Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Sebut Pengaruh Stres pada Jantung dan Pernapasan

Reporter

image-gnews
ilustrasi stres (pixabay.com)
ilustrasi stres (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Siapa pun bisa mengalami stres. Laporan dari Asosiasi Psikologis Amerika menyatakan pada 2023 sekitar sepertiga orang berusia 18–44 tahun menilai tingkat stres mereka 8–10 pada skala 1–10.

Dilansir dari Eating Well, spesialis penyakit dalam dan direktur medis di Wellbridge, Edmond Hakimi, mengatakan stres merupakan respons alami terhadap tuntutan dan tekanan hidup. Hal ini dapat dipicu berbagai faktor, termasuk tanggung jawab pekerjaan, masalah keuangan, masalah hubungan, dan perubahan besar dalam hidup.

Stres dapat menimbulkan dampak serius pada fisik, perilaku, dan mental yang sangat berefek pada kesehatan. Jadi, manajemen stres adalah bagian penting dalam menjaga kesehatan. Dampak stres pada fisik yang pertama adalah sistem kardiovaskular.

"Sistem kardiovaskular sangat rentan karena stres meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, yang dapat menyebabkan masalah jantung jangka panjang,” kata Marcus Smith, konselor profesional klinis dan direktur eksekutif di Alpas Wellness.

Kehadiran hormon stres seperti kortisol dan epinefrin menyebabkan stres oksidatif dan peradangan, yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serangan jantung.

“Stres juga dapat menyebabkan penyempitan pembuluh arteri koroner yang dapat mengakibatkan iskemia miokard,” kata Andrew Sherwood, pengajar ilmu psikiatri dan perilaku di Sekolah Kedokteran Universitas Duke University.

Gangguan pernapasan dan pencernaan
Stres tinggi juga memicu sistem pernapasan menjadi cepat dan pendek. Selain itu, risiko tertular penyakit pernapasan atau memperburuk kondisi pernapasan yang sudah ada juga lebih tinggi karena stres memperburuk respons imun tubuh. Ditambah lagi, sitokin inflamasi dilepaskan, yang meningkatkan produksi lendir dan menyempitkan saluran udara. Sistem imun tubuh juga melemah ketika tubuh mendeteksi stres.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sistem endokrin merespons dengan melepaskan hormon stres seperti kortisol, yang jika meningkat dalam jangka waktu lama dapat mengganggu fungsi metabolisme dan melemahkan sistem kekebalan tubuh,” kata Smith.

Hal ini pada gilirannya dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi dan memperburuk penyakit peradangan kronis, kata Sherwood. Pada sistem pencernaan, ketika kita stres, neurohormon yang disebut katekolamin dilepaskan, yang berdampak terutama pada sistem pencernaan. Pada akhirnya, aliran darah ke usus berkurang, yang bisa menyebabkan diare atau sembelit, tergantung orang. 

Tidak mengherankan, penelitian menemukan stres berkaitan erat dengan sindrom iritasi usus besar (IBS). Selain IBS, Sherwood mengatakan stres juga dapat meningkatkan refluks asam. 

Selain itu, stres bisa menyebabkan ketegangan otot. Bayangkan saja bagaimana perasaan Anda saat dipijat setelah seminggu bekerja yang penuh tekanan. Hal ini disebabkan rangkaian respons fisiologis yang terjadi ketika tubuh mengalami stres. Aktivasi sistem saraf simpatik akibat stres dapat menyebabkan ketegangan otot, sakit kepala, dan migrain, sebut Sherwood.  

Terakhir, efek fisik stres adalah menghambat hasrat seksual dan fungsi reproduksi karena menekan pelepasan hormon reproduksi utama yang berperan dalam produksi testosteron dan fungsi ovarium. Akibatnya, stres kronis dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur, penurunan kualitas sperma, bahkan kemandulan. Selain efek fisik, stres juga dapat menyebabkan efek mental seperti kecemasan dan depresi, gangguan kognitif, perubahan nafsu makan, dan gangguan tidur.

