Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Karyawan Generasi Gadget  

image-gnews
womenonline.co.cc
womenonline.co.cc
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Dalam waktu satu setengah tahun, Intan sudah bekerja di tiga perusahaan. Awalnya ia menjadi staf bagian keuangan di perusahaan televisi kabel, lalu sebagai administrator perusahaan ekspor-impor susu, dan terakhir menjabat analisator salah satu bank asing di Jakarta.

Perempuan 25 tahun ini mengatakan perpindahannya karena belum menemukan pekerjaan yang cocok. "Masih mencari minat saya ke mana," ujarnya saat dihubungi Rabu lalu.

Tamat sebagai sarjana matematika dari perguruan tinggi negeri di Bandung, Intan memiliki banyak peluang kerja. Apalagi ia menggemari tantangan. "Saya senang dengan bidang kerja baru," ujarnya. Namun kelemahannya adalah cepat bosan jika telah menemukan ritme kerja yang konstan.

Di perusahaan terakhir, Intan belum menemukan pekerjaan yang tepat. Dia masih merasa perusahaan sekarang belum membuatnya nyaman. "Saya tidak menemukan tantangan yang besar," ucapnya. Intan merasa model kerja dan waktu sebagai analisator sangat statis.

Hal yang hampir serupa dialami Aulia Halimatussadiah, 27 tahun. Sebelum menjadi wirausahawati, ia bekerja di suatu perusahaan. Awalnya Aulia melakoninya berbarengan. Namun ia akhirnya memilih melepas statusnya sebagai karyawan. "Lebih baik merintis usaha sendiri," katanya saat ditemui bulan lalu.

Selain karena waktu kerja yang lebih fleksibel, Aulia merasa bekerja di tempat orang membuat karya ciptanya diklaim pihak lain. "Sekarang saya menikmati hasil karya sendiri," katanya.

Principal dan pendiri Headhunter Indonesia, Haryo Utomo Suryosumarto, mengatakan tipe pekerja sekarang dikenal sebagai generasi yang menuntut fleksibilitas kerja. Generasi ini dikenal dengan istilah Gen Y. Istilah ini diperkenalkan oleh William Strauss dan Neil Howe dalam bukunya, The History of America's Future, 1584 to 2069, yang diterbitkan 17 tahun lalu. Istilah ini menyebar secara global dan menjadi pembahasan oleh departemen sumber daya manusia perusahaan-perusahaan.

Generasi Gen Y dikenal sebagai generasi yang mobile. Mereka adalah generasi yang akrab dengan kecanggihan teknologi informasi, seperti gadget. Golongan Gen Y adalah orang yang terlahir setelah 1980. Namun, menurut Haryo, Gen Y tidak dibatasi usia.

Generasi ini lebih dicirikan dari karakternya. Haryo menilai generasi Y dalam ruang lingkup sumber daya manusia adalah generasi yang ingin bekerja tidak terikat waktu, yang menginginkan nilai diri bertambah melalui pekerjaan.

Haryo menilai Intan dan Aulia termasuk generasi dalam kategori Gen Y. Karakter positif dari generasi ini adalah semangat yang besar dan mempunyai ide-ide kreatif. Namun, karena banyak perusahaan yang kurang adaptif dengan generasi ini, membuat mereka sering berpindah perusahaan. "Turnover-nya tinggi," ujar Haryo saat dihubungi Rabu lalu.

Konsultan perekrutan karyawan ini menilai Gen Y merupakan generasi yang masih mencari minat dan bakatnya. "Mereka belum menemukan passion-nya," tuturnya. Karakter Gen Y lebih suka bergaya dan berkostum santai. Masalah busana ini kadang pertimbangan mencari tempat bekerja yang cocok. Tak mengherankan jika perusahaan mapan yang sudah memiliki budaya dan model kerja teratur dan konstan tak menjadi pilihan generasi ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Mereka lebih senang perusahaan yang membolehkan bekerja mengenakan kaus dan memiliki fleksibilitas waktu," katanya.

Menurut Haryo, generasi ini harus mulai mencoba menentukan waktu, berapa lama menemukan pekerjaan yang diminati. Meski ini tidak gampang, tentu saja. Ia menyarankan salah satu jalan menemukan minat adalah dengan memperhatikan kata hati.

"Kuncinya jujur kepada diri sendiri," katanya. Keinginan yang dipendam di hati merupakan bentuk minat dan bakat seseorang. Jika minat ini sudah ada dalam benak, Haryo menyarankan agar berani mengambil keputusan.

Karakter berikutnya adalah pekerja Gen Y lebih mengutamakan perusahaan yang mampu mendorong pekerjanya mendapatkan penampilan lebih oke. "Performance-nya bertambah," katanya.

Dengan ciri tersebut, banyak perusahaan yang menerapkan beragam kebijakan agar pekerja Gen Y bisa bergabung. Namun, menurut Haryo, yang perlu dihindarkan adalah pekerja yang bekerja dalam hitungan bulan. Manajemen perusahaan bisa melakukan uji psikotes saat rekrutmen. "Tes ini harus dioptimalkan."

Haryo menambahkan, perusahaan harus adaptif. Manajemen lebih baik menciptakan suasana kerja yang mampu mendorong kinerja pegawainya. Perusahaan yang seperti ini, kata Haryo, mampu meningkatkan kepercayaan diri dan membuat karyawan lapar akan prestasi. Ia menegaskan, memberi gaji dan bonus lebih besar bukan cara ampuh menarik karyawan yang bagus.

