TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak lulusan Universitas Gadjah Mada, Fitria Mahrunnisa, menjelaskan pentingnya orang tua mengenalkan beragam makanan sejak dini kepada anak untuk mencegah kebiasaan pilih-pilih makanan. Selain itu, orang tua bisa menghadirkan suasana makan yang menyenangkan dan menu makanan yang bervariasi untuk melatih anak mengonsumsi beragam makanan agar tidak hanya memilih makanan yang disukai.
"Cara utama tetap mengenalkan beragam makanan dari mulai awal MPASI dengan menetapkan feeding rules (aturan makan) dan responsive feeding (pemberian makan responsif) untuk anak," jelasnya.
Baca juga:
Dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengatakan penerapan aturan makan dan pengenalan pilihan jenis makanan sejak masa pemberian makanan pendamping ASI atau MPASI akan membiasakan anak mengonsumsi beragam makanan.
"Anak dapat diberikan makanan padat kalori seperti gadon sapi, perkedel kentang daging dan telur, puding jagung susu keju. Perhatikan tekstur MPASI anak sesuai usia. Keterlambatan menaikkan tekstur dapat menyebabkan GTM (gerakan tutup mulut) pada anak," kata Fitria.
Bangun kebiasaan makan
Dia mengatakan kebiasaan memilih makanan yang disukai saja biasanya muncul ketika anak memasuki usia 1 tahun dan merasa sudah mandiri. Jika anak sudah terlanjur punya kebiasaan memilih makanan maka orang tua bisa membangun kembali kebiasaan makan anak dengan mencampurkan makanan kesukaan dengan jenis makanan lain.
Baca juga:
Fitria mengatakan anak-anak perlu dikenalkan pada beragam sumber karbohidrat selain nasi, seperti kentang dan jagung, agar tidak bosan. Upaya mengenalkan jenis makanan baru butuh waktu. Anak yang semula menolak diberi jenis makanan baru mungkin bisa menerimanya setelah 10-12 kali pemberian. Orang tua juga bisa mencoba mengubah rasa, tekstur, dan bentuk makanan agar anak secara bertahap bisa menerimanya.
"Contohnya, anak yang suka buah dapat mencampurkan makanan dengan sensasi buah seperti mango sticky rice, ayam nanas," ujarnya.
Pilihan Editor: Tata Cara Memberi MPASI yang Dianjurkan Dokter Anak, Hindari Diet Vegan