Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024, Ini 10 Tips Kendalikan Tembakau di Indonesia

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi berhenti merokok. Pexel/George Morina
Ilustrasi berhenti merokok. Pexel/George Morina
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Tjandra Yoga Aditama ikut bangga ketika pada upacara pembukaan Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) 27 Mei 2024 (4 hari yang lalu), Direktur Jenderal WHO Dr Tedros menyatakan bahwa penggunaan tembakau (merokok dll) menurun pada 150 negara di dunia. Tedros pun mengatakan jumlah perokok di dunia kini berkurang 19 juta dari dibanding dua tahun yang lalu. Sayangnya, dua hari sesudahnya, pada 29 Mei 2024 maka laman Kementerian Kesehatan Sehat Negeriku menurunkan laporan berjudul “Perokok Aktif Indonesia tembus 70 juta orang”. "Di dalamnya bahkan tertulis bahwa 'kita dihadapkan dengan bahaya pertumbuhan perokok aktif di Indonesia, terutama pada anak remaja'," kata Tjandra Yoga dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 31 Mei 2024.

31 Mei diperingati sebagai “World No Tobacco Day” atau Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) di seluruh dunia. Ada 3 hal utama yang menjadi perhatian. Pertama, awareness, meningkatkan kembali pemahaman masyarakat tentang dampak buruk kebiasaan merokok. Ke dua, menggalakkan minat para perokok untuk berhenti merokok, guna kesehatan dirinya dan orang sekitarnya. Ketiga, Hari Tanpa Tembakau Sedunia penting menjadi melakukan berbagai kegiatan dengan tema khusus tahun ini, yaitu “Lindungi Anak dari Campur Tangan Industri Produk Tembakau”.

Tjandra Yoga menawarkan 10 solusi untuk melindungi generasi muda kita dari bahaya merokok (termasuk rokok elektronik) maka ada 10 hal yang perlu dilakukan. Pertama, memperluas kawasan tanpa merokok, dan ini benar-benar perlu diterapkan secara maksimal. "Jangan sampai di kawasan sekolah tidak boleh merokok, tetapi di luar pagar sekolah ada penjual rokok dan anak-anak “nongkrong”," kata Tjandra Yoga. 

Kedua, siswa dan mahasiswa juga dapat diminta untuk memotivasi orang tua, keluarga dan lingkungannya untuk berhenti merokok. Ketiga, memasukkan dampak buruk bahaya merokok pada kurikulum sekolah dan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ke empat, menyediakan layanan berhenti merokok yang luas, dengan berbagai cara yang mudah dijangkau. Ke lima, media sosial tentu amat penting. Akan baik  kalau di Hari Tanpa Tembakau Sedunia maka dihimbau seluruh siswa dam mahasiswa kita memposting anjuran berhenti merokok di media sosial mereka masing-masing, dan yang paling banyak “like” nya diberi kupon makan di kantin, misalnya.

Ke enam, media sosial ini amat penting karena luas dampaknya. Ini juga diperlukan untuk “melawan” kegiatan pemasaran negatif dari industri tembakau, yang mengeksploitasi platform digital untuk pemasaran ke generasi muda. Ke tujuh, memperketat aturan penjualan dan pemasaran produk rokok pada generasi muda. Ke delapan, peningkatan cukai dan harga rokok. Ke sembilan, perluasan gambar dan peringatan di bungkus rokok. Dan ke sepuluh, perlu ada pengaturan ketat periklanan, promosi, dan sponsorship terkait di media sosial dan di media internet.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kita berharap agar sepuluh hal ini dapat masuk secara ketat dalam Peraturan Pemerintah yang sedang dibuat untuk pelaksanaan UU No. 17 / 2023 tentang Kesehatan," kata Tjandra Yoa

Dengan peta jalan yang jelaslah maka kita dapat mencapai derajat kesehatan yang diinginkan guna mencapai Indonesia Emas 2045.

