TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda pernah berniat berganti profesi? Apakah Anda yakin karier Anda akan lebih baik setelah berganti profesi? Lalu kapan sebaiknya Anda memutuskan berganti karier?
Career coach sekaligus pendiri perusahaan konsultan pengembangan sumber daya manusia Daily Meaning, Alexander Sriewijono, menyebut beberapa hal yang kerap menjadi ganjalan bagi mereka yang ingin beralih profesi. Saat akan mengambil keputusan penting seperti alih profesi, Alexander mengajak Anda membayangkan tiga lingkaran. Baca: Waspadai Dampak Terlambat Sarapan bagi Penderita Diabetes
Baca Juga:
Lingkaran paling dalam adalah mengapa. Berikutnya, lingkaran bagaimana. Yang paling luar, apa. Anda diminta tidak berfokus pada lingkaran terluar saja. Artinya, jangan memikirkan pekerjaan apa yang Anda inginkan, bisnis apa yang hendak dijalani, atau bagaimana mendapat pekerjaan baru. Pikirkan lebih dulu mengapa harus berhenti bekerja dan mengapa ingin beralih profesi? “Sebelum Anda meyakinkan orang lain untuk beralih profesi, Anda harus meyakinkan diri sendiri dulu,” saran Alexander di Jakarta, pekan lalu. Baca: Pahlawan Agus Salim Pernah Bela Kartini, Intip Kisahnya
Pemikiran untuk beralih profesi biasanya terkait dengan fase perjalanan hidup dan karier seseorang. Setiap fase mempunyai prioritas yang berbeda. Waktu baru lulus kuliah misalnya, orang mencari pekerjaan dengan posisi bagus, gaji tinggi, menyasar perusahaan bergengsi, atau ingin mencari pekerjaan yang bisa memberikan proses belajar.
Setelah menikah, perempuan akan mulai berpikir agar bisa punya waktu lebih banyak di rumah dan mengurus anak. Inilah pentingnya mengetahui motivasi dalam diri. “Pertanyakan kembali, apa yang paling penting dalam hidup Anda? Dengan mengetahui hal apa yang paling diprioritaskan saat ini, Anda bisa mengetahui apakah ini saat yang tepat untuk beralih profesi atau tidak,” kata Alexander. Baca: Hari Kartini 2018, Mengapa 4 Tokoh Wanita Ini Sering Disebut?