TEMPO.CO, Jakarta - Petugas Pelayanan Publik Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dilaekha Ryan Permata, mengatakan keamanan pangan merupakan syarat memperoleh makanan yang bergizi. Ia pun membagi tips menyimpan makanan dan kunci menjaganya tetap aman dikonsumsi keluarga.
"Karena ketika sudah aman, baru pangan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi, membantu orang dewasa untuk hidup sehat dan aktif serta anak-anak untuk tumbuh dan berkembang," kata Dilaekha dalam diskusi daring, Rabu, 28 Agustus 2024.
Dia menjelaskan pangan yang aman harus terbebas dari tiga jenis cemaran, yakni biologi yang meliputi kuman atau bakteri, cacing parasit, dan protozoa. Kemudian, cemaran kimia yang meliputi mikotoksin atau racun yang dihasilkan jamur, logam berat, dan bahan kimia berbahaya seperti boraks, formalin, dan pewarna tekstil. Lalu ada cemaran fisik yang mencakup kuku, serangga, rambut, dan kerikil.
Langkah menyimpan makanan
Dilaekha menyebut dalam menjaga keamanan makanan yang akan dikonsumsi perlu menerapkan beberapa langkah penting. Pertama, pastikan membeli pangan yang aman. Ia mengurutkan kategori makanan dari yang paling aman dibeli yakni makanan kering, roti-rotian, produk olahan susu, makanan segar atau dingin, makanan beku, dan yang terakhir makanan siap saji.
Kedua, pastikan menyimpan pangan secara aman. Dilaekha menjelaskan penyimpanan terbagi menjadi tiga kelompok, yakni suhu ruangan untuk makanan kering, kulkas yang bersuhu 4-8 derajat Celsius, dan suhu beku -18 derajat Celsius yang biasa digunakan untuk makanan beku.
Dalam menyimpan pangan, ia menganjurkan menggunakan prinsip FIFO dan FEFO. FIFO atau First In First Out yang mengurutkan rotasi penyimpanan dan pengeluaran makanan berdasarkan lama waktu penyimpanannya.
"Untuk pangan segar kita biasanya menggunakan prinsip FIFO yaitu First In First Out. Jadi yang pertama kali masuk adalah yang pertama kali dikeluarkan," ujarnya.
Sedangkan FEFO atau First Expired First Out mengacu pada perputaran penyimpanan dan pengeluaran makanan berdasarkan waktu kedaluarsa. Prinsip ini umumnya digunakan untuk jenis pangan dalam kemasan. Ketiga, pastikan pangan dimasak sampai matang sempurna, terutama segala jenis daging, untuk memusnahkan semua kuman atau bakteri berbahaya yang ada di dalamnya.
"Kalau memasak daging, daging unggas kemudian daging merah, itu harus sampai matang supaya mikroorganisme yang ada di dalamnya mati sempurna," jelasnya.
Ia tidak menganjurkan mengonsumsi daging atau telur dalam keadaan setengah matang karena berisiko menimbulkan penyakit yang disebabkan bakteri atau kuman berbahaya. Misalnya salmonella yang bisa menyebabkan demam, diare, hingga tifus.
Keempat, sajikan pangan secara aman, yang berarti penyajiannya disesuaikan peruntukannya. Misalnya makanan hangat harus disajikan dalam suhu hangat, begitu pun sebaliknya. Terakhir, jaga kebersihan diri, terutama dengan mencuci tangan sebelum mengolah maupun mengonsumsi makanan.
"Mencuci tangan jangan buru-buru. Semua bagian tangan harus terkena sabun dan air, mulai dari jempol, sela-sela jari, kuku tangan, dan telapak tangan harus terkena sabun dan air yang mengalir," ujar Dilaekha.
Pilihan Editor: KemenPPPA Sarankan Orang Tua Pilih Susu Cair untuk Anak