Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benarkah Label Merek Pada Baju Hingga Mandi dengan Shower Kencang Bisa Memicu Ruam?

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi ruam kulit. Pixabay/Hans Braxmeier
Ilustrasi ruam kulit. Pixabay/Hans Braxmeier
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa orang pernah mengalami gatal-gatal atau ruam pada kulit. Apalagi ketika kulit menyentuh label merek pada pakaian yang sedang dikenakan. Atau bahkan ketika Anda berdiri di bawah aliran shower yang mengalir dengan kuat.

Ternyata, fenomena ini dapat disebabkan oleh kondisi kulit yang dikenal sebagai dermografisme atau dermatographia. 

Apa itu Dermatographia?

Dilansir dari Channel News Asia, dermatographia adalah kondisi di mana kulit merespons tekanan dengan menimbulkan bekas merah yang menonjol, seolah-olah kulit Anda tertulis dengan pena berdarah seperti dalam buku Harry Potter. Kondisi ini disebut sebagai skin writing atau penulisan kulit.

Ketika tekanan diterapkan pada kulit, sel mast dalam tubuh melepaskan histamin dan zat inflamasi lainnya, yang menyebabkan munculnya tanda merah yang menonjol pada kulit.

Menurut Dr. Eileen Tan dari Eileen Tan Skin Clinic & Associates di Mount Elizabeth Novena Hospital, dermografisme umumnya terjadi pada orang dewasa muda, sekitar usia 26 tahun. "Biasanya, pasien dengan kondisi ini adalah dari populasi yang lebih muda (di bawah 30 tahun) dan kebanyakan tidak memiliki penyakit kulit sebelumnya," jelasnya.

Namun, di National Skin Centre, dermografisme dapat terjadi pada berbagai usia, termasuk anak-anak dan orang tua, menurut Dr. Wong Yisheng Jayden, seorang konsultan asosiat. "Beberapa pasien mungkin juga mengalami ruam yang dipicu oleh stimuli fisik lainnya seperti dingin, panas, olahraga, getaran, atau tekanan pada kulit. Kondisi ini tidak memandang jenis kelamin," tambahnya.

Dr. Tan juga mengidentifikasi dermatitis kontak sebagai penyebab lain dari iritasi kulit. "Ini bisa disebabkan oleh alergi terhadap bahan atau pewarna, atau karena iritasi akibat gesekan berulang. Gejala umum dari dermatitis kontak meliputi gatal, terbakar, kesemutan, dan nyeri," ujarnya. Dr. Tan melihat sekitar satu kasus dermatitis kontak setiap satu hingga dua bulan.

Untuk mencegah iritasi, disarankan untuk mencuci pakaian baru sebelum memakainya. Kadang-kadang, iritasi kulit juga bisa menjadi gejala sekunder dari penyakit kulit autoimun seperti vitiligo, lichen planus, dan yang paling umum, psoriasis, tambah Dr. Tan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagaimana Penangannya?

Jika kulit Anda sudah tergores, cobalah untuk mengaplikasikan pelembap kulit atau plester hidrokolloid untuk membantu penyembuhan luka, saran Dr. Tan. "Cara terbaik adalah dengan menghapus label pakaian secara manual," tambahnya. "Beberapa pasien memang memangkas label dan menempelkan plester hidrokolloid kecil untuk memisahkan kulit dari sisa label."

Berpindah ke pakaian yang lebih longgar dan pakaian dalam tanpa jahitan juga dapat membantu. Beberapa merek fashion kini telah menghilangkan label dan mencetak petunjuk perawatan langsung pada kain itu sendiri.

Menurut Dr. Wong, wheals gatal yang tidak dipicu oleh faktor lain biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 30 menit, meskipun bisa bertahan hingga 24 jam. Namun, jika Anda terus menggaruk, ini dapat menyebabkan siklus gatal-garuk yang dikenal sebagai siklus gatal-garuk.

Untuk sekitar 40 persen pasien dengan gatal yang parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari, antihistamin oral dapat membantu mempercepat pemulihan atau mencegah timbulnya gejala. "Untuk ruam yang tetap membandel meskipun sudah diobati dengan antihistamin, kami sarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit," tambah Dr. Wong.

Dr. Tan juga mencatat bahwa kadang-kadang, obat oral seperti antibiotik atau steroid mungkin diperlukan jika terjadi pembengkakan kulit atau infeksi sekunder.

