Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pernah Kontak Penderita Difteri? Lakukan 4 Hal ini

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ekspresi seorang siswa saat imunisasi penyakit difteri yang di lakukan oleh dinas kesehatan DKI Jakarta di SMAN 33, Cengkareng, Jakarta, 11 Desember 2017. Penyakit difteri yang menyerang anak-anak dan orang dewasa telah mewabah di beberapa wilayah Indonesia. Tempo/Ilham Fikri
Ekspresi seorang siswa saat imunisasi penyakit difteri yang di lakukan oleh dinas kesehatan DKI Jakarta di SMAN 33, Cengkareng, Jakarta, 11 Desember 2017. Penyakit difteri yang menyerang anak-anak dan orang dewasa telah mewabah di beberapa wilayah Indonesia. Tempo/Ilham Fikri
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini Angka kematian akibat penyakit menular difteri bertambah. Sepanjang Desember, enam orang telah meninggal akibat bakteri yang menyerang saluran pernapasan bagian atas itu. Jumlah kematian akibat difteri meningkat menjadi 38 dari 32 kasus selama Januari-November 2017.

Direktur Surveilans dan Karantina Kementerian Kesehatan, Jane Soepardi, mengatakan, hingga Senin 11 Desember 2017, ada lebih dari 600 laporan pasien difteri dirawat di 20 provinsi. Jumlah ini masih bisa terus bertambah karena imunisasi ulang bagi anak berusia 0-19 tahun baru dilaksanakan secara serentak kemarin. “Masih ada laporan penambahan pasien difteri di daerah-daerah,” kata Jane, Senin 11 Desember 2017. Baca: Malas Bersihkan Riasan Wajah, Awas Infeksi Mata dan 4 Dampak lain

Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri 'Corynebacterium diphtheriae' yang sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan kematian anak melalui obstruksi larings atau miokarditis akibat aktivasi eksotoksin. Difteri sangat menular melalui droplet atau percikan air liur. Gambaran klinis difteri adalah demam 38C, pseudomembran putih keabu-abuan, tak mudah lepas dan mudah berdarah di faring, laring atau tonsil, sakit waktu menelan, leher bengkak seperti leher sapi (bull neck), karena pembengkakan kelenjar getah bening leher, dan sesak nafas disertai bunyi.

Dokter Spesialis Anak FX Wikan Indrarto mengatakan apabila ditemukan satupun anak penderita difteri, sudah merupakan Kejadian Luar Biasa. “Difteri harus dihadapi dengan mekanisme penderitanya segera dibawa ke rumah sakit, diisolasi dan mendapatkan pengobatan antibiotik dan Anti Difteri Serum (ADS),” kata Wikan melalui pesan singkat Selasa 12 Desember 2017. Baca: Foto Setya Novanto Buat Pria ini Sadar Menderita Sleep Apnea

Wikan mengatakan selain orang yang terinfeksi difteri, perlu pula dipikirkan orang yang pernah kontak dengan penderita difteri. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan kepada orang yang berstatus ‘kontak penderita’ itu. Orang-orang yang dianggap penting atau pernah melakukan kontak dengan penderita difteri alias kontak penderita adalah orang yang tinggal satu rumah, yang berbagi peralatan makanan minuman yang mungkin terkena sekret penderita.

Menurut Wikan, hal pertama yang perlu dilakukan kepada orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien terdiagnosis difteri perlu diberikan antibiotik eritromisin 500 mg selama 7-10 hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, jika hasil laboratorium orang yang berstatus kontak penderita juga positif, maka dilanjutkan pemberian antibiotik selama 7-10 hari lagi, sampai hasil pemeriksaan laboratoriumnya negatif. Selain itu, juga dilakukan pemantauan kontak penderita, agar obat diminum sesuai aturan. Baca: Madhang.id, Aplikasi Masakan Rumahan ala Kaesang Pangarep

Ketiga, upaya lainnya untuk memutus rantai penularan penyakit difteri perlu dilakukan Outbreak Respon Imunisasi (ORI) dalam waktu sesingkat-singkatnya setelah KLB diumumkan. Ruang lingkupnya meliputi seluruh anak balita di wilayah dimana kasus ditemukan. Luasnya ORI adalah pada wilayah KLB, minimal 1 wilayah puskesmas atau kecamatan, dan wilayah sekitar yang beresiko berdasarkan kajian epidemiologi.

“Terakhir, ORI dilakukan pada semua anak, tanpa melihat riwayat imunisasi DPT sebelumnya dan tanpa menunggu hasil laboratorium,” kata Wikan mengingatkan. Program ORI dilakukan pada semua anak di daerah KLB mulai umur 1 sampai 19 tahun, tanpa melihat status imunisasi. Jadwal pelaksanaan ORI adalah 0, 1 dan 6 bulan dengan menggunakan vaksin yang sesuai dengan usia anak dan jenis vaksin yang tersedia.

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

41 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.


Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

9 Oktober 2023

Ilustrasi vaksin difteri. shutterstock.com
Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

Difteri dapat menyebabkan kematian dalam waktu 48-72 jam jika tidak ditangani secara serius. Segera kenali gejalanya agar cepat mendapat pertolongan.


Nigeria Umumkan Wabah Difteri

8 Juli 2023

Seorang siswa menangis saat mengikuti suntik imunisasi Difteri Tetanus (DT) dan Tetanus difteri (Td) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) II Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, 8 Oktober 2015. Vaksin DT berfungsi untuk mencegah penyakit campak, tetanus dan difteri. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Nigeria Umumkan Wabah Difteri

Otoritas kesehatan di Nigeria mengumumkan negara itu sedang mengalami wabah penyakit difteri setelah terjadi kematian akibat penyakit ini.


Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

4 Juli 2023

Ilustrasi daun bidara. Shutterstock
Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

buah bidara dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit


Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

13 Mei 2023

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati memberikan sambutan dalam Acara Puncak Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Mall Kota Kasablanka, Sabtu, 13 Mei 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

Jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah semakin beragam. Simak daftarnya


Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

7 Mei 2023

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

COVID-19 menyebabkan penurunan yang signifikan dalam imunisasi rutin anak. Ini strategi tingkatkan cakupan imunisasi nasional.


Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

29 April 2023

Balto, seekor anjing yang terkenal karena perannya dalam perjalanan kereta luncur anjing tahun 1925 melalui badai salju di Alaska untuk mengirimkan obat penyelamat ke kota Nome selama wabah difteri, ditampilkan di Museum Sejarah Alam Cleveland .REUTERS.
Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

Balto dipuja sebagai pahlawan - menjadi subjek dalam buku dan film. Ilmuwan, dalam penelitian terbaru menemukan keunggulan gen anjing tersebut.


Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

17 Maret 2023

Petugas melakukan pemeriksaan pasien suspect penyakit Difteri yang baru masuk, di Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, Banten, 7 Desember 2017. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Jawa Barat tercatat sebanyak 55 suspek dengan konfirmasi positif 13 orang hingga Februari 2023


Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

16 Maret 2023

Ilustrasi vaksin difteri. shutterstock.com
Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

Penyakit difteri akibat bakteri sangat mematikan.


Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

28 Juni 2022

Petugas medis Puskesmas Balongan memberikan imunisasi campak dan rubella kepada pelajar di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 14 Oktober 2020. Petugas kesehatan tetap melaksanakan program imunisasi untuk pelajar di tengah pandemi COVID-19 untuk menjaga kesehatan anak dari serangan penyakit. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

Dokter mengatakan campak, rubella, dan difteri masih menjadi ancaman bagi anak-anak dan harus segera dicegah penyebarannya melalui imunisasi.