TEMPO.CO, London - Angelina Jolie punya pengaruh kuat tak hanya dalam hal kecantikan dan kemampuannya di dunia akting. Istri aktor Brad Pitt ini punya magnet dalam bidang riset dan kesehatan. Keberanian wanita kelahiran Los Angeles, 4 Juni 1975, ini melakukan masektomi ganda untuk mencegah kanker payudara berdampak positif.(Baca: Banyak Wanita Ikuti Langkah Angelina Jolie)
Gara-gara keberanian Jolie, dikabarkan di Inggris jumlah rujukan ke klinik kanker payudara meningkat dua kali lipat. Dalam laporan yang diterima BBC pada Jumat, 19 September lalu, hal itu merupakan efek langkah pemeran Lara Croft dalam film Tomb Raider menjalani operasi pada Mei tahun lalu. Jolie memutuskan ingin dioperasi setelah diberitahu bahwa risikonya terserang kanker payudara sebanyak 87 persen karena faktor keturunan.
Menurut sebuah penelitian, sejumlah perempuan yang memiliki catatan penyakit kanker dalam sejarah keluarganya terdorong untuk mendapatkan petunjuk pencegahan penyakit ini. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa satu dari 500 orang berisiko tinggi terkena kanker payudara karena faktor keturunan.
Sebuah tim yang dipimpin oleh Prof Gareth Evans dari University of Manchester, Inggris, mengatakan, "Apa yang dilakukan Angelina Jolie telah meninggalkan dampak global, dan terlihat adanya jumlah peningkatan kunjungan ke pusat-pusat pencegahan kanker."
Sejumlah peneliti dunia melihat banyak rujukan ke 20 pusat genetik dan klinik di Inggris setelah kabar tentang operasi Jolie mencuat pada Mei 2013. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Breast Cancer Research juga menemukan jumlah rujukan tetap yang terjadi di dari Agustus hingga Oktober 2013.
"Pernyataan Angelina Jolie bahwa dia memiliki mutasi BRCA1 dan melakukan langkah masektomi untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara (Baca: Banyak Tahi Lalat Tanda Kanker Payudara?) memiliki dampak yang lebih besar dibanding pernyataan para selebritas lain, mungkin karena citranya sebagai wanita glamor dan kuat," kata Prof Evans, peneliti dari Breast Cancer Research.
Evans juga mengatakan, "Hal ini akan mengurangi kekhawatiran pasien tentang hilangnya identitas seksual pasca-operasi dan mendorong sejumlah orang menjalani pengujian genetis."
Seperti diketahui, kebanyakan kanker payudara terjadi secara kebetulan pada sejumlah kecil orang mewarisi salah satu gen kanker payudara yang dikenal dengan nama BRCA1, BRCA2, atau TP53. "Sekali lagi, keberanian Jolie menjadi inspirasi dan kesadaran para wanita untuk mencegah kanker payudara. Penyakit ini tercatat sebagai salah satu penyakit yang mematikan," kata Evans.
HADRIANI P | BBC
Terpopuler
Batik Banyuwangi di Mata Priscilla Saputro
Bagteria, Tas Lokal Favorit Paris Hilton
Rumah Sakit Singapura Bangun Ruang Isolasi Ebola
Buku tentang Kiprah Industri Kreatif di Indonesia
Sebuah Katalog Lengkap 50 Kreator Bersinar Indonesia