Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Punya Kebiasaan Menggigit Kuku? Peneliti Sarankan Terapi dengan Teknik Berikut

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita menggigit kuku. shutterstock.com
Ilustrasi wanita menggigit kuku. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian menunjukkan ada teknik sederhana untuk mengurangi kebiasaan berulang yang berfokus pada tubuh atau BFRB, seperti menggigit kuku, mencubit kulit, dan menarik rambut sendiri. Meski sering diabaikan, kebiasaan tersebut dapat menyebabkan konsekuensi yang cukup serius.

Menurut health.com, kebiasaan tersebut dapat dikurangi dengan cara membuat gerakan melingkar yang lembut pada bagian tubuh (teknik circling) tertentu sepanjang hari.  Ada sejumlah kasus insiden yang mengancam jiwa saat pemeriksaan ditemukan adanya gumpalan rambut di saluran cerna pada pasien yang suka menarik rambut.

“Ada sejumlah insiden yang mengancam jiwa saat pemeriksaan setelah pasien mencubit kulit dan adanya gumpalan rambut di saluran pencernaan mereka,” kata peneliti di departemen psikiatri dan psikoterapi Pusat Medis Universitas Hamburg-Eppendorf di Jerman sekaligus peneliti teknik circling pada penderita BFRB, Steffen Moritz.

Menurutnya, kasus seperti di atas cukup jarang terjadi. Namun, BFRB atau kebiasaan tersebut bukan masalah kecil secara keseluruhan dan dapat menyebabkan depresi serta kualitas hidup yang rendah. Standar klinis yang dapat dilakukan untuk mengobati BFRB adalah terapi perilaku kognitif (CBT) yang bertujuan membantu pasien mengidentifikasi keadaan dan pola pikir yang dapat memicu BFRB. 

Namun, banyak orang tidak mencari tahu pengobatannya dan tidak dapat mengaksesnya karena kurang biaya atau waktu tunggu janji temu yang lama. Para ahli juga mengatakan strategi yang diteliti dalam studi baru dalam teknik penggantian kebiasaan repetitif tersebut bisa sangat membantu orang-orang dengan BFRB yang belum memiliki kesempatan untuk menerima perawatan kesehatan mental. 

Selain CBT, tidak banyak pilihan untuk mengatasi kebiasaan berulang tersebut. Antidepresan seperti inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dapat membantu beberapa pasien tetapi peneliti belum menemukan obat yang secara konsisten menghasilkan hasil yang efektif dalam penelitian mengenai BFRB. Meski demikian, masalah lain adalah kurangnya akses ke pelayanan kesehatan mental atau rasa malu penderita karena mengalami gangguan tersebut.

Teknik circling
Berbagai hambatan di atas menjadikan pengobatan alternatif sebagai solusi yang menarik menurut para ahli. Moritz mengatakan mainan yang dapat mengatasi gelisah sering direkomendasikan untuk penderita BFRB untuk menggantikan kebiasaan lama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Moritz bersama timnya pun mempelajari teknik penggantian kebiasaan yang berbeda untuk mengatasinya. Dalam penelitian selama enam minggu tersebut para peneliti merekrut 268 orang dari media sosial yang memiliki BFRB. Tim peneliti pun memberi tahu setengah dari penderita BFRB tersebut mereka berada dalam daftar tunggu untuk perawatan sehingga peneliti menginstruksikan mereka untuk melakukan teknik circling setidaknya dua kali sehari dan kapan pun mereka merasakan dorongan untuk mencubit kulit, menarik rambut, atau menggigit kuku.

Para peserta penelitian tersebut diberikan panduan dan video yang mendemonstrasikan berbagai teknik, termasuk menyilangkan lengan dan membuat lingkaran di lengan bawah atau menggunakan jari telunjuk untuk melingkari ujung ibu jari. Hal terpenting adalah instruksi tersebut mengarahkan peserta untuk tidak menekan atau menyentuh kuku ke kulit mereka sendiri.

