TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari terakhir ini nama Setya Novanto menjadi buah bibir di mana-mana. Ini terutama ketika petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah dan berusaha menahan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tersebut.
Seperti diberitakan TEMPO 16 November 2017, disebutkan saat itu Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menyambangi rumah Setya Novanto di Jalan Wijaya XIII Nomor 19, Jakarta Selatan, setelah digeledah malam sebelumnya.
Saat itu, Idrus datang ke rumah Ketua Umum Partai Golkar itu sekitar pukul 08.00. Idrus mengatakan ia datang untuk melihat kondisi keluarga Setya setelah petugas Komisi Pemberantasan.
"Saya kira keluarga Ketua Umum [Setya Novanto] perlu penguatan," kata Idrus.
Tak heran memang, seperti disebutkan psikolog Rosemini , tingkah laku orang tua jadi panutan untuk anaknya. Baca juga: Berpura-pura Sakit atau Malingering, Apa Itu? Kenali 4 Tandanya
Menyaksikan orang tuanya menjadi pembicaraan di mana-mana karena perbuatannya, maka tak hanya orang tua tersebut yang terkena dampaknya, tapi sang anak itu juga mendapat konsekuensi sosial itu. “Jadi dampak negatif dari apa yang dilakukan anggota keluarga terutama orang tua akan berdampak pada anak dan keluarga,” katanya kepada TEMPO, Sabtu 18 November 2017 pagi.
“Lingkungan bisa memojokkan anak-anak itu padahal mereka tidak berbuat apa-apa,” katanya menambahkan
Sosok yang akrab dipanggil Romi ini juga menyarankan, karena anak-anak tersebut sudah besar, maka mereka harus menunjukkan tingkah laku yang berbeda dari orang tuanya. “Dan berusaha belajar berdiri sendiri dan tidak menggunakan nama orang tuanya,” katanya.
Romi juga berharap orang tua satu lagi bisa memberikan contoh yang baik pada anaknya. “Juga menjelaskan pada anak agar tidak tergelincir di kesalahan yang sama,” katanya. Baca juga: Film Musikal Efektif Ajarkan Budi Pekerti, Ini Kata Psikolog
Oleh karena itu, menurut Romi, pelajaran moral seperti kemampuan untuk membedakan mana yang baik atau buruk, harus diberikan pada anak sejak balita. “Stimulasi moral dimulai dengan mengajarkan virtue atau hal yang esensial dari moral. Yaitu menumbuhkan empati, kontrol diri, nurani, kindness, respek , toleransi,berlaku adil,” katanya sambil menambahkan kalau, ke 7 [esensi moral] itu diberikan pada anak maka besar kemungkinan anak jadi tahu tentang moral.