TEMPO.CO , Jakarta:Ada sejumlah obat untuk mengobati epilepsi pada anak-anak. Belakangan ini, ada kemajuan yang menghadirkan obat baru, meski begitu bukan berarti dengan obat baru akan mennjadi obat ampuh dan manjur mengobati epilepsi. Dalam sebuah penelitian, obat batu hanya membantu, tetapi tidak menjadi obat ajaib yang bertanggung jawab untuk perbaikan dalam mengobati epilepsi. (Baca: Tersangka Ospek Sabhawana SMA 3 Sakit Epilepsi)
Penelitian ini juga memaparkan hanya beberapa, sekitar 20 atau lebih obat yang digunakan untuk mengobati kejang yang telah disetujui para ahli medis dan dipakai untuk anak-anak. Umumnya, dokter juga hanya meresepkan salah satu obat untuk pasien epilpesi pada anak.
Yang terpenting, supaya berhati-hati dalam mencoba obat epilepsi kepada anak-anak. Apalagi bila pemakaiannya berlangsung hingga dewasa, pastikan meraka aman. Penelitian ini juga menegaskan perlunya berdiskusi dengan dokter untuk memberikan obat epilepsi pada buah hati Anda. (Baca: Separuh Anak Epilepsi Derita Penyakit Penyerta)
Penelitian ini juga menerangkan tentang banyaknya obat epilepsi yang menyebabkan efek samping. Karena itu, sebaiknya perlu banyak diskusi dan bertanya dengan dokter. Sebab, efek samping obat epilepsi ini seperti depresi, mudah tersinggung, dan hiperaktif.
Efek samping ini harus diperiksa dokter, termasuk untuk masalah ruam yang dapat menunjukkan reaksi alergi yang mungkin berbahaya terhadap obat tersebut.
Adapun obat untuk kejang parsial adalah Tegretol atau Carbatrol (carbamazepine), Dilantin (fenitoin), dan Depakote (divalproex sodium). Obat-obatan ini memiliki efek samping untuk masalah perut, kelelahan dan tumbuhnya rambut berlebih. (Baca: 5 Cara Cegah Gangguan Perilaku Anak Epilepsi)
Beberapa obat lain yang digunakan untuk mengobati berbagai bentuk epilepsi adalah Neurontin (gabapentin), Topamax (topiramate), Trileptal (oxcarbazepine), Gabitril (tiagabine hidroklorida), Keppra (levetiracetam), Lamictal (lamotrigin), Zonegran (zonisamide), Oxteller XR (oxcarbazepine), dan Felbatol (felbamate). Obat-obatan ini juga memiliki efek samping dengan gejala seperti rasa pening, penglihatan ganda, pusing, rasa mual, ada ketidak seimbangan pada kaki dan ruam. (Baca: Prenatal Diagnostic Tingkatkan Survival Bayi)
RIZAL ADITYA| WEBMD
Terpopuler
Kafein, Antara Hipertensi dan Kanker Kulit
Hipertensi, Silent Kiler Yang Picu Kematian
Gejala Migrain yang Wajib Diketahui
Tujuh Perawatan Cegah Komplikasi Diabetes
Poppy Amalya, Motivasi Afirmasi Salat dan Tirakat