TEMPO.CO, Jakarta - Acara realitas televisi sering menampilkan pasangan yang berkencan seperti dongeng atau menjalin cinta kilat. Akibatnya para penonton dan pengguna media sosial pun terobsesi hal yang sama.
Alhasil, muncullah istilah love bombing yang sayangnya sering dimanfaatkan oleh penipu atau orang yang ingin mencari keuntungan semata. Dan taktik mereka sebenarnya sudah langsung bisa terlihat di awal dan sayangnya lagi sering diabaikan oleh mereka yang sedang dimabuk asmara.
"Para manipulator itu menggunakan taktik dengan mengungkapkan cinta secara berlebihan, membanjiri dengan perhatian dan kasih sayang, bahkan sebelum mereka benar-benar mengenal Anda," ujar Leanna Stockard, terapis perkawinan dan keluarga di LifeStance Health di Boston, Amerika Serikat.
Alhasil, korban pun langsung terbuai dan lengah sehingga lupa pertahanan diri dan mempercayai si manipulator tersebut dan baru merasakan akibatnya kemudian. Stockard pun menyebut lima tanda love bombing yang perlu diketahui.
Apa tanda bahayanya?
Banjir pujian, perhatian, dan selalu ingin bersama sepanjang hari saat hubungan baru terjalin patut dicurigai. "Love bomber membuat pasangan merasa sangat istimewa, memberi banyak hadiah, melakukan sesuatu yang spesial untuk Anda, dan selalu meyakinkan Anda tentang cintanya," kata Stockard kepada Fox News Digital.
Apakah sering membahas masa depan termasuk love bombing?
Stockard menjawab ya. "Pembahasan soal masa depan membantu membangun kepercayaan seperti yang diinginkan love bomber. Ia ingin Anda percaya akan menghabiskan masa depan bersama," tuturnya.
Bagaimana harus bersikap?
Cara terbaik tentu saja dengan memahami yang sedang terjadi. Jika merasa tak nyaman dengan perhatiannya yang berlebihan meski baru bersama beberapa waktu atau bila ada teman yang mengatakan kedekatan Anda terlalu cepat, Anda mungkin sedang berada dalam tahap awal love bombing, kata Stockard. Jika melihat tanda-tanda itu, segera tetapkan batasan dan berusaha memahami apa yang terjadi.
Apa beda love bombing dengan hubungan cinta sejati?
Dari sikap dan perilaku saja sudah berbeda. Orang yang menjalani hubungan cinta tak akan mengontrol pasangan atau membanjirinya dengan rayuan dan perhatian. "Dalam hubungan cinta, komunikasi selalu sehat dan pasangan ingin Anda tumbuh bersama, bukan hanya mengikuti kemauannya. Anda saling mencintai dan merasa aman," papar Stockard.
Pilihan Editor: Psikolog Bagikan 3 Tanda Mencolok Cinta yang Sudah Pudar