumlah gizinya dan jumlah nutrisinya. Untuk melihat komposisi lain, misalnya ingin tinggi protein, cari makanan yang bukan cuma perasa tapi memberikan nutrisi yang sesuai,” imbaunya.

Dia juga mengingatkan orang tua atau konsumen yang ingin membeli makanan kemasan untuk melihat jenis alergi pada produk di bagian komposisi. Dalam proses produksi biasanya mesin pengolah makanan bersinggungan dengan pemicu alergi seperti cokelat, kacang, atau keju. Orang tua perlu melihat risiko alergen tersebut dan menghindari anak mengonsumsi makanan yang memicu alergi.

Pilihan Editor: Cara Ajarkan Anak Baca Label Makanan Kemasan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kesalahan saat Belanja Bahan Makanan yang Bikin Pengeluaran Membengkak

2 hari lalu

Ilustrasi wanita belanja bahan makanan di tengah pandemi. Freepik.com/Aleksandarlittlewolf
Kesalahan saat Belanja Bahan Makanan yang Bikin Pengeluaran Membengkak

Belanja cerdas adalah kunci untuk berhemat. Berikut kesalahan belanja bahan makanan yang biasa terjadi dan bikin pengeluaran lebih banyak.


Was-was dengan Makanan Olahan Ultra Alias Makanan Instan? Tidak Semua UPF Berbahaya

3 hari lalu

Sejumlah petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Salatiga melakukan sidak makanan di Pasar Blauran, Salatiga, Jawa Tengah, Selasa, 14 Mei 2019. Puluhan makanan ringan, bumbu instan dan olahan makanan instan kedaluwarsa disita oleh petugas gabungan dari Satpol PP Salatiga, Disperindag Salatiga, dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Salatiga sebagai langkah mengantisipasi peredaran makanan tidak layak konsumsi jelang Lebaran 2019. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Was-was dengan Makanan Olahan Ultra Alias Makanan Instan? Tidak Semua UPF Berbahaya

Makanan Ultra Processed Food (UPF) alias makanan instan adalah makanan yang diproduksi massal dengan skala industri dengan berbagai teknik pemrosesan


11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

4 hari lalu

Setiap negara memiliki makanan khas, termasuk Inggris. Berikut terdapat 11 makanan khas Inggris yang paling populer untuk referensi Anda. Foto: Canva
11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

Setiap negara memiliki makanan khas, termasuk Inggris. Berikut terdapat 11 makanan khas Inggris yang paling populer untuk referensi Anda.


Mengenal Istilah Real Food dan Alasan Harus Mengonsumsinya

5 hari lalu

Mengonsumsi makanan sehat bisa jadi cara perawatan kulit secara alami. (Pexels/Jane D)
Mengenal Istilah Real Food dan Alasan Harus Mengonsumsinya

Real food adalah makanan yang paling mendekati bentuk dan keadaan aslinya tanpa banyak perubahan dan tidak mengalami proses-proses pengolahan makanan berlebihan.


Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan, 7 Makanan Ini Tidak Boleh Dihangatkan

6 hari lalu

Ilustrasi memanaskan makanan (Pixabay.com)
Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan, 7 Makanan Ini Tidak Boleh Dihangatkan

Beberapa jenis makanan tidak boleh dipanaskan kembali karena dapat menghasilkan racun. Berikut 7 daftar makanan yang tidak boleh dipanaskan.


5 Tips Merawat Kulkas agar Awet

8 hari lalu

Ilustrasi perempuan saat melihat isi kulkas. (The Kitch/Joe Lingeman)
5 Tips Merawat Kulkas agar Awet

Berikut tips yang bisa dilakukan agar kulkas Anda di rumah awet.


Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

9 hari lalu

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) Kementerian Perdagangan Isy Karim (kiri) saat melihat produk UMKM dalam Pameran Mall to Mall Produk UMKM yang digelar di pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu, 8 November 2023. ANTARA/Sinta Ambar
Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim menyebut bisnis waralaba di sektor makanan dan minuman menjadi yang terbesar


Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

14 hari lalu

Cacing bambu, ulat sutera dan jangkrik goreng disajikan di restoran Insect di Bangkok, Thailand. Tujuan menggunakan serangga dalam kuliner ini untuk merevolusi pandangan terhadap makhluk yang paling tidak dicintai manusia. AP/Sakchai Lalit
Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

Makanan yang bisa bikin Anda bergidik seperti serangga justru diklaim sehat dan bergizi tinggi. Berikut makanan bergizi yang disarankan ahli diet.


Ingin Terlihat Awet Muda? Hindari 7 Makanan dan Minuman Ini

18 hari lalu

Penampilan Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon-hee tengah menjadi perbincangan saat mendampingi sang suami dalam KTT G20 di Bali. Parasnya banyak menuai pujian netizen lantaran terlihat awet muda di usianya yang kini mencapai 50 tahun. YouTube Sekretariat Presiden
Ingin Terlihat Awet Muda? Hindari 7 Makanan dan Minuman Ini

Menjaga kulit agar tetap awet muda bisa dimulai dengan olahraga teratur dan makan makanan sehat.


Ini Kompensasi yang Seharusnya Diterima Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Kereta Api

20 hari lalu

Penumpang Kereta Api Menoreh dari Semarang saat tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu, 13 April 2024. Arus Balik Lebaran 2024 sebanyak 46.474 penumpang tiba di Jakarta dengan rincian turun di Stasiun Pasar Senen 17.000 penumpang, Stasiun Gambir 15,500 penumpang, Bekasi 6.600 penumpang dan sisanya turun di beberapa stasiun Jakarta. Puncak arus balik lebaran 2024 sendiri diprediksi pada tanggal 13, 14, dan 15 April 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ini Kompensasi yang Seharusnya Diterima Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Kereta Api

Aturan kompensasi diatur dalam Permenhub Nomor PM 63 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kereta Api.