TEMPO.CO, California - Siapa bilang keguguran tak bisa dipicu dari alat-alat yang terdapat di rumah. Sebuah penelitian menunjukan zat kimia yang ditemukan pada lusinan perangkat rumah tangga bisa meningkatkan risiko keguguran.
Peneliti dari Stanford University, California, Amerika, mengatakan perempuan hamil harus menghindari makanan kaleng, berhenti memanaskan makanan di wadah plastik, dan bahkan menghindari struk belanja. Alasannya, semua media plastik tersebut dikhawatirkan memiliki kadar Bisphenol A (BPA).
Dari hasil peneltiian ditemukan, bahwa perempuan hamil dengan kadar bisphenol A (BPA) yang tinggi di darahnya memiliki kecenderungan untuk mengalami keguguran hingga 80 persen.Dalam studinya, peneliti mengukur kadar zat kimia tersebut, yang ditemukan dalam plastik, botol minumal, kacamata, dan tempat CD, pada perempuan hamil yang telah terkonfirmasi oleh dokter.
"Perempuan yang keguguran dengan alasan tak diketahui seharusnya menghindari paparan BPA sebagai upaya menghindari satu faktor risiko," kata kepala peneliti Ruth Lathie, seperti dilansir Daily Mail, Senin, 14 Oktober 2013.
Luthie menambahkan perempuan hamil sebaiknya menghindari apapun yang melibatkan memasak atau menghangatkan makanan di wadah plastik. Sebab, saat pada suhu tinggi zat kimia bisa terlepas pada material plastik.
Dalam studi yang lain, National Institute of Child Health and Human Development, Amerika, mempelajari catatan 501 pasangan yang berusaha untuk hamil antara 2005-2009. Semua sampel urin pasangan dihitung kadar BPA dan phthalate-nya. Phthalate ini adalah zat kimia kelompok lain yang digunakan dalam plastik.
Peneliti lalu memonitor selama satu tahun dan mencatat bagaimana dan kapan pasangan itu bisa hamil. Anehnya, peneliti menemukan kadar phthalate yang tinggi mempengaruhi kesuburan pria, tapi tidak bagi perempuan. Perempuan yang pasangan prianya punya kadar phthalate yang tinggi tercatat 20 persen cenderung tidak bisa menghamili pasangan perempuannya dalam tahun itu.
"Zat-zat kimia tersebut menimbulkan keprihatinan kita semua," kata Linda Giudice, Presiden American Society for Reproductive Medicine. "Kami tidak tahu mekanisme biokimia yang pasti (menyebabkan keguguran) tetapi penelitian lain menunjukkan perlunya mewaspadai penggunaan bahan-bahan kimia ini," kata dia.
Temuan dari dua penelitian itu sejalan dengan badan PBB untuk kesehatan, WHO, yang bergerak untuk melarang phthalate dan BPA ditengah saran bahwa kedua zat kimia itu juga menyebabkan kanker payudara, leukimia, asma, dan cacat lahir. WHO mengatakan zat kimia itu punya implikasi serius untuk kesehatan dan pelarangan dibutuhkan untuk melindungi generasi penerus.
DAILY MAIL | AMIRULLAH