TEMPO.CO, Jakarta - Di banyak keluarga, anak sulung cenderung lebih dekat dengan ayahnya. Sementara adiknya biasa lebih lengket ke ibunya. Para psikolog menilai pola tersebut sehat.
Penyebab terbentuknya pola itu adalah adanya peran bapak dalam pengasuhan. Awalnya, kelahiran adik membuat kasih sayang yang biasa dinikmati si sulung seorang terpecah. Sang kakak pun jadi lebih rewel dan bandel untuk mencari perhatian.
Seperti yang dialami presenter Choky Sitohang. Bapak dua anak itu menyebutkan putri pertamanya, Abigail, sempat merajuk lantaran sang ibu sibuk mengurus adiknya, Elsa. Padahal, sebelumnya, si sulung yang berumur 4 tahun itu tak bisa dipisahkan dari Chaca, istri Choky. “Awalnya, dia sangat manja kepada ibunya,” ujar Choky seperti ditulis Koran Tempo, Senin, 5 Oktober 2015.
Choky dan istrinya pun berbagi tugas. Sementara Chaca fokus mengasuh Elsa, Choky mengurus Abigail. Pada awalnya, Choky merasa beban itu berat. Apalagi selama ini ia hanya jadi “ban serep” lantaran ikatan psikologis Abigail lebih kuat ke ibunya. Namun, demi mencegah Abigail kehilangan perhatian, sebagai papa yang baik, Choky memulai “pedekate”-nya.
Psikolog dari Universitas Indonesia, Rini Hildayani, menyebutkan peran ayah memang sangat krusial dalam tumbuh kembang si kecil. Apalagi untuk anak sulung yang sedang "caper" dan cemburu kepada adik bayi yang ketiban perhatian. “Ini karena si ibu akan fokus pada adik bayi yang baru lahir, jadi ayahlah yang bisa 'mengambil alih' si sulung,” ujarnya.
Menurut Rini, ayah bisa mengajari si sulung soal pentingnya toleransi serta pengendalian stres dan emosi. Ini penting agar si sulung tak lagi menganggap adik bayi sebagai “ancaman” terhadap eksistensinya. Ayah pula yang bisa mendampingi si kakak belajar berbagi, termasuk dengan sang adik, kelak.
Cara lainnya adalah dengan melibatkan diri dalam aktivitas si sulung. Ayah bisa mulai melakukan tugas yang biasanya dilakukan ibu, seperti memandikan si sulung, menemaninya belajar, menonton televisi bersama, bermain, juga mengisi akhir pekan. Menurut Rini, peralihan tugas itu sebaiknya ayah lakukan sebelum adik bayi lahir, agar si sulung tak memprotes menyikapi perubahan dalam keluarganya. “Sekarang si kakak jadi milih saya. Dimandiin, nonton tv, dan dijelasin pelajaran sekolah juga maunya dengan saya,” kata Choky, 33 tahun.
Rini mengatakan lingkungan di Indonesia yang cenderung patriarkis memang cenderung “menghambat” para ayah yang ingin terlibat lebih banyak dalam pengasuhan anak. Padahal, dia melanjutkan, penelitian sejak puluhan tahun silam menyatakan peran ayah dalam pengasuhan bisa menjauhkan anak dari sikap agresif, cemas, nakal, dan sukar berinteraksi di lingkungan.
ISMA SAVITRI | REZA MAULANA