Pilihan Editor: Hindari Stres dan Kafein untuk Mencegah Gangguan Irama Jantung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inilah 5 Jenis Makanan dan Minuman yang Disarankan Tidak Dikonsumsi Bersamaan dengan Daging

2 hari lalu

Ilustrasi daging sapi. Foto: Unsplash/PK
Inilah 5 Jenis Makanan dan Minuman yang Disarankan Tidak Dikonsumsi Bersamaan dengan Daging

Berikut beberapa jenis makanan dan minuman yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan daging.


Ragam Alasan Orang Kehilangan Cinta dan Hubungan Berantakan

2 hari lalu

Ilustrasi pasangan bertengkar/berpisah. Shutterstock
Ragam Alasan Orang Kehilangan Cinta dan Hubungan Berantakan

Ada beberapa alasan kita tak cinta lagi pada pasangan sehingga berujung perpisahan. Berikut di antaranya.


Memahami Diseksi Aorta, Robeknya Pembuluh Darah Besar dan Penanganannya

3 hari lalu

Tim medis melakukan operasi jantung di ruang operasi di Klinik Saint-Augustin di Bordeaux, Prancis, 25 Oktober 2018. REUTERS/Regis Duvignau
Memahami Diseksi Aorta, Robeknya Pembuluh Darah Besar dan Penanganannya

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan diseksi aorta atau robeknya pembuluh darah besar, antara lain hipertensi, penyakit arteri koroner.


Penyakit Jantung Koroner Hantui Usia Produktif, Gaya Hidup Sehat Pencegahan Utamanya

4 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Penyakit Jantung Koroner Hantui Usia Produktif, Gaya Hidup Sehat Pencegahan Utamanya

Dokter menekankan pentingnya gaya hidup sehat bagi masyarakat untuk mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.


Kapan Pasien Penyakit Jantung Perlu Pasang Ring?

4 hari lalu

Ilustrasi Ring jantung. Vidio/Abott
Kapan Pasien Penyakit Jantung Perlu Pasang Ring?

Pakar mengatakan pemasangan ring jantung masih menjadi solusi efektif mengatasi penyumbatan pembuluh darah. Kapan diperlukan pasien penyakit jantung?


Apakah Normal BAB setelah Makan? Berikut Penjelasannya

5 hari lalu

Ilustrasi wanita di toilet. Shutterstock
Apakah Normal BAB setelah Makan? Berikut Penjelasannya

Orang mengalami rasa ingin buang air besar (BAB) ketika selesai makan adalah sebuah hal yang normal.


Tim Medis Arab Saudi Lakukan 24 Operasi Bedah Jantung Terbuka pada Jemaah Haji

6 hari lalu

Dokter mendata seorang pasien yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Makkah, Arab Saudi, Rabu 12 Juni 2024. Selain safari wukuf yang diperuntukkan bagi jamaah lansia non mandiri, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi juga mempersiapkan safari wukuf bagi jamaah haji yang sakit dirawat di KKHI. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Tim Medis Arab Saudi Lakukan 24 Operasi Bedah Jantung Terbuka pada Jemaah Haji

Sebanyak 142 ribu orang jemaah haji telah memanfaatkan layanan kesehatan yang disediakan tim medis pemerintah Arab Saudi di Makkah.


Inilah Ciri-ciri Hewan Kurban yang Sedang Sakit

6 hari lalu

PT Permodalan Nasional Madani atau PNM, dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah, menyalurkan hewan kurban di berbagai titik 3T di Indonesia. Diantaranya di Aceh, Palembang, Lampung, Garut, Serang, Banjarmasin, Purwokerto, Solo, Mataram, dan Makassar.
Inilah Ciri-ciri Hewan Kurban yang Sedang Sakit

Hewan kurban harus memenuhi beberapa syarat, salah satunya tidak sakit. Berikut ciri-ciri hewan kurban yang sedang sakit.


4 Hal yang Bisa Memperparah Varises

8 hari lalu

Varises. Usaveinclinics.com
4 Hal yang Bisa Memperparah Varises

Varises lebih sering dianggap sebagai masalah kosmetik tapi bisa juga mempengaruhi kesehatan karena bisa menyebabkan sakit dan nyeri.


60 Menit Berharga Bagi Pasien Serangan Jantung

8 hari lalu

Ilustrasi gagal jantung. shutterstock.com
60 Menit Berharga Bagi Pasien Serangan Jantung

Apa yang bisa dilakukan dalam 60 menit bagi para penderita penyakit jantung?