TEMPO.CO, Jakarta - Apapun jenis rokoknya, elektrik atau tembakau biasa, Anda tetap akan mengonsumsi nikotin. Padahal zat adiktif ini sejak dulu dikaitkan dengan masalah kesehatan. Sayangnya, berhenti merokok tak selalu mudah buat banyak orang, meski sudah dibantu konseling dan obat-obatan.
"Manfaat kesehatan berhenti merokok langsung terasa beberapa menit setelah berhenti merokok, jadi tak pernah ada kata terlambat untuk melakukannya," kata Alejandra Ellison-Barnes, asisten pengajar di Johns Hopkins Tobacco Treatment dan Klinik Skrining Kanker, kepada USA TODAY.
Buat perokok konvensional dan vape, berikut pendapat para pakar kesehatan mengenai durasi mencerna nikotin yang perlu diketahui.
Berapa lama nikotin ada dalam sistem tubuh?
Semua tergantung pada sejumlah faktor, termasuk genetik dan seberapa banyak dikonsumsi. Tapi nikotin biasanya bertahan dalam sistem tubuh selama 80-100 jam atau sekitar 3-4 hari, menurut Benjamin Toll, salah satu direktur di Program Skrining Kanker Paru Sekolah Kedokteran Universitas Carolina Selatan.
"Tak ada cara lebih cepat untuk membuangnya dari sistem," jelasnya.
Mengisap vape disebut memiliki risiko kesehatan lebih kecil dibanding rokok tembakau namun bukan berarti aman dan baik buat tubuh. Perokok tembakau 25 kali lebih berisiko terserang kanker paru, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Mengisap rokok elektrik juga berisiko penyakit paru kronis seperti asma, menurut penelitian John Hopkins Medicine pada 2020. Pakar juga mengingatkan karena vape relatif baru, masih banyak hal yang belum mereka gali.
"Kami masiah belum tahu semua dampak terkait penggunaan jangka panjang," tutur Ellison-Barnes.
Selain masalah kesehatan paru-paru, penelitian juga menyebut nikotin pada rokok dan vape bisa meningkatkan tekanan darah, denyut jantung, sehingga menambah risiko serangan jantung. Perokok tembakau 2-4 kali lebih mungkin mengalami penyakit jantung koroner dan stroke, menurut CDC.
Pilihan Editor: Kaum Muda Jadi Sasaran Penjualan Rokok Elektrik, Cek Bahayanya pada Remaja