CNA LIFESTYLE
Pilihan editor: Kulit Bayi Sering Merah Akibat Ruam, Berikut Tips Mengatasi Ruam pada Bayi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali 13 Jenis Penyakit Kulit Pada Bayi

29 hari lalu

Ruam pada bayi. lifenstats.com
Kenali 13 Jenis Penyakit Kulit Pada Bayi

Penyakit kulit pada bayi juga memiliki jenisnya, penyebab dan bagian tubuh yang terjangkit yang berbeda.


Kulit Bayi Sering Merah Akibat Ruam, Berikut Tips Mengatasi Ruam Pada Bayi

30 hari lalu

Ruam pada bayi. lifenstats.com
Kulit Bayi Sering Merah Akibat Ruam, Berikut Tips Mengatasi Ruam Pada Bayi

Penyebab umum dari ruam ini ada banyak faktornya.


Ragam Masalah Kesehatan yang Tampak di Wajah

48 hari lalu

Ilustrasi penyakit Lupus. entresemana.mx
Ragam Masalah Kesehatan yang Tampak di Wajah

Pakar kesehatan menyebut lima perubahan di wajah yang bisa menunjukkan masalah kesehatan di baliknya. Berikut penjelasannya.


Pencegahan Alergi Susu Sapi, Apa Saja Gejala dan Efeknya?

29 Juni 2024

Ilustrasi susu. Foto: Pixabay.com/pezibear
Pencegahan Alergi Susu Sapi, Apa Saja Gejala dan Efeknya?

Gejala alergi susu sapi dapat bervariasi mulai dari ruam kulit, gangguan pencernaan, hingga reaksi anafilaksis yang mengancam nyawa.


Gejala Umum Anak Alergi Susu Sapi, Ruam pada Kulit Hingga Diare

25 Juni 2024

Webinar Bicara Gizi Tangani Alergi Susu Sapi (ASS) pada Anak dengan Cepat dan Tepat sebelum Terlambat/Nutricia
Gejala Umum Anak Alergi Susu Sapi, Ruam pada Kulit Hingga Diare

IDAI menyebutkan prevalensi alergi susu sapi pada anak Indonesia sekitar 2 hingga 7,5 persen. Simak berbagai gejala alergi susu sapi.


Makna Istilah KLMNOPR untuk Mengetahui Gejala Demam Berdarah

22 Juni 2024

Petugas kesehatan Puskesmas melakukan fogging (pengasapan) dan membasmi sebaran sarang nyamuk Aedes Aegepty, di lingkungan RT.9 RW 8 Kampung Baru I Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 29 Mei 2024. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat tajam mencapai 7.142 orang terjangkit dan 15 orang meninggal dunia terdiri anak - anak dan orang tua lanjut usia, selain itu pemerintah mengingatkan kepada masyarakat selalu rajin melakukan langkah antisipasi untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan upaya 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur) di sekitar rumah atau lingkungan tempat tinggal masing - masing. TEMPO/Imam Sukamto
Makna Istilah KLMNOPR untuk Mengetahui Gejala Demam Berdarah

Pada demam berdarah, terdapat sejumlah gejala yang perlu diwaspadai, yang disingkat sebagai KLMNOPR. Apa itu?


Waspadai Ruam karena Klorin buat yang Suka Berenang

21 Juni 2024

Ilustrasi wanita berenang. Kredit: https://www.ecolife.zone/urban-gardening
Waspadai Ruam karena Klorin buat yang Suka Berenang

Selain diklaim bisa merusak rambut, klorin pada air kolam renang juga bisa menyebabkan ruam pada kulit sehingga harus diwaspadai yang suka berenang.


4 Pertimbangan Penting Sebelum Membeli Popok Bayi

15 Mei 2024

Ilustrasi popok bayi. Wisegeek.com
4 Pertimbangan Penting Sebelum Membeli Popok Bayi

Popok bayi merupakan starter pack penting untuk bayi yang mempengaruhi kenyamanannya dalam bergerak, beraktivitas, hingga saat tidur lelap.


Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

7 Mei 2024

Ilustrasi lupus. Shutterstock
Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan 11 butir pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi awal penyakit lupus pada anak secara mandiri.


Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

13 April 2024

Flu Singapura.
Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

Flu Singapura atau HFMD mengalami peningkatan selama mudik atau libur Lebaran 2024. Apa gejala dan penyebab dari penyakit ini?