TEMPO.CO, Jakarta - Viral sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan aksi joget dan menari yang tidak pantas dilakukan oleh muda-mudi di depan Masjid Agung Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Video joget dugem di tepan masjid tersebut menjadi viral dan mendapatkan reaksi beragam. Salah satunya dari Majelis Ulama Indonesia atau MUI yang ada di Sulawesi Selatan.
Sekretaris MUI Sulsel, Muammar Bakry menyampaikan bahwa sebelum kseimpulan dari video yang viral tersebut. “Kita harus melakukan klarifikasi dan tabyyun agar respon yang kita berikan dapat objektif serta produktif bagi umat dan agama,” tandasnya ketika dikonfirmasi di Kantor MUI Sulsel seperti dikutip dari muisulses.or.id.
Dalam video tersebut, tampak pria dan wanita memadati perkarangan Masjid Agung Sengkang. Tidak sedikit juga perempuan berpakaian ketat di dalam area sekitar masjid. Dalam video tersebut terlihat laki-laki dan perempuan yang berjoged ria dengan diiringi musik di jalan depan Masjid Agung Sengkang. Viral video joget dugem ini juga meresahkan warga di Kabupaten Wajo, Sulawei Selatan.
Setelah dikonfirmasi oleh MUI Sulsel, kegiatan joget dugem yang viral dilakukan di depan Masjid Agung Sengkang adalah rangkaian kegiatan Agustusan yang biasa dilakukan dalam bentuk pawai. Aksi joget dugem seperti yang tertera di video tersebut adalah peserta pawai Lampion.
Mereka pun menambah keasyikan jogetnya sehingga menjadi larut dan tidak sadar bahwa kegiatan tersebut dilakukan di area Masjid Agung Sengkang. Sebelumnya, diketahui bahwa kegiatan utama dari Agustusan ini berada di lapangan yang lokasinya berdekatan dengan Masjid Agung Sengkang. Oleh sebab itu, aksi viral joget dugem di depan Masjid Agung Sungkeng bukanlah panitia yang membuat acara khusus depan atau halaman masjid. Namun, kegiatan joget tersebut berlokasi di lapangan utama yang berdekatan dengan masjid.
Rektor UIM, Muammar mengatakan bahwa Masjid Agung Sengkang dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan Islam di Sulawesi Selatan. Ia menyebut, orang Sengkang identik sebagai orang yang religius. Sehingga, Muammar sangat menyayangkan hal ini terjadi.
Muammar menambahkan bahwa hal yang terjadi di sekitar Masjid Agung Sengkang begitu sangat disayangkan. Sebab kegiatan tersebut terjadi di dekat pusat keislaman, yaitu di Masjid Agung Sengkang.
Muammar berharap momen Agustusan bisa lebih menghormati adat dan istiadat warga setempat. Ia harap kejadian ini tak membuat dakwah Islam menjadi surut.
Pilihan Editor: Ketua MUI Sebut Kebijakan Makan Gratis Program Tuhan