Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sarden Bercacing: Waspada 2 Masalah Akibat Infeksi Cacing

image-gnews
Ilustrasi dokter/kesehatan. Pixabay.com
Ilustrasi dokter/kesehatan. Pixabay.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penemuan sarden bercacing menarik perhatian publik. BPOM RI melalui situs resminya bahkan telah mengumumkan 27 merek ikan makarel kalengan yang terindikasi mengandung cacing didalamnya. Cacing yang Anda temukan dalam ikan, secara teknis termasuk keluarga cacing anisakis.

Berbentuk larva warna putih, hewan parasit ini memiliki panjang sekitar 5 mm hingga 3 cm seperti pita. Anisakis sering ditemukan dalam spesies seperti makarel, salmon, saury, sarden dan kod. Bahkan belut mentah dan cumi juga bisa membawa kandungan cacing ini. Jika Anda konsumsi ikan mentah atau setengah matang, risiko infeksi akibat cacing mungkin akan Anda dapatkan.

Baca juga: Nonton Konser Bikin Panjang Umur, Intip Penelitiannya

Sebenarnya, cacing yang hidup di dalam usus ikan akan hilang dengan pembersihan yang tepat. Jika Anda mendinginkan ikan utuh sebelum membersihkannya, cacing akan memiliki kesempatan untuk membenamkan diri ke dalam daging ikan. Maka, sebaiknya setelah mendapatkan ikan untuk dikonsumsi Anda harus membersihkan ikan tersebut barulah menyimpannya.

Oleh karena itu, negara yang umum mengkonsumsi ikan mentah atau setengah matang seperti memiliki tingkat risiko cacingan lebih tinggi. Contohnya, Jepang dengan makanan khasnya, sushi.

Dilansir dari Japan Times, Departemen Kesehatan Lingkungan dan Keamanan Makanan Jepang, Haruka Igarashi, mengatakan bahwa peningkatan infeksi Anisakis yang dilaporkan dalam beberapa tahun terakhir mungkin sebagian besar karena meningkatnya kesadaran publik akan risiko konsumsi daging mentah. Baca: Ini 4 Dampak yang Muncul Jika Konsumsi Makanan Mengandung Cacing

Pemerintahan Jepang mendorong masyarakatnya sebagai konsumen untuk menyimpan ikan beku di bawah minus 20 derajat setidaknya selama sehari, atau memanaskannya setidaknya selama satu menit dalam suhu melebihi 60 derajat. Hal ini dianggap mampu membunuh larva yang ada dalam tubuh ikan. Hal lainnya yang harus Anda perhatikan adalah untuk memeriksa makanan laut dengan saksama sebelum membeli atau memakannya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gejala yang akan muncul akibat terinfeksi cacing biasanya termasuk sakit perut yang parah, mual, muntah dan demam ringan. Gejala ini berkembang dalam satu atau dua minggu setelah mengkonsumsi ikan yang terinfeksi. Menurut sebuah studi tahun 2008 yang diterbitkan dalam jurnal AS Clinical Microbiology Reviews, cacing Anisakis juga dapat menginduksi reaksi alergi dan hipersensitivitas kekebalan.

Seperti diberitakan pada Washington Post, dalam kasus terinfeksi cacing, ada dua macam masalah yang bisa berkembang. Pertama, kemungkinan cacing hanya akan merangkak esofagus, yaitu tabung makanan yang menuju ke perut manusia. Dampaknya akan membuat seseorang yang terinfeksi batuk-batuk.

Namun, pada sebagian orang, cacing bisa menggerogoti lambung Anda, menyebabkan rasa sakit, mual dan muntah dalam waktu 12 jam setelah makanan dikonsumsi. Tidak hanya itu, parasit ini juga bisa menjelajahi ke dalam usus kecil Anda. Dampaknya, akan timbul gejala menyerupai radang usus buntu, biasanya dalam kurun waktu satu minggu setelah mengkonumsi ikan yang terinfeksi. Baca: Big Bad Wolf 2018: Tak Hanya Buku, Ada juga Hotdog dan Es Kopi

Mengalami nyeri perut yang parah umumnya akan mengarah pada tindakan operasi. Dengan tujuan, cacing yang ada dalam tubuh Anda dapat ditemukan. Maka, orang yang memiliki rasa sakit yang parah setelah konsumsi makanan mentah atau setengah matang harus pergi ke dokter. Jika terindikasi infeksi cacing, pasien akan diberi tindakan medis endoskopi untuk menghilangkan cacing parasit tersebut.

WASHINGTONPOST | JAPANTIMES | FAO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

1 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

8 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

10 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

10 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

17 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

18 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

19 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

19 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

20 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

20 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?