TEMPO.CO, Bandung - Yayasan Syamsi Dhuha di Bandung meraih Sasakawa Health Prize 2012. Penghargaan internasional itu diberikan untuk upaya dan inovasi organisasi nirlaba yang peduli penyakit lupus dan low vision selama 8 tahun dalam bidang kesehatan.
Pendiri yayasan, Eko Pratomo, mengatakan kabar itu diperoleh dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) lewat surat. Mereka diundang ke markas besar WHO di Jenewa, Swis, pada 24 Mei 2012, untuk menerima penghargaan. “Kami merasa sangat bersyuku, dan penghargaan ini untuk semua pihak yang telah bekerja keras dan bahu-membahu dalam menjalankan berbagai program edukasi, sosialisasi, dan pendampingan,” ujarnya.
WHO memberikan penghargaan itu sejak 1984 atas inisiatif dan dana dari Ryoichi Sasakawa. Ia merupakan Presiden Sasakawa Memorial Health Foundation. Penghargaan diberikan untuk lembaga, individu, juga organisasi yang mempunyai gagasan inovasi dan luar biasa untuk kemajuan bidang kesehatan.
Indonesia, kata Eko, pernah dua kali menerima Sasakawa Health Prize. Pertama kali diberikan untuk program penggerak kesejahteraan keluarga (PKK) pada 1988 yang dinilai sukses memobilisasi wanita untuk mendukung program kesehatan masyarakat. Berikutnya diterima Handojo Tjandrakusuma untuk pencegahan dan rehabillitasi cacat bagi masyarakat pada 1992. ”Yayasan Syamsi Dhuha penerima tunggal penghargaan itu untuk 2012,” ujarnya.
Manajer Yayasan Syamsi Dhuha, dr. Shiane Hanako, menuturkan mereka diminta mengirim formulir kandidat beserta profil, kegiatan, dan rencana yayasan ke depan ke WHO pada akhir 2011 lalu. Sebelumnya, kata dia, mereka mendapat rekomendasi dari Kementerian Kesehatan. “WHO tidak berhubungan langsung untuk penjaringan calon tapi lewat kementerian kesehatan di seluruh dunia,” katanya.
Baca Juga:
Yayasan Syamsi Dhuha sejak 2004 berkampanye dan mengenalkan penyakit lupus lewat sosialisasi ke berbagai kalangan masyarakat. Lewat salah satu programnya, Care for Lupus, yayasan berupaya membesarkan hati dan mendampingi orang dengan lupus yang disebut sahabat Odapus dan keluarganya. Saat ini yayasan juga tengah menggelar sayembara obat suplemen bagi Odapus dari bahan tradisional Indonesia untuk kedua kalinya.
ANWAR SISWADI