TEMPO.CO, Jakarta - Gula adalah bahan makanan yang sering dikonsumsi oleh banyak orang. Namun, terlalu banyak mengonsumsi gula dapat menyebabkan dampak serius pada kesehatan fisik. Mulai dari masalah pencernaan hingga dampak pada penampilan kulit, gula memiliki peran penting dalam memicu berbagai masalah kesehatan. Berikut adalah 7 kondisi fisik yang dapat terjadi saat kebanyakan asupan gula:
1.Kenaikan Berat Badan dan Obesitas
Gula dapat memengaruhi hormon yang mengontrol berat badan seseorang. Hormon leptin memberi tahu otak bahwa seseorang sudah makan cukup. Namun, menurut sebuah publikasi berjudul Fructose-induced leptin resistance exacerbates weight gain in response to subsequent high-fat feeding tahun 2008, diet tinggi gula dapat menyebabkan resistensi terhadap leptin.
Minuman yang dimaniskan dengan gula seperti soda, jus, dan teh manis sarat dengan fruktosa, sejenis gula sederhana. Mengkonsumsi fruktosa meningkatkan rasa lapar dan keinginan untuk makan lebih banyak daripada glukosa, jenis gula utama yang ditemukan dalam makanan bertepung.
2.Kerusakan Gigi
Gula memberi makan bakteri yang hidup di mulut. Saat bakteri mencerna gula, mereka menghasilkan asam sebagai produk sampingan. Asam ini dapat merusak enamel gigi, menyebabkan lubang atau karies pada gigi.
Dilansir dari Action on Sugar, bagian dari Wolfson Institute in Preventive Medicine di Inggris, Orang yang sering mengonsumsi makanan manis, terutama di antara waktu makan sebagai camilan atau dalam minuman manis, lebih mungkin mengalami kerusakan gigi.
3.Jerawat
Sebuah publikasi berjudul Daily Intake of Soft Drinks and Moderate-to-Severe Acne Vulgaris in Chinese Adolescents tahun 2018 terhadap mahasiswa di China menunjukkan bahwa mereka yang minum minuman manis tujuh kali seminggu atau lebih cenderung mengalami jerawat moderat atau parah.
4.Mempercepat Proses Penuaan Kulit
Keriput adalah tanda alami penuaan kulit. Namun, pilihan makanan yang buruk dapat memperburuk keriput dan mempercepat proses penuaan kulit.
Kelebihan gula dalam diet menyebabkan pembentukan Advanced Glycation End Products (AGEs), yang berperan dalam diabetes dan juga memengaruhi pembentukan kolagen pada kulit. Menurut Skin Therapy Letter, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa jumlah AGEs yang tinggi dapat menyebabkan penuaan kulit lebih cepat terlihat
AGEs merusak kolagen dan elastin, yang merupakan protein yang membantu kulit meregang dan menjaga penampilannya yang muda. Ketika kolagen dan elastin rusak, kulit kehilangan kekencangan dan mulai kendur.
5.Kembung
Dikutip dari Johns Hopkins Medicine, beberapa jenis gula dapat menyebabkan kembung dan gas pada orang yang memiliki kondisi pencernaan, seperti sindrom iritasi usus (irritable bowel syndrome) atau pertumbuhan bakteri usus kecil (small intestinal bacterial overgrowth). Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa sakit pada perut.
6.Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2
Sebuah publikasi berjudul The Relationship of Sugar to Population-Level Diabetes Prevalence: An Econometric Analysis of Repeated Cross-Sectional Data tahun 2013, mengindikasikan bahwa kadar gula yang tinggi dalam makanan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dari waktu ke waktu.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases menambahkan bahwa faktor risiko lain, seperti obesitas dan resistensi insulin, juga dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
7.Dapat Mempengaruhi Fungsi Otak
Dilansir dari health.com, terlalu banyak gula akan mengubah fungsi otak Anda dan telah dikaitkan dengan penurunan kognitif dan gangguan degeneratif seperti penyakit alzheimer dan demensia.
Pilihan Editor: Cegah Gangguan Kesuburan dengan Batasi Asupan Gula