TEMPO.CO, Jakarta - Cedera pada lutut sering dialami oleh para atlet sepak bola, bulu tangkis, basket, lari, dan masih banyak lagi. Cedera pada lutut sering kali terjadi dengan ligamen yang robek atau biasa disebut anterior cruciate ligament (ACL). Apabila mengalami cedera ini dengan kondisi parah, tak jarang atlet harus berhenti dari kariernya.
Dikutip dari Mayo Clinic, cedera ACL merupakan cedera yang terjadi karena robekan atau terkilirnya anterior cruciate ligament (ACL), salah satu jaringan ikat kuat yang membantu menghubungkan tulang paha atau femur dan tulang kering atau tibia.
Cedera ACL biasanya ditandai dengan bunyi “krek” atau letupan di lutut. Biasanya cedera ini ditandai dengan rasa sakit yang parah sehingga ketidakmampuan untuk melanjutkan aktivitas. Setelah itu akan diikuti pembengkakan cepat, bahkan sampai kehilangan rentang gerak.
Jika tidak segera diistirahatkan, untuk berdiri saja bisa tidak stabil atau akan “menyerah” saat menahan beban. Cedera ACL diakibatkan oleh rusaknya jaringan ikat kuat yang menghubungkan satu tulang dengan tulang lainnya.
Berikut aktivitas yang bisa menjadi penyebab terjadinya cedera ACL:
- Tiba-tiba melambat dan membelok saat olahraga
- Berputar dengan kaki tertanam kuat
- Mendarat dengan kaku setelah melompat
- Berhenti tiba-tiba
- Menerima pukulan langsung ke lutut atau mengalami tabrakan.
Dilansir dari John Hopkins Medicine, cedera ACL akan didiagnosis oleh dokter melalui riwayat serta pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menilai kondisi ACL, apakah robek atau tidak. Selain itu, dilakukan pula evaluasi struktur lain, utamanya di dalam lutut karena robekan ACL juga sering ditemukan terkait dengan cedera pada struktur lain, seperti tulang rawan dan ligamen kolateral.
Kemudian ada sejumlah proses yang dilakukan untuk mengetahui adanya fraktur di kaki dengan cara dipindai. Pemindaian ini dapat memperjelas pertanyaan tentang robeknya ACL jika riwayat dan pemeriksaan tidak meyakinkan. Pemindaian ini juga berguna untuk mengevaluasi tulang rawan atau jaringan meniskus di lutut jika informasi ini diperlukan untuk membuat keputusan mengenai perawatan terbaik untuk pasien.
Pengobatan akan dilakukan dengan dua metode, yaitu bedah dan nonbedah. Perawatan nonbedah paling tepat untuk cedera ringan. Metodenya akan mencakup imobilisasi atau penyangga, terapi fisik, dan pemulihan bertahap ke aktivitas dan olahraga normal.
Kemudian perawatan bedah direkomendasikan bagi individu dengan robekan ACL yang parah. Pilihan pembedahan dapat bervariasi berdasarkan jenis cedera ACL, apakah pasien memiliki lempeng pertumbuhan terbuka atau tertutup, dan jenisnya.
Untuk mencegah terjadinya cedera pada ligamen lutut, para pelatih akan memperhatikan latihan para atlet. Biasanya dengan cara memperkuat inti tubuh, termasuk pinggul, panggul, dan perut bagian bawah dengan tujuan melatih atlet untuk menghindari gerakan lutut ke dalam saat jongkok.
Latihan lain juga meliputi memperkuat otot kaki, terutama latihan hamstring, untuk memastikan keseimbangan kekuatan otot kaki secara keseluruhan. Ada juga dengan menggunakan teknik dan posisi lutut yang tepat saat melompat dan mendarat dari lompatan dan meningkatkan teknik saat melakukan gerakan memutar dan memotong.
MAYO CLINIC| JOHN HOPKINS MEDICINE
Pilihan Editor: Dokter Ungkap Tanda Pengapuran Sendi yang Terasa saat Bangun Tidur