TEMPO Interaktif, Setelah separuh dekade menanti, pada 20 Januari 2010, pasangan Ilham dan Siti akhirnya dikaruniai bayi kembar perempuan serta laki-laki. Masing-masing berbobot 2.985 gram dan 2.550 gram, dengan panjang 48 sentimeter dan 47 sentimeter.
Kedua bayi itu adalah hasil program bayi tabung di Klinik Yasmin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, sejak 2009. Sebelumnya, Siti, 36 tahun, diketahui mengalami penyumbatan di saluran telur rahimnya. Sedangkan sperma sang suami, yang berusia 40 tahun, dinilai dokter, juga kurang gesit.
Gangguan kesuburan, menurut spesialis kebidanan dan kandungan RSCM, dr Budi Wiweko, SpOG, memang bisa disebabkan oleh faktor suami atau istri, bahkan kombinasi keduanya. Yang termasuk faktor istri, misalnya, gangguan pematangan sel telur, penyumbatan saluran telur--seperti Siti--atau gangguan rahim dan indung telur.
Sementara yang termasuk faktor pria adalah masalah sperma, dimulai dari pergerakan atau jumlahnya yang sedikit, bahkan tak ada sama sekali. "Ingat, 35 persen gangguan kesuburan pasutri (pasangan suami-istri) disebabkan oleh faktor sperma. Jangan selalu menyalahkan perempuan!" ujar Budi saat melakukan presentasi di Women Health Expo di Hotel Sahid Jakarta beberapa waktu lalu.
Nah, bayi tabung ini menjadi metode pembantu pasangan yang seret mempunyai anak karena kelainan organ reproduksi. Teknisnya, Budi menjelaskan, dokter akan mengambil sel telur dari indung telur perempuan dengan alat khusus. Lalu sel telur ditaruh di mangkuk kaca dan dipertemukan dengan sperma suami--yang diambil langsung dari "pabriknya", yaitu buah zakar.
Setelah terjadi pembuahan di mangkuk itu, dua atau tiga embrio alias janinnya ditanam kembali ke rahim si calon ibu. Selanjutnya, si calon ibu mengalami masa kehamilan dan melahirkan anak seperti perempuan normal lainnya.
Menurut Budi, program bayi tabung memakan waktu selama 4-6 pekan. Itu dari pemeriksaan USG, hormon, saluran telur dan sperma, hingga penanaman embrio. "Keberhasilan program ini sebesar 40-50 persen," ujar dokter yang juga praktek di Rumah Sakit Pondok Indah ini.
Di Indonesia, kata Budi, bayi tabung pertama lahir pada 1988, dan kini berusia 22 tahun. Sekarang ia duduk sebagai mahasiswa Universitas Tarumanagara, Bandung. Sebagai ukuran, tiap tahunnya ada sekitar 1.500 pasien bayi tabung dengan persentase 300-400 kehamilan. Sementara itu, produk bayi tabung di seluruh dunia kini mencapai 4 juta jiwa.
Dari studi di Eropa pada 1.500 bayi tabung, seperti disampaikan oleh Budi, diketahui bahwa tidak ada perbedaan dalam hal kecacatan, tumbuh-kembang, kelainan organ, maupun tingkat intelektualitas, dibandingkan dengan program kelahiran normal dan inseminasi. Inseminasi adalah metode kehamilan dengan menyemprotkan sperma ke dalam rahim calon ibu, sehingga pembuahannya tetap terjadi di dalam tubuh manusia.
Banyaknya orang yang mengikuti program bayi tabung ini disebabkan oleh angka gangguan kesuburan yang semakin meningkat. Menurut Budi, perempuan sekarang menikahnya telat. Berbeda dengan zaman dulu, yang begitu menstruasi, langsung menikah. Kini mereka lebih memilih sekolah dan karier.
Padahal semakin tua usia perempuan, semakin tinggi kemungkinan terganggu kesuburannya. Di Jepang, perempuan rata-rata menikah pada usia 35 tahun. Dan satu di antara 22 bayi di sana adalah produk bayi tabung. Sedangkan di Negeri Abang Sam, perbandingannya lebih rendah, yaitu 1 : 60.
Namun gangguan kesuburan tidak cuma berkaitan dengan usia, tapi bisa juga berkaitan dengan polusi. Polusi bisa memicu penyakit kista cokelat di dalam rahim, yang disebabkan oleh pencemaran zat bioksin--bahan dasar plastik--seperti di Jakarta.
Banyak yang menyebutkan bahwa bayi tabung adalah bayi dari hasil tabungan. Pameo itu rasanya tidak terlalu keliru. Sebab, biaya untuk menjalani program ini di beberapa rumah sakit di Jakarta sekitar Rp 40-60 juta. Jadi, selamat menabung! | HERU TRIYONO
Faktor Penyebab Gangguan Kesuburan pada Pasutri
1. Sperma yang tidak dapat dikoreksi
2. Sumbatan pada kedua saluran telur
3. Endometriosis (kista cokelat) derajat sedang dan berat
4. Gangguan pematangan sel telur yang tidak dapat dikoreksi
5. Faktor yang tidak dapat dijelaskan
Komplikasi pada Program Bayi Tabung
1. Hiperstimulasi ovarium (ovarium terangsang mengeluarkan sel telur lebih banyak)
2. Kehamilan ganda atau kembar
3. Hamil di luar kandungan
4. Infeksi atau perdarahan saat pengambilan sel telur
| HERU TRIYONO | dr Budi Wiweko, SpOG