Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Panduan Cegah Virus Nipah dari Kemenkes

Reporter

image-gnews
Anggota tim medis dari Kozhikode Medical College membawa sampel buah pinang dan jambu biji untuk melakukan tes virus Nipah di desa Maruthonkara di distrik Kozhikode, Kerala, India, 13 September 2023. REUTERS/Stringer
Anggota tim medis dari Kozhikode Medical College membawa sampel buah pinang dan jambu biji untuk melakukan tes virus Nipah di desa Maruthonkara di distrik Kozhikode, Kerala, India, 13 September 2023. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.CO, JakartaVirus Nipah saat ini kembali menyebar dan mengakibatkan dua kematian dan ratusan orang diperiksa di India untuk diagnosis lebih lanjut. Kementerian Kesehatan menjelaskan panduan mencegah serta mengobati sakit akibat virus Nipah yang menular dari hewan ke manusia.

"Virus Nipah yang merebak di India bukan virus baru. Virus ini telah ada sejak puluhan tahun lalu," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Jumat, 29 September 2023.

Meski penyakit itu belum terdeteksi di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan kewaspadaan dini merebaknya kasus tersebut. Langkah antisipasi yang dapat dilakukan di antaranya tidak mengonsumsi nira atau aren langsung dari pohonnya karena kelelawar dapat mengontaminasi sadapan cairan manis yang diperoleh dari batang tanaman seperti tebu, sorgum, mapel, atau getah tandan bunga pada malam hari.

"Oleh karenanya perlu dimasak sebelum dikonsumsi," ujarnya.

Kemenkes juga mengimbau masyarakat menghindari kontak dengan hewan ternak seperti babi, kuda yang kemungkinan terinfeksi virus Nipah. Apabila terpaksa harus melakukan kontak maka gunakan alat pelindung diri (APD) untuk mencegah kontak langsung dengan organ tubuh.

"Selain itu, konsumsi daging ternak secara matang, cuci dan kupas buah secara menyeluruh, buang buah yang ada tanda gigitan kelelawar," jelas Nadia.

Bagi tenaga kesehatan dan keluarga yang merawat serta petugas laboratorium yang mengelola spesimen pasien terinfeksi, ia mengimbau mereka menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dengan benar.

"Bagi petugas pemotong hewan, sarung tangan dan pelindung diri harus digunakan sewaktu menyembelih atau memotong hewan yang terinfeksi virus Nipah," imbaunya.

Dia mengatakan hewan yang terinfeksi virus Nipah tidak boleh dikonsumsi dan terapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti membersihkan tangan secara teratur dan menjaga etika bersin. Jika mengalami gejala berkaitan dengan infeksi virus Nipah dan berinteraksi dengan hewan atau pasien yang terinfeksi, langsung datang ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.

"Apabila terdiagnosis penyakit virus Nipah, dokter atau tenaga kesehatan akan menentukan mekanisme pengobatan yang diperlukan, seperti terapi suportif dan simptomatik untuk meredakan gejala yang dialami," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Belum ada pengobatan
Nadia mengatakan hingga saat ini belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit virus Nipah. Namun, gejalanya sudah bisa dideteksi secara dini. Orang yang kena infeksi virus Nipah akan mengalami gejala yang bervariasi, dari tanpa gejala atau asimptomatik, infeksi saluran napas akut (ISPA) ringan atau berat, hingga ensefalitis fatal.

"Seseorang yang terinfeksi awalnya akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan nyeri tenggorokan," paparnya.

Ia mengatakan gejala itu dapat diikuti pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis lain yang menunjukkan ensefalitis akut.

"Beberapa orang pun dapat mengalami pneumonia atopik dan gangguan saluran pernapasan berat," tambahnya.

Pada kasus yang berat, ensefalitis dan kejang akan muncul dan dapat berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian. "Angka fatalitas yang tinggi karena gejala yang tidak khas di awal sakit. Angka kematiannya berkisar 40-75 persen," katanya.

Hingga saat ini belum tersedia vaksin untuk mencegah penyebaran infeksi virus Nipah. Nipah merupakan penyakit emerging zoonotik yang disebabkan oleh virus Nipah yang termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae. Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan, baik hewan liar atau peliharaan, dengan kelelawar buah yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae sebagai inang virus.

