TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis saraf dari Universitas Katolik Atma Jaya, Prof.Dr. Yuda Turana, menjelaskan saat ini terdapat lebih dari 1,2 juta masyarakat Indonesia mengalami demensia Alzheimer. Diperkirakan angka tersebut akan meningkat pada 2030, menjadi dua juta orang. Ia mengatakan pencegahan demensia Alzheimer harus dilakukan sejak muda.
"Pencegahan demensia Alzheimer dapat dilakukan sedari muda. Anak muda yang berusia 20 tahun dapat memulai gaya hidup sehat sehingga dapat melindungi otak pada usia lanjut, " ujar pembina Alzheimer Indonesia (ALZI) tersebut di Jakarta, Rabu, 9 Agustus 2023.
Upaya pencegahan
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki yang terbukti menurunkan risiko demensia Alzheimer.
"Paling tidak bisa berjalan kaki minimal 4.000 langkah. Bahkan, kalau bisa 10.000 langkah lebih baik lagi," jelasnya.
Makanan yang dikonsumsi juga perlu dijaga dengan tidak mengonsumsi makanan cepat saji, tidak merokok, dan mengurangi minuman manis. Yuda menjelaskan hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan Alzheimer. Obat yang ada hanya bisa memperlambat penyakit.
Ketua ALZI Michael Maitimoe mengatakan tekanan psikologis seperti stres, depresi, hingga kesepian dapat memicu penyakit Alzheimer. Karena itu, pihaknya mendorong masyarakat untuk dapat mengelola stres dengan baik sehingga dapat mengurangi risiko demensia Alzheimer.
Pilihan Editor: Mengenal Demensia Frontotemporal, Gangguan Saraf yang Diderita Bruce Willis