TEMPO.CO, Jakarta - Jadi orang yang mandiri memang baik. Tapi tidak demikian dengan terlalu mandiri sehingga selalu berpikir tak butuh bantuan orang lain. Belajar meminta bantuan bisa bermanfaat bagi hubungan dan kesehatan mental secara umum.
"Terlalu mandiri itu terlalu percaya pada diri sendiri dan tak percaya pada orang lain," kata terapis keluarga dan perkawinan Summer Forlenza kepada HuffPost.
Orang yang kelewat mandiri misalnya tak pernah meminta bantuan urusan pekerjaan, memaksa pasangan tak usah membayar sesuatu untuknya, atau kesulitan mendelegasikan tugas karena tak percaya orang itu bisa mengerjakannya dengan baik. Liana Ross, konselor kesehatan mental, mengatakan orang perlu memikirkan kemandirian sebagai spektrum.
"Terlalu mandiri adalah bentuk ekstrem dari keyakinan diri, mengisolasi diri dari jaringan pendukung dan menolak bantuan meski sangat membutuhkan," tuturnya.
Trauma masa lalu
Ross menekankan kemandirian memang tak buruk, bahkan banyak baiknya. Namun jika kadarnya sudah sampai ke pengaruh negatif pada hubungan atau memicu kecemasan, maka sikap itu sudah berlebihan.
Penyebab terlalu mandiri bisa disebabkan trauma di masa lalu, seperti merawat adik-adik. "Bila waktu kecil Anda harus mengurus saudara, sebenarnya hal itu berguna buat diri sendiri. Tapi kemudian, pola tersebut melekat pada Anda dalam hubngan asmara, persahabatan, dan hubungan lain," ujar Lauren Auer, konselor kesehatan mental dengan spesialisasi trauma.
Menurut Forlenza, pengalaman dikhianati dan kepercayaan dibocorkan juga bisa memicu sikap terlalu mandiri, terutama jika sudah berulang kali dikecewakan. Menurutnya, jika kepercayaan pada orang lain sudah luntur maka Anda pun tak ingin lagi mempercayai orang lain. Namun hal ini bisa menyebabkan stres, burn out, terisolasi, dan kesepian.
Pilihan Editor: 5 Karakteristik Generasi Z yang Perlu Diketahui