"Faktor nonmateri dianggap lebih penting bagi karyawan bertalenta bagus," ujarnya. Jika penampilan karyawan makin optimal, akan berdampak positif bagi perusahaan. Selain kontribusi makin besar, "Karyawan lebih menghargai perusahaan," katanya.

AKBAR TRI KURNIAWAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Boeing Umumkan Rencana PHK pada 10 Persen Karyawan

2 hari lalu

Logo Boeing terlihat di sisi Boeing 737 MAX di Farnborough International Airshow, di Farnborough, Inggris, 20 Juli 2022. REUTERS/Peter Cziborra
Boeing Umumkan Rencana PHK pada 10 Persen Karyawan

Boeing terus-menerus mengalami kerugian dan adanya aksi mogok kerja telah berdampak pada produksi penjualan pesawat


Kasus Pencemaran Nama Baik Jhon LBF, Septia Pilih Berdamai

5 hari lalu

Mantan buruh PT Hive Five, Septia Dewi Pertiwi meminta damai kepada mantan bosnya Henry Kurnia Adhi atau lebih dikenal dengan nama John LBF di agenda pemeriksaan saksi di PN Jakpus.  Septia sebelumnya dilaporkan John LBF atas dugaan pencemaran nama baik terkait perusahannya. Rabu, 9 Oktober 2024. TEMPO/ JIHAN RISTIYANTI
Kasus Pencemaran Nama Baik Jhon LBF, Septia Pilih Berdamai

Pengusaha Jhon LBF melaporkan eks karyawannya, Septia, atas dugaan pencemaran nama baik


Pemicu Gangguan Kesehatan Mental di Tempat Kerja

6 hari lalu

Ilustrasi PHK. Shutterstock
Pemicu Gangguan Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Menjaga kesehatan mental penting untuk dilakukan. Terutama di lingkungan kerja


Segini Iuran BPJS Kesehatan 2024 untuk Karyawan Swasta dan Cara Menghitungnya

7 hari lalu

Segini Iuran BPJS Kesehatan 2024 untuk Karyawan Swasta dan Cara Menghitungnya

Segini besaran iuran kepesertaan program JKN-KIS BPJS Kesehatan untuk karyawan swasta pada 2024 dan cara perhitungannya.


Tips Menjaga Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

7 hari lalu

Ilustrasi wanita stres saat bekerja. Shutterstock
Tips Menjaga Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

Kesehatan mental begitu penting untuk dijaga, terutama dalam lingkungan kerja.


Knowledge Power Up, Inisiatif Telkom Akselerasikan Budaya Belajar Karyawan

8 hari lalu

Demi mendukung langkah transformasi perusahaan sekaligus memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan, Telkom secara kontinyu  menerapkan berbagai program serta aktivasi belajar dan inovasi bagi seluruh karyawan, baik hard skill maupun soft skill. Dok. Telkom
Knowledge Power Up, Inisiatif Telkom Akselerasikan Budaya Belajar Karyawan

Telkom Indonesia hadirkan program Knowledge Power Up untuk memperkuat budaya belajar dan inovasi bagi karyawan.


Puluhan Karyawan Terbaik Alfamart Berangkat Umrah

21 hari lalu

Ika, sebagai karyawan terbaik Alfamart di 2023 mendapatkan hadiah umroh. Dok. Alfamart
Puluhan Karyawan Terbaik Alfamart Berangkat Umrah

Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi karyawan dalam bekerja, Alfamart memberangkatkan lebih dari 70 orang karyawannya untuk menunaikan ibadah umrah di tahun 2024.


Berapa Uang Tip yang Pas untuk Pegawai Hotel? Ini Besarannya

22 hari lalu

Hotel Capella Bangkok. Dok. capellahotels.com
Berapa Uang Tip yang Pas untuk Pegawai Hotel? Ini Besarannya

Berapa uang tip yang pas untuk pegawai hotel? Besarannya bervariasi tergantung pada pelayanan hingga kemampuan finansial.


Perusahaan Jepang di China Berencana Pulangkan Pegawai Usai Penikaman Siswa SD

24 hari lalu

Seorang wanita meletakkan karangan bunga di luar Sekolah Jepang Shenzhen, menyusul tewasnya seorang anak berusia 10 tahun setelah ditikam oleh seorang penyerang dalam perjalanan ke sekolah tersebut, di Shenzhen, provinsi Guangdong, Cina 19 September 2024. REUTERS/David Kirton
Perusahaan Jepang di China Berencana Pulangkan Pegawai Usai Penikaman Siswa SD

Beberapa perusahaan Jepang di China menawarkan untuk memulangkan stafnya setelah insiden penikaman maut di Shenzen, kata para karyawan


Amazon Hapus WFH, Minta Karyawan Kembali Bekerja di Kantor

27 hari lalu

Sebuah mesin pabrik tengah mendistribusikan sejumlah barang. Gudang terbaru Amazon.com menggunakan teknologi canggih untuk membantu pekerja mendistribusikan barang. Dobroviz, Republik Ceko, 8 September 2015. Martin Divisek/Getty Images
Amazon Hapus WFH, Minta Karyawan Kembali Bekerja di Kantor

Amazon mewajibkan karyawannya untuk berkantor penuh lima hari dalam sepekan.