Pada 2008, virus Nipah telah dilaporkan sebanyak 700 kasus pada manusia dengan 407 kematian di Malaysia, Singapura, India, Bangladesh, dan Filipina. Pertengahan 2021, wilayah Kerala di India melaporkan kejadian luar biasa (KLB) virus Nipah setelah menyerang satu anak usia 12 tahun yang menyebabkan kematian. Pada 12 September 2023, kasus serupa kembali dilaporkan di wilayah Kerala dan hingga 18 September 2023 telah dilaporkan enam kasus konfirmasi dengan dua kematian.

Pilihan Editor: Belum Ada Bukti Virus Langya Menular Antarmanusia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lindungi Anak dari Pneumonia dengan Rekomendasi dari IDAI

20 menit lalu

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Lindungi Anak dari Pneumonia dengan Rekomendasi dari IDAI

IDAI memberikan sejumlah rekomendasi untuk melindungi anak dari penularan pneumonia seperti yang kini mewabah di Cina.


4 Tips Menyembuhkan Pilek secara Alami

2 hari lalu

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
4 Tips Menyembuhkan Pilek secara Alami

Menyembuhkan pilek bisa dilakukan secara alami di rumah tanpa harus minum obat.


6 Ciri Laptop Terkena Virus

4 hari lalu

Ilustrasi Serangan Malware XHelper (Shutterstock) (Ant)
6 Ciri Laptop Terkena Virus

Mendeteksi ciri-ciri virus komputer pada laptop adalah langkah awal yang penting untuk mengatasi masalah tersebut.


Apa Itu Penyakit Japanese Encephalitis?

7 hari lalu

Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)
Apa Itu Penyakit Japanese Encephalitis?

Japanese Encephalitis (JE) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Japanese Encephalitis Virus (JEV).


Fakta-fakta Nyamuk Culex yang Bisa Sebabkan Radang Otak

13 hari lalu

Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)
Fakta-fakta Nyamuk Culex yang Bisa Sebabkan Radang Otak

Nyamuk Culex sebabkan penyakit Japanese Encephalitis yang banyak menyerang penduduk daerah beriklim tropis.


5 Hal yang Perlu Deketahui tentang Herpes Zoster

14 hari lalu

Cacar air.
5 Hal yang Perlu Deketahui tentang Herpes Zoster

Herpes Zoster adalah kondisi infeksi virus yang menyebabkan ruam kulit dan nyeri saraf yang sering kali sangat tidak nyaman.


Apa Itu Ransomware? Ini Pengertian dan Jenisnya

17 hari lalu

Ransomware serupa dengan malware yakni sebagai virus dan program jahat yang dapat mengambil alih perangkat. Kenali pengertian dan jenisnya. Foto: Canva
Apa Itu Ransomware? Ini Pengertian dan Jenisnya

Ransomware serupa dengan malware yakni sebagai virus dan program jahat yang dapat mengambil alih perangkat. Kenali pengertian dan jenisnya.


FDA Setujui Vaksin Chikungunya Pertama di Dunia

20 hari lalu

Warga terbaring akibat sakit terkena demam Chikungunya di Desa Pataruman, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (27/11). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
FDA Setujui Vaksin Chikungunya Pertama di Dunia

Vaksin chikungunya baru, yang disebut Ixchiq, disetujui untuk digunakan pada orang berusia 18 tahun ke atas.


Bank Danamon Minta Nasabah Waspadai Virus Trojan

35 hari lalu

Bank Danamon mengimbau nasabah mewaspadai modus penipuan dengan virus trojan. FOTO/Istimewa dari Bank Danamon
Bank Danamon Minta Nasabah Waspadai Virus Trojan

Bank Danamon mengimbau nasabah mewaspadai modus penipuan dengan virus trojan.


21 Tahun Hari Polio Sedunia, Pahami Seluk Beluk Penyakit Polio dan Perkembangannya

37 hari lalu

Bidan Puskesmas Cisimeut memberikan vaksin polio kepada seorang anak Suku Baduy Luar di Kampung Kaduketug, Lebak, Banten, Sabtu 23 Juli 2022. Upaya imunisasi jemput bola yang dilakukan Puskesmas setempat tersebut guna meningkatkan kesadaran akan kesehatan anak kepada warga Suku Baduy serta mencegah anak terjangkit berbagai penyakit. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
21 Tahun Hari Polio Sedunia, Pahami Seluk Beluk Penyakit Polio dan Perkembangannya

Hari Polio Sedunia ditetapkan untuk memberantas polio di seluruh dunia serta untuk memastikan masa depan polio bagi semua orang.