TEMPO.CO, Jakarta - Pasien yang tengah menjalani pengobatan kanker juga perlu olahraga. Jenis yang bisa dipilih di antaranya aerobik atau kardio yang bisa meningkatkan detak jantung.
"Jenis latihan ini memperkuat jantung dan paru-paru serta membantu mengurangi rasa lelah sebelum, selama, dan setelah perawatan," jelas Nicole Andrews, pakar diet, termasuk nutrisi pasien kanker, kepada Fox News Digital.
"Jalan kaki adalah cara olahraga aerobik mudah dengam dampak rendah, meningkatkan aliran darah dan level energi secara alami. Contohnya, bila tenaga medis menyarankan jalan kaki 40-50 menit, 3-4 kali seminggu, dengan kecepatan sedang," tambahnya.
Latihan fisik lain yang dianjurkan adalah peregangan ringan dan yoga yang bisa membantu meningkatkan kelenturan dan mengurangi ketegangan otot, membuat lebih rileks dan berenergi. Latihan kekuatan juga penting untuk mencegah hilangnya massa otot, yang sering terjadi ketika pasien kanker kurang aktif selama masa pengobatan dan pemulihan. Ia juga menyarankan berenang karena bersifat low impact dan mengapung di air bisa meredakan tekanan pada sendi dan seluruh tubuh bergerak.
Tips jaga keamanan
Jika ada efek samping pengobatan kanker, sangat penting untuk memprioritaskan keamanan saat berlatih fisik, termasuk memodifikasi latihan sesuai kebutuhan.
"Mulai latihan secara bertahap, bahkan jika Anda orang yang aktif sebelum pengobatan kanker. Menambah level aktivitas secara bertahap bisa mencegah cedera dan membuat tetap termotivasi," saran Andrews.
Selain itu, pilih juga tempat latihan yang dinilai aman. "Jika imun tubuh melemah karena pengobatan, jangan ke pusat kebugaran yang ramai karena banyak kuman. Pertimbangkan berolahraga di rumah atau di luar ruangan, terutama dengan cuaca yang bersahabat," jelas Andrews.
Penting juga untuk mendengarkan sinyal tubuh. Jika merasa kurang tenaga, sesuaikan durasi dan intensitas latihan sampai merasa lebih baik. Sebelum memulai program latihan, bicarakan dulu dengan tim dokter untuk mendapatkan rekomendasi terbaik.
Pilihan Editor: Tingkatkan Ketepatan Diagnosa Kanker dengan Tata Laksana Multidisiplin