TEMPO.CO, Jakarta - Kebanyakan orang menghadapi tantangan berat ini ketika tengah berdiet: setop mengemil. Susahnya, selain sudah jadi kebiasaan, kebanyakan kudapan punya rasa gurih dan manis yang membikin ketagihan. Padahal, kedua rasa itu punya konsekuensi kurang baik pada kesehatan. Coba cek, berapa kali dalam sehari Anda mengudap, atau pun “numpang” mencomot cemilan kawan sekantor?
Kata ahli gizi dan diet, Toby Amidor, seperti dikutip dari laman situs Huffington Post, ada cara yang bisa dilakukan untuk mengakali kebiasaan ngemil, yakni dengan memilih jenis makanan yang lebih sehat dan rendah kalori. “Cara kita memilih cemilan punya efek besar pada kesehatan,” ujarnya, Senin, 12 Oktober 2015.
Selain itu, Amidor menambahkan, ada sejumlah hal yang mesti “dipikirkan” sebelum kita melanjutkan kebiasaan mengemil. Ini sekaligus untuk menyadarkan kita, apakah termasuk golongan pengemil sehat ataukah tidak.
1.Betul-betul butuh cemilankah?
Amidor menjelaskan, kita mesti terlebih dulu menyadari pemantik nafsu mengemil. Apakah karena lapar atau sebab emosional, seperti bosan, semangat, atau justru stres. Cek juga kapan hasrat mengemil Anda menyeruak. Kalau Anda baru saja sarapan satu jam lalu, atau akan segera makan malam, mungkin itu waktu yang pas untuk mengemil.
Tips: coba bikin hitungan. Siapkan 1-3 kudapan untuk sehari. Bagi Anda yang hanya butuh 1500 kalori sehari, mungkin bakal butuh satu cemilan saja. Sementara mereka yang butuh kalori berlebih, atau yang aktivitasnya banyak, akan memerlukan 2-3 cemilan. Waktu terbaik untuk menjadwalkan kegiatan ngemil dalam sehari adalah ketika kita menjalani lebih dari lima jam tanpa asupan makanan, dan ketika lapar.
Baca Juga:
2. Ini cemilan, atau “hadiah”?
Cemilan adalah penganan yang mengandung nutrisi seperti protein, serat, dan kalsium yang mestinya membuat tubuh sehat. Sementara sebuah penganan bisa kita sebut “hadiah” jika tak mengandung cukup nutrisi yang diperlukan tubuh. Contoh cemilan sehat, kata Amidor, adalah yogurt, kacang-kacangan, dan buah. Sedangkan “hadiah” adalah donut, biskuit, dan kue. Anda sendiri lebih demen yang mana?
Tips: Pilih cemilan yang mengandung kalsium seperti susu dan yogurt, atau yang mengandung protein seperti selai kacang. Anda juga bisa memilih penganan sehat seperti alpukat, buah, sayuran, dan biskuit gandum.
3. Apakah Anda sudah kelebihan karbohidrat?
Kendati biskuit gandum dan buah segar tergolong menyehatkan, kedua penganan itu akan lebih mantap jika dikombinasikan dengan protein maupun lemak baik. Ini karena proten dan lemak baik membantu tubuh mempertahankan rasa kenyang lebih lama.
Tips: Coba kombinasikan biskuit gandum dengan selai kacang, atau dengan irisan stroberi dan yoghurt tanpa lemak jahat.
4. Porsi ngemil Anda pas atau lebay?
Walau yang Anda kudap cemilan sehat, tapi porsinya tetap harus diperhatikan agar tak malah menumpuk kalori di tubuh. Contohnya almond. Jika kamu makan tiga genggam tangan almond, itu sama saja dengan mengasup 500 kalori dan 42 gram lemak. “Idealnya cemilan hanya mengandung 125-250 kalori saja,” ujar Amidor.
Tips: hitung baik-baik asupan cemilan Anda. Almond memang pilihan oke, tapi lebih baik jika disantap 0,5-1 ons saja. Satu ons almond megandung 162 kalori, 14 gram lemak, 6 gram protein, dan 3 gram serat. Jika Anda hanya menyantap 0,5 ons saja, tambahi dengan irisan buah atau keju agar lebih mengenyangkan.
5. Sering “lupa daratan” saat mengemil?
Sebagian dari kita mungkin terkadang tak sadar sudah menghabiskan sebungkus besar keripik jagung sembari menonton televisi ataupun menggarap tugas kantor. Bahkan, ada kalanya, Anda sampai tidak ngeh dengan rasa cemilannya, saking sibuknya mengunyah sekaligus menggarap tugas.
Tips: sejak awal siapkan cemilan sesuai ambang batas kalori di sebuah piring atau mangkok. Nikmati cemilan tanpa “gangguan” seperti telepon seluler, laptop, televisi, dan alat elektronik lain.
ISMA SAVITRI | HUFFINGTON POST