Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Hiperakusis, Selalu Terganggu Suara Sehari-hari

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita menutup telinga. Freepik.com/Jcomp
Ilustrasi wanita menutup telinga. Freepik.com/Jcomp
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah mendengar istilah hiperakusis? Ini adalah kondisi yang membuat penderitanya sangat terganggu dengan suara sehari-hari yang umum terdengar, seperti musik dan lalu lintas. Dalam beberapa kasus, suara keras diiringi sensasi lain seperti rasa sakit.

Buat penderita, suara keras selalu menyakitkan, bahkan suara dengan intensitas normal sekali pun. Sebagian merasa suara yang biasa terdengar setiap hari memicu rasa takut atau terganggu.

Meski tak terlalu banyak diketahui, sebenarnya hiperakusis sama umumnya dengan kehilangan pendengaran. Sekitar 15 persen orang dewasa di Amerika Serikat (37,5 juta orang) berumur 18 tahun ke atas dilaporkan mengalami gangguan pendengaran. Sementara prevalensi hiperakusis diperkirakan 8-15 persen dari populasi umum.

Kondisi penderita hiperakusis tak bisa diukur dengan audiometer seperti orang yang kehilangan pendengaran. Cara umum untuk mengetahuinya adalah dengan menanyakan langsung pada penderita apakah merasa sensitif pada suara sehari-hari. 

Gangguan pendengaran ini lebih umum pada perempuan dan lansia. Kemudian, para periset menemukan kondisi ini lebih umum pada penderita berbagai kondisi, seperti gangguan spektrum autisme, migrain, depresi, gangguan stres pascatrauma, dan kecemasan, juga pada penderita tinnitus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyebab hiperakusis
Jika orang yang kehilangan pendengaran dikaitkan dengan volume suara maka tidak demikian dengan penderita hiperakusis. Mereka bisa saja terganggu suara bernada rendah seperti gemuruh, medium seperti orang bicara, dan tinggi seperti sirene atau siulan.

Penyebab hiperakusis mungkin kerusakan di bagian dalam telinga. Bisa juga karena cedera kepala atau paparan terus menerus terhadap suara keras. Migrain juga bisa jadi pemicu. Namun belum diketahui dengan jelas apa sebenarnya penyebabnya.

Bagaimana cara mengatasinya? Bisa secara psikologis atau dengan teknologi seperti lewat alat bantu yang bisa mengurangi volume suara atau intervensi medis pada bagian dalam telinga. Demikian dilansir dari Psychology Today.

Pilihan Editor: Apakah Hiperakusis Bisa Disembuhkan?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gangguan Pendengaran yang Dialami Banyak Anak SD dan Dampaknya

16 hari lalu

Ilustrasi periksa telinga. Shutterstock
Gangguan Pendengaran yang Dialami Banyak Anak SD dan Dampaknya

Dokter THT menyarankan anak-anak menjalani skrining pendengaran sejak kelas 1 SD demi mendeteksi dini risiko gangguan pendengaran.


Tak Hanya Gangguan Pendengaran, Bekerja di Lingkungan Bising Juga Berisiko Hipertensi

26 hari lalu

Ilustrasi Pekerjaan Konstruksi
Tak Hanya Gangguan Pendengaran, Bekerja di Lingkungan Bising Juga Berisiko Hipertensi

Pakar mendapati pekerjaan dengan suasana berisik menambah risiko hipertensi selain gangguan pendengaran.


5 Area Tubuh yang Sering Lupa Diberi Tabir Surya dan Risikonya

40 hari lalu

Ilustrasi wanita memegang telinga. Foto: Freepik.com/evening_tao
5 Area Tubuh yang Sering Lupa Diberi Tabir Surya dan Risikonya

Spesialis kulit menyebut ada lima area tubuh yang sering lupa diberi tabir surya sehingga meningkatkan risiko terkena kanker kulit.


Anak Sering Batuk Pilek, Waspadai Risiko Gangguan Pendengaran

51 hari lalu

Ilustrasi anak sakit flu/pilek. Shutterstock.com
Anak Sering Batuk Pilek, Waspadai Risiko Gangguan Pendengaran

Spesialis THT mengingatkan anak yang sering batuk pilek bisa terkena risiko gangguan pendengaran. Pahami faktor risikonya.


Donald Trump Tampil Pertama Kali di Depan Umum setelah Selamat dari Penembakan

59 hari lalu

Donald Trump Tampil Pertama Kali di Depan Umum setelah Selamat dari Penembakan

Donald Trump tampak menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik dengan telinga yang diperban setelah selamat dari insiden penembakan.


Gejala Tumor Otak yang Kerap Diabaikan

8 Juni 2024

Ilustrasi otak. medicalnews.com
Gejala Tumor Otak yang Kerap Diabaikan

Menyambut Hari Tumor Otak Sedunia pada 8 Juni, kenali gejala tumor otak berikut yang sering diabaikan.


Cara Aman Membersihkan Telinga, Bukan dengan Cotton Bud

28 Mei 2024

Ilustrasi membersihkan kuping atau telinga dengan lilin. Koichi Kamoshida/Getty Images
Cara Aman Membersihkan Telinga, Bukan dengan Cotton Bud

Kotoran telinga cenderung keluar dengan sendirinya. Jika tidak dan jumlahnya terus bertambah, Anda bisa mencoba membersihkan telinga dengan cara ini.


Fakta Unik Telinga yang Mungkin Anda Tidak Tahu

27 Mei 2024

Ilustrasi mengusap telinga. Lovemerubme.com
Fakta Unik Telinga yang Mungkin Anda Tidak Tahu

Mungkin ada fakta yang tak diketahui soal telinga selain mendengar, misalnya berperan penting pada keseimbangan tubuh. Berikut beberapa di antaranya.


Macam Penyebab Sakit Telinga, dari Infeksi sampai Penyumbatan

23 Mei 2024

Ilustrasi periksa telinga. Shutterstock
Macam Penyebab Sakit Telinga, dari Infeksi sampai Penyumbatan

Berikut beberapa penyebab utama di balik sebagian besar kasus sakit telinga menurut pakar, jangan diabaikan.


Mengenali Jenis-Jenis Earphone

17 Mei 2024

Ilustrasi earphone bluetooth. Pexels/Monstera
Mengenali Jenis-Jenis Earphone

Banyak model earphone, kabel dan nirkabel