Hasilnya, hampir 53 persen peserta yang diperkenalkan dengan teknik circling tersebut melaporkan perkembangan yang baik setelah enam minggu melakukannya. Para peneliti pun percaya pengobatan dengan teknik circling bekerja efektif untuk beberapa peserta. Teknik ini dapat membantu siapa saja yang berjuang dengan BFRB tetapi sedang tidak menjalani perawatan kesehatan mental

Perlu diingat untuk mengurangi kebiasaan BFRB dengan teknik circling memang butuh kesabaran karena perlu waktu untuk menghentikannya. Jika teknik circling secara otodidak masih belum berhasil mengurangi atau menyembuhkan BFRB, segera periksakan diri ke ahli untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.

Pilihan Editor: Muncul Kebiasaan Menggigit Kuku, Bagaimana Kiat Mencegahnya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tujuan Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis Angkat Tema Kesehatan Mental

1 jam lalu

Konferensi pers film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis di Jakarta pada Kamis, 10 Oktober 2024. TEMPO/Wilna Liana
Tujuan Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis Angkat Tema Kesehatan Mental

Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis berusaha menyoroti isu kesehatan mental yang relevan dengan generasi sekarang.


Ketahui Batasan Diri untuk Jaga Kesehatan Mental saat Bekerja

16 jam lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Ketahui Batasan Diri untuk Jaga Kesehatan Mental saat Bekerja

Mengetahui batasan atau kemampuan diri terkait beban pekerjaan yang ditanggung bisa membantu menjaga kesehatan mental selama bekerja.


Saran Psikiater untuk Hindari Stres karena Pekerjaan

19 jam lalu

Ilustrasi wanita bekerja dalam kondisi cemas. Foto: Unsplash.com/Icons8 Team
Saran Psikiater untuk Hindari Stres karena Pekerjaan

Psikiater menjelaskan kerja tanpa batas waktu memiliki risiko terhadap kesehatan fisik dan mental akibat kelelahan, termasuk stres.


Psikolog Ingatkan Dampak Buruk Judi Online pada Kesehatan Mental

1 hari lalu

Ilustrasi Judi Online (Tempo)
Psikolog Ingatkan Dampak Buruk Judi Online pada Kesehatan Mental

Ada beberapa dampak buruk judi online pada kesehatan mental seperti hilang kontrol, menghabiskan waktu, uang, memicu stres dan kecemasan saat kalah.


Psikolog Kaitan Kesehatan Mental dan Fisik yang Tak Terpisahkan

1 hari lalu

Ilustrasi anak di sekolah. Shutterstock
Psikolog Kaitan Kesehatan Mental dan Fisik yang Tak Terpisahkan

Penelitian efek kimiawi pikiran pada tubuh menyebut kesehatan mental adalah pendorong kesehatan fisik. Berikut penjelasan psikolog.


4 Kunci Jaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja Menurut Kemenkes

2 hari lalu

Ilustrasi wanita stres saat bekerja. Shutterstock
4 Kunci Jaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja Menurut Kemenkes

Kemenkes menyebut empat hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan mental di tempat kerja sesuai tema Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024.


Memasak sebagai Upaya Menjaga Kesehatan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi wanita memasak di rumah. Freepik.com/Senivpetro
Memasak sebagai Upaya Menjaga Kesehatan Mental

Aktivitas memasak bermanfaat untuk kesehatan mental, seperti meredakan stres dan kecemasan


Pemicu Gangguan Kesehatan Mental di Tempat Kerja

4 hari lalu

Ilustrasi PHK. Shutterstock
Pemicu Gangguan Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Menjaga kesehatan mental penting untuk dilakukan. Terutama di lingkungan kerja


7 Karakteristik Gen Z yang Jarang Diketahui, Disebut sebagai Generasi Paling Kesepian

4 hari lalu

Generasi Z. Foto: Canva
7 Karakteristik Gen Z yang Jarang Diketahui, Disebut sebagai Generasi Paling Kesepian

Mengenal karakteristik generasi Z yang disebut andal di sektor teknologi, tetapi juga dianggap rapuh secara mental.


Tips Menjaga Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

4 hari lalu

Ilustrasi wanita stres saat bekerja. Shutterstock
Tips Menjaga Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

Kesehatan mental begitu penting untuk dijaga, terutama dalam lingkungan kerja.