Pilihan Editor: Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Apa yang Membuat Orang Kecanduan Tembakau?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pasien dengan Pneumonia Banyak Dirawat di Klinik Haji Makkah, Ini Penyebabnya

18 hari lalu

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Pasien dengan Pneumonia Banyak Dirawat di Klinik Haji Makkah, Ini Penyebabnya

Penyakit pneumonia tetap menempati urutan pertama sebagai penyakit yang paling banyak dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah


Jemaah Haji Wajib Perhatikan 6 Larangan Saat Berhaji, dari Berfoto hingga Merokok

21 hari lalu

Peziarah muslim berswafoto dengan telepon genggamnya saat ribuan jemaah melakukan tawaf memutari Ka'bah di Masjidil Haram menjelang puncak ibadah haji di kota suci Mekah, Arab Saudi, Kamis, 16 Agustus 2018. REUTERS/Zohra Bensemra
Jemaah Haji Wajib Perhatikan 6 Larangan Saat Berhaji, dari Berfoto hingga Merokok

Saat berhaji ada beberapa larangan yang harus diikuti jemaah haji dari manapun. Berikut 6 larangan saat berhaji, termasuk berfoto dan merokok.


Merokok Bikin Masalah Kesehatan 3 Kali Lipat Lebih Parah

22 hari lalu

Ilustrasi berhenti merokok. Freepix.com
Merokok Bikin Masalah Kesehatan 3 Kali Lipat Lebih Parah

Merokok akan menimbulkan masalah kesehatan dan penyakit penyerta hingga tiga kali lipat lebih hebat dibandingkan orang yang tidak merokok.


Vape Tidak Bisa Dianggap Lebih Aman dari Rokok Konvensional

30 hari lalu

Seorang pria merokok vaporizer elektronik, juga dikenal sebagai e-cigarette atau vape, di Toronto, 7 Agustus 2015.[REUTERS / Mark Blinch]
Vape Tidak Bisa Dianggap Lebih Aman dari Rokok Konvensional

Paparan uap vape tidak hanya berdampak pada manusia tetapi juga pada lingkungan.


Peneliti Sebut Rokok Sebabkan Stunting dan Tingkatkan Angka Kemiskinan

30 hari lalu

Ilustrasi berhenti merokok. Pexel/George Morina
Peneliti Sebut Rokok Sebabkan Stunting dan Tingkatkan Angka Kemiskinan

Perokok lebih memilih membeli rokok dibanding membelanjakan untuk kebutuhan yang lebih penting.


Kelompok Sipil Gelar Gerakan SOS Kampanyekan Bahaya Rokok di CFD Jakarta

30 hari lalu

Lentera Anak bersama World Cleanup Day (WCD) Indonesia menggelar aksi di kawasan Car Free Day, Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 28 Mei 2023. Lentera Anak bersama World Cleanup Day (WCD) Indonesia melakukan aksi plogging yaitu aksi clean up cigarette buts atau memungut sampah puntung rokok. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kelompok Sipil Gelar Gerakan SOS Kampanyekan Bahaya Rokok di CFD Jakarta

Dia mengatakan rokok tidak hanya berdampak penyakit pada orang yang hidup di masa ini. Namun juga di masa depan.


Bahaya Paparan Vape bagi Orang Sekitar Menurut Pulmonolog

31 hari lalu

Ilustrasi rokok elektrik atau vaping dan rokok tembakau atau konvensional. Shutterstock
Bahaya Paparan Vape bagi Orang Sekitar Menurut Pulmonolog

Paparan uap vape tidak hanya berdampak pada manusia tetapi juga lingkungan. Berikut bahayanya menurut pulmonolog di RSUI.


Spesialis Paru Ingatkan Vape Tak Lebih Aman dari Rokok Biasa

31 hari lalu

Ilustrasi vape. sumber: AFP/english.alarabiya.net
Spesialis Paru Ingatkan Vape Tak Lebih Aman dari Rokok Biasa

Dokter paru mengatakan mengisap vape atau rokok elektrik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, sama seperti rokok biasa.


Memaknai Melindungi Anak-anak di Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024

32 hari lalu

Ilustrasi rokok, stop smoking, no smoking
Memaknai Melindungi Anak-anak di Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024

Tema Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024 adalah Melindungi Anak-anak dari Campur Tangan Industri Tembakau dan difokuskan advokasi diakhirinya penargetan.


Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Apa yang Membuat Orang Kecanduan Tembakau?

32 hari lalu

Ilustrasi pedagang/warung rokok eceran. shutterstock.com
Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Apa yang Membuat Orang Kecanduan Tembakau?

Hari Tanpa Tembakau Sedunia diperingati setiap tanggal 31 Mei dan banyak diketahui orang kecanduan tembakau karena kandungan nikotin.